Meyakini Kekuasaan Allah ada yang :
1. Dengan Asbab :
menciptakan manusia hasil dari perkawinan manusia ( Sunnatullah )
2. Tanpa Asbab :
menciptakan manusia tanpa ibu dan bapak seperti Adam AS
3. Berlawanan Asbab :
menciptakan manusia bertentangan dengan asbab, Isa AS lahir dari ibu yang suci, onta nabi sholeh yang lahir dari batu, tongkat nabi Musa AS menjadi ular.
Meyakini bahwa :
1. Allah Khaliq : Allah yang menciptakan
2. Allah Malik : Allah yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ciptaannya
3. Allah Razieq : Allah pula yang menjamin Rizki CiptaanNya
Meyakini bahwa :
1. Mahluk itu adalah ciptaan Allah
2. Sifat pada mahluk ini Allah yang memberikan
3. Allah kuasa merubah sifat pada mahluk
4. Sifat pada mahluk hanya setetes sifat di dalam khazanah Allah
Contoh :
Api itu adalah mahluk Allah. Sifat panas pada Api adalah Allah yang memberikan. Allah kuasa merubah sifat panas pada Api seperti Apinya Nabi Ibrahim AS yang menjadi sejuk. Sifat yang ada pada Api ini dibanding dengan sifat-sifat yang masih ada dalam khazanah Allah hanya seperti satu tetes air di lautan.
Meyakini bahwa :
1. Allah mampu memberikan manfaat dengan mahluk
2. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa seizin Allah
3. Allah tidak berhajat pada mahluk, tetapi mahluk berhajat pada Allah
4. Allah mampu memberikan manfaat tanpa mahluk
contoh :
“ Allah dapat menyembuhkan penyakit dengan obat. Obat tidak bisa menyembuhkan penyakit tanpa izin dari Allah. Obat adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Obat dapat menyembuhkan penyakit karena ada izin dari Allah. Tetapi Allah tidak memerlukan obat dalam menyembuhkan penyakit. Allah berkuasa menyembuhkan penyakit dengan obat ataupun tanpa obat.”
“ Allah dapat menghilangkan haus dengan air. Namun Air tidak bisa menghilangkan haus tanpa izin dari Allah. Air adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk yang berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Air dapat menghilangkan haus karena ada izin dari Allah. Allah mampu menghilangkan haus tanpa air.”
“ Allah mampu menggunakan Api untuk membakar. Tetapi Api tidak bisa membakar tanpa izin dari Allah. Api adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Api dapat membakar karena ada izin dari Allah. Allah berkuasa membakar tanpa api.”
• Meyakini bahwa :
1. Mahluk tidak bisa, Allahlah yang melakukannya
2. Mahluk untuk bisa berhajat pada Allah, Allah melakukannya tidak berhajat pada mahluk
3. Jika Allah berkehendak dapat dengan mahluk, jika Allah berkehendak bisa tanpa mahluk
4. La illaha Illallah
Contoh :
“Api tidak bisa membakar, Allah yang membakar. Api untuk membakar berhajat pada Allah. Allah membakar tidak berhajat pada api. Jika Allah berkehendak Allah bisa membakar dengan api, jika Allah berkehendak Allah bisa membakar tanpa Api. Jika Allah berkehendak ada api tapi tidak terbakar-bakar. La Illaha Illallah.”
“Pesawat tidak bisa mengantar manusia, Allahlah yang mengantar manusia. Pesawat untuk bisa mengantar manusia berhajat pada Allah. Allah untuk mengantar manusia tidak berhajat pada pesawat. Jika Allah berkehendak Allah bisa mengantar manusia dengan pesawat, jika Allah berkehendak Allah bisa mengantar manusia tanpa pesawat. La Illaha Illallah”
“Air tidak bisa menghilangkan haus, Allah yang menghilangkan haus. Air menghilangkan haus berhajat pada Allah. Allah menghilangkan haus tidak berhajat pada air. Jika Allah bekehendak Allah bisa menghilangkan haus dengan air, jika Allah berkehendak Allah bisa menghilangkan haus tanpa air.”
Ulama katakan : “Awalluddeen Ma’rifatullah” artinya awal beragama adalah mengenal Allah. Istilah Umum : “Tak kenal tanda tak sayang” maksudnya kenal terlebih dahulu baru rasa sayang datang. Jadi tugas pertama yang perlu kita fikirkan adalah bagaimana kita bisa mengenal Allah terlebih dahulu karena itu adalah awal dari suatu rasa cinta kita. Dengan mengenal Allah maka akan datang rasa cinta kita kepada Allah. Jika kita sudah cinta kepada Allah baru kita fikirkan bagaimana caranya mendatangkan cinta Allah kepada kita. Namun untuk bisa mengenal Allah, maka kita harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Cara terbaik untuk mengenal Allah adalah dengan Pengenalan Diri bahwa kita ini hanya”Hamba” dan Allah adalah “Khaliq”. Contoh :
1. Kita ini Fana ( dari tiada ) dan hanya Allah yang Nyata ( yang ada )
2. Kita ini tidak bisa berbuat dan hanya Allah yang bisa berbuat
3. Kita ini salah dan hanya Allah yang benar
4. Kita ini hina dan hanya Allah yang mulia, etc.
Inilah hakekat dari kalimat : “ La Illaha Illallah” = kalimat Nafi Istbat
Nabi SAW bersabda Mahfum :
“Barang siapa yang menyatakan perang kepada kekasihKu, Aku akan menyatakan perang kepadanya. Tidak ada jalan yang lebih Aku sukai dari hamba-hambaku yang ingin mendekatkan dirinya kepadaKu selain dari mengerjakan perkara-perkara yang Aku Wajibkan. Namun hamba-hambaKu senantiasa juga melaksanakan yang Aku Sunnatkan, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya maka Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi mulutnya yang dengannya ia berbicara, aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah, dan aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memukul. Jika ia berdoa kepadaku niscaya pasti akan aku kabulkan.”
Jalan di Dunia ini hanya ada 2 saja :
1. Jalan Allah / Nabi : Jalan ke Surga
2. Jalan musuh-musuh Allah /Nabi : Jalan ke Neraka
Jalan Musuh-Musuh Allah adalah jalan keduniaan yang menafikan keimanan :
1. Jalan Kaum Ad : Membuat usaha atas dzohiriah badan dan kesehatan
2. Jalan kaum Madyan : Membuat usaha atas perbaikan sistem ekonomi
3. Jalan Kaum Luth : Membuat usaha atas mutu kenikmatan seksualitas
4. Jalan Kaum Saba : Membuat usaha atas sistem pertanian
5. Jalan Kaum Tsamud : Membuat usaha atas perbaikan arsitektur
7. Jalan Firaun : Membuat usaha atas kekuasaan
8. Jalan PM Hamman : Membuat usaha atas Jabatan / Karir Politik
9. Jalan Qorun : Membuat usaha atas peningkatan kebendaan
10. Jalan Abrahah : Membuat usaha atas Kekuatan Militer
11. Jalan Abu Jahal : Membuat usaha atas kesukuan atau nasionalisme (Ego)
Para Nabi AS tidak pernah mewariskan keahlian mereka pada ummatnya selain perkara memperbaiki Iman dan Yakin :
1. Nabi Nuh AS : Ahli pembuat kapal
2. Nabi Idris AS : Ahli menjahit
3. Nabi Daud AS : Ahli pembuat besi
4. Nabi Isa AS : Ahli kedokteran
5. Nabi Sulaiman AS : Ahli pemerintahan dan Sumber Daya Mahluk
6. Nabi Muhammad SAW : Ahli perdagangan
Rumus-rumus Agama dan Dakwah
Surga – Ridho Allah - Amal Agama – Iman – Hidayah – Pengorbanan :
Surga ini dikelilingi oleh Ridho Allah. Sedangkan Ridho Allah ada pada Amal Agama. Sedangkan untuk bisa membuat Amal Agama dibutuhkan Iman agar kita bisa mengamalkannya. Iman ini akan datang jika ada Hidayah dari Allah Ta’ala. Syarat Hidayah turun jika ada pengorbanan. Pengorbanan seperti apa ? yaitu pengorbanan untuk membuat usaha atas hidayah Allah.
Fase Yaqin :
1. Ilmu Yakin Iman dengan teori / pengetahuan
2. Aiunul Yakin Iman dengan rasa
3. Haqqul Yaqin Keyakinan Sempurna ( Iman yang Haq )
5 fase jalan menuju Allah dari Al Ghozali :
1. Muhasabbah : Menghisab diri ( menghitung-hitung kekurangan diri dan amal )
2. Muattabbah : Bertobat dari segala kesalahan dan kekurangan hari itu
3. Mujahaddah : perjuangan mempertahankan perintah Allah setiap hari
4. Muqorrobbah : setiap saat berintai-intaian dengan Allah ( selalu merasa dilihat )
5. Mukasyaffah : Penampakan Kebesaran Allah ( Tajalliat ) / Terbukanya Tabir
Tangga / Fase menuju kepada Makrifatullah dalam ilmu tassawuf :
1. Tahalli : Membersihkan Hati / Qalbu
caranya : dengan dzikir dan Amal ibadah
Fadhilah Mahfum Hadits :
“ Perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak mengucapkan La Illaha Illallah “
“ Sesungguhnya dzikrullah membersihkan hati yang berkarat”
2. Takhalli : Menghiasi Hati dengan sifat-sifat mulianya Nabi dan Sahabat
caranya : Mengikuti Napak Tilas daripada kehidupan Nabi SAW dan Sahabat RA.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Tidak akan masuk surga seseorang sebelum dia beriman. Tidak sempurna Iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”
“Diantara amalan-amalan yang mewajibkan pengampunan adalah memberi makan kepada orang muslim yang lapar.”
3. Tajalli : Penampakan Kebesaran dan Keagungan Allah ( Mukasyaffah )
Caranya : Taqwa, Ihsan, Tawakkal, Wara, Muqorrobbah, lihat mahluk ingat Allah.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Beribadahlah kamu seakan akan kamu melihat Allah ada di depanmu atau paling tidak dengan rasa seakan-akan Allah melihatmu.”
“Jika Aku telah cinta kepada hambaKu, maka Aku ( Allah SWT ) akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah “
Usaha atas Iman ada 5 :
1. Usaha atas Peningkatan Iman : Berkorban pergi di jalan Allah ( Khuruj )
2. Usaha atas Pemeliharaan Iman : Membuat amal Maqomi atau suasana agama
3. Usaha atas Pembentukan Iman : Membentuk halaqoh-halaqoh pembicaraan Iman
4. Usaha atas Penyebaran Iman : Dakwah wa Tabligh
5. Usaha atas Pendatangan Iman : Mujahaddah atas Nafsu
Imam Al Ghazali berkata bahwa saluran Iman ini ada 4 jalur :
1. Fikiran Akal
2. Penglihatan Mata
3. Pembicaraan Mulut
4. Pendengaran Telinga
Semua saluran ini bermuara pada hati atau qalb sebagai tempat Iman. Saluran ini adalah saluran yang dapat membentuk Iman di hati. Jadi bagaimana kita manfaatkan saluran Iman ini semaksimal mungkin hanya untuk mengenal Allah dan menjalankan perintah Allah. Jika salah satu saluran ini terkotori walaupun bukan semua saluran maka tetap saja hati ini sebagai muaranya atau tempat Iman akan tercemar. Jika mulut ini kita gunakan secara terus menerus untuk membicarakan kebesaran Allah maka kebesaran Allah akan terhujam di hati. Seperti seseorang yang membicarakan mobil balap secara terus menerus sehingga akhirnya membentuk kesan mobil yang terhujam di hati. Begitu juga dengan mata jika mata ini terkesan melihat benda-benda maka ketika sholat benda-benda itu akan terbayang. Inilah yang dimaksud bahwa saluran ini dapat membentuk atau menggeser keimanan kita tergantung penggunaannya.
Jalur menjalankan Agama ada 2 :
1. Fatwa : Iman Minimum : Amal yang paling ringan
Fadhilahnya : Agama jadi mudah dijalankan
2.Taqwa : Iman Maximum : Sempurna Amal
Fadhilahnya : Allah berikan Furqon ( Kemampuan membedakan Haq & Bathil )
Prinsip Dalam Dakwah :
1. Di Permudah dan jangan dipersulit
2. Di Ringankan dan jangan dibebani
3. Di Mulai dari kemampuan yang ada ( “Qobul Al Maujud” )
4. Di Tingkatkan kemampuan seiring waktu ( “Matarkiyatil Marbu” )
3 Macam Asbab :
1. Asbab Dzulumat ( Tidak Mutlak / dapat berubah ) : Sawah, Perdagangan, Industri, dan lain-lain : Banyak orang punya harta benda yang melimpah tetapi tidak bahagia
2. Asbab Fitrah / Sunnattullah ( Sepertinya Mutlak ) : Sifat Api, Sifat Air, Sifat Pisau : Tidak mutlak masih bisa berubah dengan Qudratullah seperti Apinya Ibrahim AS
3. Asbab Hakiki ( Mutlaq ) : Agama, Iman dan Amal Sholeh : Ucapan Nabi SAW : “Bayyiti Jannati “, Rumahku Surgaku, asbab hidup amal agama
Dakwah itu ada dua macam :
1. Dakwah Iman Untuk orang beriman
2. Dakwah Islam Untuk orang Kafir
Ciri-ciri Dakwah Rasullullah SAW :
1. Mendatangi Ummat
2. Tidak menerima bayaran
3. Dengan harta dan diri sendiri
4. Berjamaah ( melibatkan sahabat-sahabatnya )
4 contoh kawasan dakwah Nabi SAW :
1. Thaif : Menolak Mutlaq dan Menghakimi / memusuhi
2. Habasyah : Menerima tetapi tidak membantu / tidak ikut bergabung
3. Madinah : Menerima dan Membantu ( Asbab Turun Hidayah )
4. Mekkah : Dakwah sembunyi-sembunyi
4 Macam sikap terhadap dakwah :
1. Sikap Abu Bakar RA : Menerima dan Mendukung
2. Sikap Abu Jahal : Menolak dan Menentang sampai mati
3. Sikap Abu Sofyan : Menentang lalu menerima pada akhirnya
4. Sikap Abu Thalib : Mendukung tetapi tidak menerima sampai mati
Usaha Dakwah dibuat dengan 4 cara :
1. Hikmah : Mudah dimengerti
2. Bashiroh : Bijaksana ( Mata Hati / Yakin yang benar )
3. Husnut Tadbir : Pengaturan yang baik ( cara, data, dan keadaannya )
4. Akhlaq yang baik : Kasih sayang dan Sopan Santun
4 Macam Pengorbanan dalam usaha dakwah :
1. Nishab : untuk menjaga Iman
2. Takaza : menghancurkan maksiat dan asbab tersebarnya agama
3. Perasaan : asbab datangnya pertolongan Allah pada kita
4. Kesenangan Dunia : Asbab Hidayah
4 Penyakit dalam kerja dakwah :
1. Jos ( semangat ) tetapi tidak tertib ( asbab pecah hati )
2. Putus Asa
3. Niat salah atau tidak betul ( demi keduniaan )
4. Melihat Hasil
3 Macam Akhlaq :
1. Akhlaqul Hasanah : Tidak membalas perbuatan jahat orang lain
2. Akhlaqul Karimah : Membalas perbuatan jahat dengan kebaikan
3. Akhlaqul Azhimah : berbuat baik dan berusaha membuat orang jadi baik
4 amalan yang menjadi akhlaq penghuni Surga :
1. Menyambung sillaturrahmi dengan yang memutuskan
2. Memberi kepada yang tidak mau memberi ( bakhil pada kita )
3. Berbuat baik kepada yang mendzolimi kita
4. Memaafkan dan mendokan kepada orang yang bersalah pada kita
3 Unsur penting dalam Usaha Dakwah :
1. Cendikiawan dan Ulama
2. Orang Miskin
3. Wanita
5 Jaman dalam riwayat Al Bazzar :
1. Jaman Nubuwah : Jaman Para Nabi AS ditutup oleh Nabi SAW
2. Jaman Khilafah : Jaman Khulafaur Rasyidin
3. Jaman Mulk : Jaman Kerajaan dan Kesultanan
4. Jaman Jabal Birroh : Jaman Kebebasan / Demokrasi
5. Jaman Khilafah II : Jaman Kebangkitan Islam terakhir
• Akhlaq Nabi :
1. Shiddiq Jujur
2. Amanah Bisa dipercaya
3. Tabligh Menyampaikan
4. Fathonah Cerdas dan Bijaksana
• 10 Amal Sholeh Infirodi :
1. Khidmat kepada orang Tua
2. Menyayangi dan menyantuni Yatim Piatu
3. Memberi makan dan duduk makan bersama fakir miskin
4. Mengajarkan Agama pada keluarga
5. Membantu Janda yang kesusahan
6. Memuliakan Tamu
7. Memuliakan ulama
8. Menolong orang yang kesusahan
9. Memberi bekal kepada musaffir
10. Memberi makan kepada yang berpuasa
● 10 Penyakit Hati :
1. Syirik
2. Takkabbur
3. Nifaq
4. Riya
5. Ujub
6. Suhudzon
7. Putus Asa dari Rahmat Allah
8. Ghibbah
9. Hasad Dengki
10. Sum’ah ( adu domba )
Oleh : Buya Athaillah
1. Dengan Asbab :
menciptakan manusia hasil dari perkawinan manusia ( Sunnatullah )
2. Tanpa Asbab :
menciptakan manusia tanpa ibu dan bapak seperti Adam AS
3. Berlawanan Asbab :
menciptakan manusia bertentangan dengan asbab, Isa AS lahir dari ibu yang suci, onta nabi sholeh yang lahir dari batu, tongkat nabi Musa AS menjadi ular.
Meyakini bahwa :
1. Allah Khaliq : Allah yang menciptakan
2. Allah Malik : Allah yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ciptaannya
3. Allah Razieq : Allah pula yang menjamin Rizki CiptaanNya
Meyakini bahwa :
1. Mahluk itu adalah ciptaan Allah
2. Sifat pada mahluk ini Allah yang memberikan
3. Allah kuasa merubah sifat pada mahluk
4. Sifat pada mahluk hanya setetes sifat di dalam khazanah Allah
Contoh :
Api itu adalah mahluk Allah. Sifat panas pada Api adalah Allah yang memberikan. Allah kuasa merubah sifat panas pada Api seperti Apinya Nabi Ibrahim AS yang menjadi sejuk. Sifat yang ada pada Api ini dibanding dengan sifat-sifat yang masih ada dalam khazanah Allah hanya seperti satu tetes air di lautan.
Meyakini bahwa :
1. Allah mampu memberikan manfaat dengan mahluk
2. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa seizin Allah
3. Allah tidak berhajat pada mahluk, tetapi mahluk berhajat pada Allah
4. Allah mampu memberikan manfaat tanpa mahluk
contoh :
“ Allah dapat menyembuhkan penyakit dengan obat. Obat tidak bisa menyembuhkan penyakit tanpa izin dari Allah. Obat adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Obat dapat menyembuhkan penyakit karena ada izin dari Allah. Tetapi Allah tidak memerlukan obat dalam menyembuhkan penyakit. Allah berkuasa menyembuhkan penyakit dengan obat ataupun tanpa obat.”
“ Allah dapat menghilangkan haus dengan air. Namun Air tidak bisa menghilangkan haus tanpa izin dari Allah. Air adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk yang berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Air dapat menghilangkan haus karena ada izin dari Allah. Allah mampu menghilangkan haus tanpa air.”
“ Allah mampu menggunakan Api untuk membakar. Tetapi Api tidak bisa membakar tanpa izin dari Allah. Api adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Api dapat membakar karena ada izin dari Allah. Allah berkuasa membakar tanpa api.”
• Meyakini bahwa :
1. Mahluk tidak bisa, Allahlah yang melakukannya
2. Mahluk untuk bisa berhajat pada Allah, Allah melakukannya tidak berhajat pada mahluk
3. Jika Allah berkehendak dapat dengan mahluk, jika Allah berkehendak bisa tanpa mahluk
4. La illaha Illallah
Contoh :
“Api tidak bisa membakar, Allah yang membakar. Api untuk membakar berhajat pada Allah. Allah membakar tidak berhajat pada api. Jika Allah berkehendak Allah bisa membakar dengan api, jika Allah berkehendak Allah bisa membakar tanpa Api. Jika Allah berkehendak ada api tapi tidak terbakar-bakar. La Illaha Illallah.”
“Pesawat tidak bisa mengantar manusia, Allahlah yang mengantar manusia. Pesawat untuk bisa mengantar manusia berhajat pada Allah. Allah untuk mengantar manusia tidak berhajat pada pesawat. Jika Allah berkehendak Allah bisa mengantar manusia dengan pesawat, jika Allah berkehendak Allah bisa mengantar manusia tanpa pesawat. La Illaha Illallah”
“Air tidak bisa menghilangkan haus, Allah yang menghilangkan haus. Air menghilangkan haus berhajat pada Allah. Allah menghilangkan haus tidak berhajat pada air. Jika Allah bekehendak Allah bisa menghilangkan haus dengan air, jika Allah berkehendak Allah bisa menghilangkan haus tanpa air.”
Ulama katakan : “Awalluddeen Ma’rifatullah” artinya awal beragama adalah mengenal Allah. Istilah Umum : “Tak kenal tanda tak sayang” maksudnya kenal terlebih dahulu baru rasa sayang datang. Jadi tugas pertama yang perlu kita fikirkan adalah bagaimana kita bisa mengenal Allah terlebih dahulu karena itu adalah awal dari suatu rasa cinta kita. Dengan mengenal Allah maka akan datang rasa cinta kita kepada Allah. Jika kita sudah cinta kepada Allah baru kita fikirkan bagaimana caranya mendatangkan cinta Allah kepada kita. Namun untuk bisa mengenal Allah, maka kita harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Cara terbaik untuk mengenal Allah adalah dengan Pengenalan Diri bahwa kita ini hanya”Hamba” dan Allah adalah “Khaliq”. Contoh :
1. Kita ini Fana ( dari tiada ) dan hanya Allah yang Nyata ( yang ada )
2. Kita ini tidak bisa berbuat dan hanya Allah yang bisa berbuat
3. Kita ini salah dan hanya Allah yang benar
4. Kita ini hina dan hanya Allah yang mulia, etc.
Inilah hakekat dari kalimat : “ La Illaha Illallah” = kalimat Nafi Istbat
Nabi SAW bersabda Mahfum :
“Barang siapa yang menyatakan perang kepada kekasihKu, Aku akan menyatakan perang kepadanya. Tidak ada jalan yang lebih Aku sukai dari hamba-hambaku yang ingin mendekatkan dirinya kepadaKu selain dari mengerjakan perkara-perkara yang Aku Wajibkan. Namun hamba-hambaKu senantiasa juga melaksanakan yang Aku Sunnatkan, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya maka Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi mulutnya yang dengannya ia berbicara, aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah, dan aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memukul. Jika ia berdoa kepadaku niscaya pasti akan aku kabulkan.”
Jalan di Dunia ini hanya ada 2 saja :
1. Jalan Allah / Nabi : Jalan ke Surga
2. Jalan musuh-musuh Allah /Nabi : Jalan ke Neraka
Jalan Musuh-Musuh Allah adalah jalan keduniaan yang menafikan keimanan :
1. Jalan Kaum Ad : Membuat usaha atas dzohiriah badan dan kesehatan
2. Jalan kaum Madyan : Membuat usaha atas perbaikan sistem ekonomi
3. Jalan Kaum Luth : Membuat usaha atas mutu kenikmatan seksualitas
4. Jalan Kaum Saba : Membuat usaha atas sistem pertanian
5. Jalan Kaum Tsamud : Membuat usaha atas perbaikan arsitektur
7. Jalan Firaun : Membuat usaha atas kekuasaan
8. Jalan PM Hamman : Membuat usaha atas Jabatan / Karir Politik
9. Jalan Qorun : Membuat usaha atas peningkatan kebendaan
10. Jalan Abrahah : Membuat usaha atas Kekuatan Militer
11. Jalan Abu Jahal : Membuat usaha atas kesukuan atau nasionalisme (Ego)
Para Nabi AS tidak pernah mewariskan keahlian mereka pada ummatnya selain perkara memperbaiki Iman dan Yakin :
1. Nabi Nuh AS : Ahli pembuat kapal
2. Nabi Idris AS : Ahli menjahit
3. Nabi Daud AS : Ahli pembuat besi
4. Nabi Isa AS : Ahli kedokteran
5. Nabi Sulaiman AS : Ahli pemerintahan dan Sumber Daya Mahluk
6. Nabi Muhammad SAW : Ahli perdagangan
Rumus-rumus Agama dan Dakwah
Surga – Ridho Allah - Amal Agama – Iman – Hidayah – Pengorbanan :
Surga ini dikelilingi oleh Ridho Allah. Sedangkan Ridho Allah ada pada Amal Agama. Sedangkan untuk bisa membuat Amal Agama dibutuhkan Iman agar kita bisa mengamalkannya. Iman ini akan datang jika ada Hidayah dari Allah Ta’ala. Syarat Hidayah turun jika ada pengorbanan. Pengorbanan seperti apa ? yaitu pengorbanan untuk membuat usaha atas hidayah Allah.
Fase Yaqin :
1. Ilmu Yakin Iman dengan teori / pengetahuan
2. Aiunul Yakin Iman dengan rasa
3. Haqqul Yaqin Keyakinan Sempurna ( Iman yang Haq )
5 fase jalan menuju Allah dari Al Ghozali :
1. Muhasabbah : Menghisab diri ( menghitung-hitung kekurangan diri dan amal )
2. Muattabbah : Bertobat dari segala kesalahan dan kekurangan hari itu
3. Mujahaddah : perjuangan mempertahankan perintah Allah setiap hari
4. Muqorrobbah : setiap saat berintai-intaian dengan Allah ( selalu merasa dilihat )
5. Mukasyaffah : Penampakan Kebesaran Allah ( Tajalliat ) / Terbukanya Tabir
Tangga / Fase menuju kepada Makrifatullah dalam ilmu tassawuf :
1. Tahalli : Membersihkan Hati / Qalbu
caranya : dengan dzikir dan Amal ibadah
Fadhilah Mahfum Hadits :
“ Perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak mengucapkan La Illaha Illallah “
“ Sesungguhnya dzikrullah membersihkan hati yang berkarat”
2. Takhalli : Menghiasi Hati dengan sifat-sifat mulianya Nabi dan Sahabat
caranya : Mengikuti Napak Tilas daripada kehidupan Nabi SAW dan Sahabat RA.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Tidak akan masuk surga seseorang sebelum dia beriman. Tidak sempurna Iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”
“Diantara amalan-amalan yang mewajibkan pengampunan adalah memberi makan kepada orang muslim yang lapar.”
3. Tajalli : Penampakan Kebesaran dan Keagungan Allah ( Mukasyaffah )
Caranya : Taqwa, Ihsan, Tawakkal, Wara, Muqorrobbah, lihat mahluk ingat Allah.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Beribadahlah kamu seakan akan kamu melihat Allah ada di depanmu atau paling tidak dengan rasa seakan-akan Allah melihatmu.”
“Jika Aku telah cinta kepada hambaKu, maka Aku ( Allah SWT ) akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah “
Usaha atas Iman ada 5 :
1. Usaha atas Peningkatan Iman : Berkorban pergi di jalan Allah ( Khuruj )
2. Usaha atas Pemeliharaan Iman : Membuat amal Maqomi atau suasana agama
3. Usaha atas Pembentukan Iman : Membentuk halaqoh-halaqoh pembicaraan Iman
4. Usaha atas Penyebaran Iman : Dakwah wa Tabligh
5. Usaha atas Pendatangan Iman : Mujahaddah atas Nafsu
Imam Al Ghazali berkata bahwa saluran Iman ini ada 4 jalur :
1. Fikiran Akal
2. Penglihatan Mata
3. Pembicaraan Mulut
4. Pendengaran Telinga
Semua saluran ini bermuara pada hati atau qalb sebagai tempat Iman. Saluran ini adalah saluran yang dapat membentuk Iman di hati. Jadi bagaimana kita manfaatkan saluran Iman ini semaksimal mungkin hanya untuk mengenal Allah dan menjalankan perintah Allah. Jika salah satu saluran ini terkotori walaupun bukan semua saluran maka tetap saja hati ini sebagai muaranya atau tempat Iman akan tercemar. Jika mulut ini kita gunakan secara terus menerus untuk membicarakan kebesaran Allah maka kebesaran Allah akan terhujam di hati. Seperti seseorang yang membicarakan mobil balap secara terus menerus sehingga akhirnya membentuk kesan mobil yang terhujam di hati. Begitu juga dengan mata jika mata ini terkesan melihat benda-benda maka ketika sholat benda-benda itu akan terbayang. Inilah yang dimaksud bahwa saluran ini dapat membentuk atau menggeser keimanan kita tergantung penggunaannya.
Jalur menjalankan Agama ada 2 :
1. Fatwa : Iman Minimum : Amal yang paling ringan
Fadhilahnya : Agama jadi mudah dijalankan
2.Taqwa : Iman Maximum : Sempurna Amal
Fadhilahnya : Allah berikan Furqon ( Kemampuan membedakan Haq & Bathil )
Prinsip Dalam Dakwah :
1. Di Permudah dan jangan dipersulit
2. Di Ringankan dan jangan dibebani
3. Di Mulai dari kemampuan yang ada ( “Qobul Al Maujud” )
4. Di Tingkatkan kemampuan seiring waktu ( “Matarkiyatil Marbu” )
3 Macam Asbab :
1. Asbab Dzulumat ( Tidak Mutlak / dapat berubah ) : Sawah, Perdagangan, Industri, dan lain-lain : Banyak orang punya harta benda yang melimpah tetapi tidak bahagia
2. Asbab Fitrah / Sunnattullah ( Sepertinya Mutlak ) : Sifat Api, Sifat Air, Sifat Pisau : Tidak mutlak masih bisa berubah dengan Qudratullah seperti Apinya Ibrahim AS
3. Asbab Hakiki ( Mutlaq ) : Agama, Iman dan Amal Sholeh : Ucapan Nabi SAW : “Bayyiti Jannati “, Rumahku Surgaku, asbab hidup amal agama
Dakwah itu ada dua macam :
1. Dakwah Iman Untuk orang beriman
2. Dakwah Islam Untuk orang Kafir
Ciri-ciri Dakwah Rasullullah SAW :
1. Mendatangi Ummat
2. Tidak menerima bayaran
3. Dengan harta dan diri sendiri
4. Berjamaah ( melibatkan sahabat-sahabatnya )
4 contoh kawasan dakwah Nabi SAW :
1. Thaif : Menolak Mutlaq dan Menghakimi / memusuhi
2. Habasyah : Menerima tetapi tidak membantu / tidak ikut bergabung
3. Madinah : Menerima dan Membantu ( Asbab Turun Hidayah )
4. Mekkah : Dakwah sembunyi-sembunyi
4 Macam sikap terhadap dakwah :
1. Sikap Abu Bakar RA : Menerima dan Mendukung
2. Sikap Abu Jahal : Menolak dan Menentang sampai mati
3. Sikap Abu Sofyan : Menentang lalu menerima pada akhirnya
4. Sikap Abu Thalib : Mendukung tetapi tidak menerima sampai mati
Usaha Dakwah dibuat dengan 4 cara :
1. Hikmah : Mudah dimengerti
2. Bashiroh : Bijaksana ( Mata Hati / Yakin yang benar )
3. Husnut Tadbir : Pengaturan yang baik ( cara, data, dan keadaannya )
4. Akhlaq yang baik : Kasih sayang dan Sopan Santun
4 Macam Pengorbanan dalam usaha dakwah :
1. Nishab : untuk menjaga Iman
2. Takaza : menghancurkan maksiat dan asbab tersebarnya agama
3. Perasaan : asbab datangnya pertolongan Allah pada kita
4. Kesenangan Dunia : Asbab Hidayah
4 Penyakit dalam kerja dakwah :
1. Jos ( semangat ) tetapi tidak tertib ( asbab pecah hati )
2. Putus Asa
3. Niat salah atau tidak betul ( demi keduniaan )
4. Melihat Hasil
3 Macam Akhlaq :
1. Akhlaqul Hasanah : Tidak membalas perbuatan jahat orang lain
2. Akhlaqul Karimah : Membalas perbuatan jahat dengan kebaikan
3. Akhlaqul Azhimah : berbuat baik dan berusaha membuat orang jadi baik
4 amalan yang menjadi akhlaq penghuni Surga :
1. Menyambung sillaturrahmi dengan yang memutuskan
2. Memberi kepada yang tidak mau memberi ( bakhil pada kita )
3. Berbuat baik kepada yang mendzolimi kita
4. Memaafkan dan mendokan kepada orang yang bersalah pada kita
3 Unsur penting dalam Usaha Dakwah :
1. Cendikiawan dan Ulama
2. Orang Miskin
3. Wanita
5 Jaman dalam riwayat Al Bazzar :
1. Jaman Nubuwah : Jaman Para Nabi AS ditutup oleh Nabi SAW
2. Jaman Khilafah : Jaman Khulafaur Rasyidin
3. Jaman Mulk : Jaman Kerajaan dan Kesultanan
4. Jaman Jabal Birroh : Jaman Kebebasan / Demokrasi
5. Jaman Khilafah II : Jaman Kebangkitan Islam terakhir
• Akhlaq Nabi :
1. Shiddiq Jujur
2. Amanah Bisa dipercaya
3. Tabligh Menyampaikan
4. Fathonah Cerdas dan Bijaksana
• 10 Amal Sholeh Infirodi :
1. Khidmat kepada orang Tua
2. Menyayangi dan menyantuni Yatim Piatu
3. Memberi makan dan duduk makan bersama fakir miskin
4. Mengajarkan Agama pada keluarga
5. Membantu Janda yang kesusahan
6. Memuliakan Tamu
7. Memuliakan ulama
8. Menolong orang yang kesusahan
9. Memberi bekal kepada musaffir
10. Memberi makan kepada yang berpuasa
● 10 Penyakit Hati :
1. Syirik
2. Takkabbur
3. Nifaq
4. Riya
5. Ujub
6. Suhudzon
7. Putus Asa dari Rahmat Allah
8. Ghibbah
9. Hasad Dengki
10. Sum’ah ( adu domba )
Oleh : Buya Athaillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar