Rabu, 06 November 2013

Jujur Itu Indah

Sejatinya seorang muslim adalah pengemban risalah dalam kehidupan, oleh karenanya hendak-lah bermuamalah dengan akhlaq yang mulia nan tinggi, dengannya niscaya jelaslah kemuliaan seorang muslim dari yang lainnya.

Di antara akhlaq mulia yang semestinya menghiasi seorang muslim, namun kerap ditinggalkan, padahal dengannyalah seseorang merasakan hakikat cinta, dengan nya pula terbangun persahabatan yang sejati nan diridhoi.

Akhlaq itu adalah jujur dalam berkata dan beramal, karenanya seorang muslim akan merasa tentram, dan menghantarkankan kepada kehidupan harmonis yang berakhir di jannatullah.

Namun begitulah manusia, terkadang amalnya tidak sejalan dengan fitrah yang salimah (lurus), pemandangan ironi pun kerap terjadi, ya!.. tanggal 01 April dunia mengenalnya dengan [April Fools Day] yang di Indonesia akrab dikenal dengan April Mop [hari penghalalan ber bohong] innalillahi wainna ilaihi rajiun! inilah pembatalan syari’at yang sejalan dengan fitrah, sungguh agama Islam yang hanif ini memerintahkan hambanya untuk jujur, dan meninggalkan bohong.

Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu bersama orang yang benar [jujur]” (QS. at-Taubah:119), dalam ayat yang lain, “Agar Allah memberikan balasan kepada yang jujur karena kejujurannya dan mengazab orang munafiq jika ia menghendakinya.” (QS. al-ahzab: 24)

Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Itu semua menunjukkan bahwasanya kejujuran adalah perkara yang mulia dan akan mendapat balasan dari Allah, oleh karenanya wajiblah bagi kita untuk jujur, terbuka dan tidak menyembunyikan sesuatu karena basa-basi atau berdebat”

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran menghantarkan kepada kebaikan,dan sesungguhnya kebaikan menghantarkan kepada surga, dan apabila seseorang senantiasa berlaku jujur niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang yang jujur, dan janganlah kalian berdusta karena sesungguhnya dusta menghantarkan kepada kejelekan, dan sesungguhnya kejelekan menghantarkan kepeda neraka, dan apabila seseorang senantiasa berlaku dusta niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘alaih)

Maka, dari pemaparan di atas jelaslah akan kewajiban berlaku jujur dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam konteks sebagai hamba yang berhubungan dengan sang Khaliq, ataupun dalam konteks sebagaimana layaknya manusia dengan sesamanya, seperti jujur dalam memegang amanah kepemimpinan, dalam jual beli, berumah tangga,ber patner dalam bekerja, baik di instansi pemerintahan ataupun swasta, dll. Sehingga tertutuplah pintu kecurangan, penipuan, kecemburuan, prasangka buruk, bahkan KKN sekalipun.

Bahkan lebih dari itu, dalam canda dan tawapun kita dituntut untuk jujur, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara kemudian berdusta agar manusia tertawa dengannya, maka celakalah kemudian celakalah.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh al-Albani.), oleh karena itu kita harus berhati-hati.

Adapun buah dari kejujuran adalah, berikut ini;

Bahwasanya ia menghantarkan kepada kebaikan yang bertepi di surga Allah Ta’ala, mendapat pujian dari Rabb semesta alam, selamat dari sifat munafiq yang selalu berdusta apabila bicara, mendapatkan kepercayaan dari sesamanya, terbentuknya kehidupan yang tentram dan selamat yang tiada penyesalan, Oleh karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggalkanlah yang membuatmu ragu kepada yang tidak ragu. Sesungguhnya jujur itu ketenangan, dan bohong itu keragu-raguan” (HR. at-tirmizi)

Jujur dalam niat dan lisan akan menghantarkan seseorang ke derajat yang tinggi, yaitu derajat syuhada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa meminta kepada Allah mati syahid dengan penuh kejujuran, niscaya Allah menghantarkannya ke derajat syuhada, walaupun dia mati di atas kasurnya.” (HR. Muslim). Dan faidah lainnya yang tak terhitung.

Berikut ini salah satu contoh yang nyata tentang buah dari kejujuran; kita dapati dalam kitab tarikh, bahwasanya suatu hari sebagaimana biasanya Umar -Amirul Mu’minin- berjalan di malam hari mengontrol keadaan rakyatnya, hingga sampailah dia di dekat suatu rumah, tanpa disengaja beliau mendengar percakapan antara seorang ibu -penjual susu- dengan anak gadisnya, “Tuangkanlah air ke dalam susu ini,” tukas ibu kepada anak gadisnya. Maka sang gadis pun menjawab dengan penuh tatakrama, “Wahai ibu! bukankah Amirul Mu’minin melarang kita dari perbuatan ini?” Sang ibu pun lantas berkilah, “Bukankah tidak ada seorang pun yang mengetahui perbuatan ini? Apalagi Amirul Mu’minin!” Sang gadis pun berusaha meyakinkan sang ibu, “Wahai ibu!, kalaulah seandainya Amirul Mu’minin tidak mengetahui, bukankah Rabbnya Amirul mukminin mengetahui.” Lantas sang ibu pun terdiam. Maka Umar kaget dan bahagia, lantas ia bergegas menuju rumahnya dan menawarkan anaknya untuk menikahi gadis tersebut. Maka dinikahilah anak tersebut oleh ‘Ashim bin umar dan terlahirlah dari pasangan ini seorang anak perempuan yang kelak dinikahi oleh Abdul Malik bin Marwan, dan terlahirlah dari pasangan ini seorang alim yang disebut-sebut sebagai khalifah yang kelima sebagai buah dari kejujuran, dialah Amirul Mu’minin Umar bin Abdul aziz, khalifah yang alim, bertaqwa, zuhud dan adil.

=== SALAM SABAR ===

Apa yang telah engkau korbankan untuk Islam ?


lpi19616_20
Wahai saudaraku, barang siapa telah kehilangan Allah, maka apa yang akan engkau temukan? Barang siapa yang telah menemukan Allah , maka apa yang hilang? Kenapa terjadi kelalaian dalam bermunajad kepada Tuhanmu? Tidakkah engkau rindu untuk menghuni surga-surga dan taman-taman-Nya?
Saudaraku tidakkah engkau ingat tentang kisah wanita yang syahid pertama kali dalam Islam!! Tentang keluarga Yasir r.a dan pengorbanan keluarga mereka!! Apa yang Sumayah binti Khaiyyath r.ha terima ketika memilih Islam sebagai keyakinan dan juga sebagai jalan hidupnya? Lemparan tombak Abu Jahal yang menembus kemaluannya sehingga mengantarkan dirinya pada ke syahid-an sebagai bayaran atas ke Islamannya, begitu pun yang di terima Khabbab bin Al-Arat r.a, dirinya telah di seret di timbunan bara api yang menyalah sehingga lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya telah memadamkan api tersebut. Dan masih banyak kisah-kisah sahabat Nabi yang mengalami nasib serupa dengan mereka. Ada Hamzah r.a paman Rasulullah saw, yang terpotong-potong tubuhnya dalam medan perang Uhud sehingga membuat Rasulullah saw bersedih , Ada Jafar r.a sepupuh Rasulullah saw yang terpotong kedua tangannya demi tegaknya Islam.
Mereka adalah generasi awal , generasi yang Rasulullah saw sebut sebagai generasi terbaik.Generasi yang siap berkorban harta dan diri demi Islam, generasi yang sadar bahwa Islam hanya akan bisa tegak sejauh mana kita mau berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari islam itu sendiri.
Rasulullah saw telah korbankan dirinya, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang di cintainya demi tegaknya agama, demi perkara hidayah. Hari-hari yang di pikirnya adalah bagaimana seluruh umat bisa selamat dari neraka dan masuk kedalam surga-Nya.
Sejak beliau di utus sebagai Nabi dan Rasul maka tiada malam baginya selain tangis dan doa memikirkan nasib umat, tidak ada waktu lagi baginya untuk sekedar memikirkan dirinya dan keluarganya, sampai-sampai beberapa bulan di rumahnya tidak ada yang dapat di makan selain air dan kurma, ini semua Beliau lakukan karena sadar ada tanggung jawab besar di pundaknya tentang masalah umat, masalah yang berdampak bukan hanya sehari atau dua hari tapi masalah yang selama-lamanya, yang apa bila umatnya itu gagal maka akan gagal selama-lamanya.
Saudaraku, Rasulullah saw siang dan malam mendidik dan mengkondisikan para sahabatnya dalam suasana iman, hari-hari mereka hanya bicara perkara bagaimana meningkatkan iman sehingga amal agama dapat wujud pada diri mereka dan kehidupan mereka. Islam tak lagi tinggal di buku-buku tebal, di toko dan di perpustakaan, Islam tak sebatas hanya hiasan dan kajian. Islam tak cuma tampil pada syair dan kesenian, dalam merk dan reklame, dalam slogan dan motto, dalam seminar dan tematik. Tapi Islam menjadi wujud nyata pada diri para penganutnya. Dalam imaniyah sempurna, dalam ubudiyah, mu’amalat, mu’asyarat, dan aklaq. Islam wujud di rumah, di pasar, di ladang, di lorong dusun dan kota. Islam bukan persamaan, tapi pembeda antara yang hak dan batil, Islam bukan pembuat masalah tapi jalan keluar dari berbagai masalah.
Saudaraku itu semua hanya bisa terlaksana kalau setiap diri umat Islam mau kembali kepada agamanya, mau berkorban harta dan dirinya untuk agama, mau kembali menjadikan dakwah sebagai maksud hidup mereka. Gerakan dakwah bukan membangun gedung dakwah atau atribut dakwah, tapi mereparasi ruhani manusia. Tak hanya membangun universitas Islam tapi mengisi ruhani Islam dalam universitas. Tak hanya membangun rumah sakit Islam, tapi menyehatkan iman umat Islam yang sakit.
Kita semua, laki-laki, wanita, tua, muda, anak-anak, kaya , miskin , raja maupun rakyat jelata adalah para penerus kerja kenabian dimana tanggung jawab besar ada di punda-pundak kita. Sejak seorang membuat keputusan bahwa tiada yang berhak di sembah selain Allah swt dan Nabi Muhammad saw adalah utusannya , maka ada 2 tugas besar di pundak-pundak mereka , yang pertama , bagaimana mengwujudkan amal agama yang sempurna di diri mereka, dan yang kedua mengajak orang untuk juga melakukan hal yang sama sebagaimana yang kita lakukan.
Setiap orang yang merasa muslim harus mempunyai fikir dan risau sebagai mana fikir dan risaunya baginda Rasulullah saw. Bagaimana disetiap diri umat Islam harus ada perasaan memiliki Islam dan berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari Islam. Bagimana kita juga berfikir untuk memperkenalkan dan memberikan Islam kepada siapa saja, tak pernah berniat mengambil keuntungan dunia melalui Islam tapi bagaimana berkorban harta dan diri demi islam, tak ingin berambisi menjadi pemimpin Islam tapi bagaimana berkhidmat untuk Islam.
Saudaraku mulai sekarang kita luruskan kembali niat kita, bagaimana agar agama yang sempurna wujud di diri kita, keluarga kita dan seluruh alam, dan juga bagaimana kita berkorban harta dan diri demi tersebarnya Agama.
Ya Allah terimalah harta dan diri kamu untuk agama-Mu, dan terimalah kami untuk meneruskan kerja Rasulullah saw dan jangan karena asbab dosa dan kebodohan kami sehingga menjadikan hidayah-Mu terhambat.
Ya Allah pandang kami , sebagai mana Engkau pandang Para sahabat Nabi-Mu, Jadikan fikir dan kerisauan mereka sebagai fikir dan kerisauan kami, kehidupan mereka sebagai kehidupan kami, berilah kami ridha-Mu, pertemukan kami kelak di akhirat dengan Rasulullah saw dan para sahabat-nya.
Bahan bacaan : Fadilah A’mal karya Maulana Muhamad Zakariyya, Risau Umat Syaikh Abdul Wahab karya Ustadz Abdurahman Lubis, Bersujud dalam Keheningan karya Abu Al-Hamidy

Sabtu, 02 November 2013

Dakwah Dimana Saja Kapan Saja Dan Dengan Siapa Saja

Satu orang germo bertobat dan ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Sudah 20 tahun dia menggeluti propesinya sebagai germo. Apakah setelah dia ikut dalam usaha dakwah, dia langsung tinggalkan teman-temannya yang masih dalam kegelapan. Sibuk menghidupkan maqami dan intiqali. Apa kata Mufthi Lutfhi : “20 tahun dia telah menyesatkan teman-temannya sebagai germo. Maka dia pun berkewajiban 20 tahun mendakwah teman-temannya supaya ikut ambil bagian dalam usaha dakwah.

Satu orang dai pergi ke club malam atau tempat prostitusi. Kita jangan langsung sangka buruk kepada dia. Waktu masuk tempat itu dia pakai baju preman dan kawan-kawan jamaah lain yang melihatnya langsung mengatakan bahwa dia sudah kembali kehabitatnya. Padahal tidak demikian. Dia datang setiap malam ketempat itu untuk buat dakwah kepada teman-temannya. 
 
Satu orang penjual peti mayat ikut ambil bagian dalam dakwah. Semua karkun tempatan mengatakan supaya dia meninggalkan usahanya menjual peti mayat karena peti mayat yang dia buat dijual untuk orang kristen. Jadi, kalau dia meninggalkan usaha menjual peti mayat siapa lagi yang buat dakwah kepada orang kristen yang hampir setiap hari jumpa dengan dia untuk membeli peti mayat. 
 
Nabi Ibrahim as karena berkhitmat kepada ayahnya dia telah menjual patung. Ketika menjual patung apa katanya : “Patung ini tidak bisa memberi mamfaat dan mudorat tanpa izin Allah”
 
Satu orang satpam penjaga club malam ikut ambil bagian dalam dakwah. Dia tanya sama masyeikh apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya. Masyeikh katakan : “Jangan, tetaplah bekerja disana”.  Asbab dia kerja disana dan setiap hari pakai baju sunnah. Orang-orang malu datang kesana dan akhirnya club malam itu tutup. 
 
Satu orang yang kesehariannya bergaul dengan komputer. Dia bekerja dari jam 8 sampai jam 4. Baik dia teknisi komputer atau operator komputer atau menjaga warnet atau bagian traveling atau kerja kantor. Dia buat dakwah di Facebook, Twittir, web dsb. Para karkun telah mengatakan kepada dia itu tidak sunnah. Ini sebenarnya suatu kesalahan yang mengatakan dakwah melalui internet itu salah. Kalau dia tidak buat dakwah di internet jadi siapa lagi orang yang mengingatkan mereka yang lalai setiap harinya didepan komputer sambil berinternet. Sebenarnya dalam keadaan begini suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah di internet karena dari jam 8 sampai jam 4 dia habiskan waktunya 8 jam setiap harinya. Apalah salahnya dia luangkan waktu untuk dakwah di internet. 
 
Jadi, dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Jangan terkesan dengan suasana dan keadaan.
 
Tukang becak buat dakwah kepada penumpangnya
Supir taksi buat dakwah kepada penumpangnya
Tunkang bakso buat dakwah kepada pelanggannya
Pedagang buat dakwah kepada pembelinya
Pegawai buat dakwah kepada rekan kerjanya
Meneger buat dakwah kepada bawahannya
Operator komputer buat dakwah melalu internet
 
Jadi jangan kita menyalahkan orang-orang yang buat dakwah melalui internet apalagi mengatakan bidah. 
 
Malah suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah melalu internet. Dia sudah punya kemampaun dan keluangan waktu untuk buat dakwah di internet tapi dia tidak melakukannya. Karena sebahagian besar waktunya dia habiskan didepan komputer.
Sebagaimana suatu kesalahan besar apabila manager tidak buat dakwah kepada bawahannya padahalan dia punya kemampuan dan kekausaan untuk buat dakwah kepada bawahannya
Apa pun propesi atau pekerjaan kita berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita jangan saling menyalahkan. 
 
Dakwah itu sendiri ada 4
1. Dakwah Umumi
2. Dakwah Khususi
3. Dakwah Ijitimai
4. Dakwah Inpirodi
 
Dakwah yang dilakukan ketika kita dalam bekerja ini dikategorikan dakwah Inpirodi. Jadi, suatu kesalahan besar kalau ada yang menafikan dakwah inpirodi ini. 
 
Seperti sebuah mobil mempunyai roda 4, kalau rodanya tidak ada satu maka mobil ini tidak akan bisa jalan. Jadi keempat metode dakwah ini harus dibuat supaya dakwahnya berjalan dengan baik.
Seperti ada pernyataan “Jaulah ini adalah maksud sedangkan bayan keperluan, kalau kita tidak buat bayan tidak ada masalah yang penting kita buat jaulah”. 
 
Jaulah itu penting, Bayan pun penting. Ingat jaulah itu Dakwah Umumi dan Bayan itu Dakwah Ijitimai. Jangan kita mengatakan Bayan itu tidak penting tetapi sama-sama penting. Sedangkan tujuan jaulah adalah mengundang untuk shalat berjamaah kemesjid dan mendengar penyampaian agama (Bayan). 
 
Jadi jangan ada dalam pikiran kita dakwah ini yang paling penting tetapi keempat metode dakwah itu sama-sama penting. Sebagaimana tadi empat buah roda mobil. Jangan kita mengatakan roda depan yang lebih penting atau roda yang belakang lebih penting. Tetapi sama-sama penting dan saling melengkapi. 
 
Kalau tidak salah ini kisahnya Bay Wahab. Beliau dulu kuliah di Amerika ketika pulang kampung ke India dan beliau kena taskiel dan ikut ambil bagian dalam dakwah. Karena gairah agama yang begitu tinggi sudah masuk kedalam hatinya. Bay Wahab mengatakan saya mau menghafal Al Quran di pesantren ini. Maulana Yusuf setuju dengan pendapat ini. Tetapi ketika Bay Wahab jumpa dengan Maulana Ilyas, beliau mengatakan : “Sebaiknya kamu kuliah lagi di Amerika dan buat dakwah disana, kalau kamu tinggalkan kuliahmu, siapa lagi yang akan buat dakwah disana”.
 
Bay Wahab kuliah kembali dan setelah selesai kuliah. Bay Wahab menjual rumahnya sehingga istri dan anaknya ngontrak rumah supaya terbentuk jamaah yang pertama kali dihantar ke Amerika. Asbab pengorbanan Bay Wahab sekarang sudah banyak gereja yang berubah jadi mesjid dan hampir setiap hari ada yang masuk islam. Setelah pulang dari sana Bay Wahab menghafal Al Quran dan alhamdulillah beliau adalah seorang hafidz. 
 
Satu orang Propesor, masyeikh dari India pernah dalam penyampaian beliau dalam jurd pelajar waktu di Kebun Jeruk. 
 
Waktu saya kuliah kami buat taklim dibawah sebuah pohon dikampus karena tidak ada mesjid didalam kampus. Mahasiswa dan dosennya hampi 50% muslim dan 50% non muslim. Jadi shalat berjamaah pun mereka dibawah pohon itu. Setelah beberapa bulan berjalan. Rektornya memanggi dia dan teman-temannya dan mengatakan akan memberikan satu ruangan khusus kepada mereka untuk buat program taklim dan shalat berjamaah. 
 
Bukan main senangnya mereka karena mendpat fasilitas dari kampus. Didalam ruangan itu ada salib yang tergantung, tepat diarah kiblat shalat. Jadi setiap hari mereka harus menurunkan salib dan memajangnya kembali. Itulah yang mereka lakukan setiap hari sampai tammat dari kampus tersebut. 
 
Setelah saya tamaat saya baru berpikir. Ketika kami dulu buat taklim dan shalat berjamaah di bawah pohon semua orang melihatnya dan inilah sebenarnya dakwah yang sesungguhnya. Tetapi setelah didalam ruangan tidak ada lagi suasana dakwah malah kami yang terdakwah setiap hari    menurunkan salib dan memajangnya kembali. Rektor mereka itu rupanya seorang misionaris dan jaul lebih pintar dari mereka. 
 
Jadi buatlah selalu suasana dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja dan berdakwahlah sesuai dengan propesi dan kemampuan kita. 
 
Jadi jangan kita menyalahkan teman kita yang buat dakwah dengan metode yang berbeda ketika buat dakwah inpirodi dalam suasana pekerjaannya yang penting jangan lupa meluangkan waktu setiap hari 2 ½ jam dan 3 hari setiap bulan dan 40 hari atau 4 bualan setiap tahun. 
 
Satu orang mahasiswa hendak ambil S2 ke jepang. Musyawarah dengan syuro Indonesia beliau tidak dikasih untuk kesana taku suasana dan keadaan disana mempengaruhi dia. Sihingga makin jauh dari agama. Tidak puas dengan hal ini waktu masyeikh datang dia tanya kan hal ini. Masyeikh katakan silahkan berangkat ke Jepang tapi jangan lupa buat dakwah. Asbab dakwah yang dibuatnya disana sebuah bihara telah berubah menjadi mesjid. 
 
Satu orang dai yang mempunyai istri pelacur. Dia musyawarah dengan masyeikh saya ingin bercerai dengan istri saya. Masyeikh katakan sudah berapa lama menikah. Dijawab 10 tahun. Masyeikh katakan engkau harus bersabar 10 tahun untuk mengajak dia dan banyak ikrom kepadanya. Hal ini pun dilakukan tetapi tidak ada juga perubahan. Musyawarah lagi dengan Masyeikh, Masyeikh katakan sekarang kamu setiap hari hantar jemput istrimu ketempat pekerjaannya. Makin kacau lagi setiap hari hantar jemput istri yang pekerjaannya pelacur. Tetapi dia taat dan setiap hari menunggu istrinya. Lama kelamaan istrinya berubah dan ikut ambil bagian dalam dakwah dan menjadi salah satu penanggung jawab di Pakistan. 
 
Jadi buatlah dakwah dengan kemampuan yang ada pada kita. 
 
DIMANA SAJA KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA

Dakwah Adalah Amalan Yang Paling Baik

Allah SWT menghantar makhluk yang paling mulia diatas permukaan bumi ini Nabi SAW untuk buat kerja dakwah. Manusia yang paling mulia buat kerja yang paling mulia yaitu  usaha dakwah.

1. Allah SWT buat dakwah

Allah SWT perintahkan kita shalat, puasa, zakat dan haji tetapi Allah SWT tidak mengerjakan itu semua. Tetapi Allah SWT perintahkan kita dakwah, Allah SWT juga buat dakwah.

Allah SWT berfirman :
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (QS. Yunus 25)

Allah SWT langsung menyeru (dakwah) kepada manusia ke Darussalam.
Jadi, dakwah ini adalah kerjanya Allah SWT

2. Nabi Muhammad SAW  buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jumu'ah 2)

3. Semua para Nabi dan Rasul  buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar. (QS. Al Furqaan 51-52)

4. Ummat akhir zaman buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran 110)

Allah SWT muliakan ummat akhir zaman dengan dakwah. Padahal dakwah ini adalah kerjanya Allah SWT, Kerjanya Nabi Muhammad SAW, kerjanya para nabi. Jadi, kalau kita ingin dikatakan ummat yang terbaik “Harus buat dakwah”

Satu orang mahasiswa dikatakan yang terbaik kalau IP (Indeks Prestasinya) Kumlot. Kalau IP nya dibawah 3 tidak dikatakan mahasiswa yang terbaik.

Allah SWT pun tidak pernah katakan kalau kamu shalat, puasa, haji maka kamu akan menjadi ummat yang terbaik. Tetapi Allah SWT mengatakan kalau kita buat dakwah, maka kita akan dikatakan ummat yang terbaik. Jangan pernah mengaku ummat yang terbaik kalau belum dakwah. Jangan pernah mengaku mahasiswa terbaik kalau IP masih dibawah 3.

Allah SWT berfirman :
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat 33)

Allah SWT didalam ayat ini menantang kita, Siapakah yang lebih baik...?

Maknanya, tidak ada lagi amalan yang paling baik diatas permukaan bumi ini selain “Dakwah”. Jadi, amalan, perkataan yang paling baik itu adalah “Dakwah”.

Allah SWT berfirman :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Didalam ayat ini dikatakan sabili (Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan yang lain. Selain mengajak kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan Dakwah.

Umar berkata : Rasulullah, Abu Bakar dan Aku seperti 3 orang musafir. Aku pastikan Rasulullah sudah sampai ketujuannya. Abu Bakar pun berjalan dijalan yang sama dan aku juga pastikan Abu Bakar sampai ketujuaannya. Aku pun berjalan dijalan yang sama dan semoga berjumpa juga dengan Rasulullah dan Abu Bakar.

Apa nama jalannya “Ada’u Ilallah” Jalan Dakwah. Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar telah menempuh jalan ini dan selamat sampai ke tujuan. Kalaulah kita juga menempuh jalan yang sama maka kita pun akan sampai ketujuan.

Didalam ayat ini dikatakan lagi : “Ana Wamattaba’ani” aku dan orang-orang yang mengikutiku. Kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Yang dipertanyakan kalau kita tidak buat dakwah kita ini ummat siapa...?

Inilah yang kita minta setiap hari minimal 17 kali. “Ih dinas siraatal mustaqeem”. Jalan yang lurus. Apa jalan yang lurus itu...? Jalan dakwah

Jadi, hanya ada satu jalan untuk berjumpa dengan Allah yaitu jalan dakwah.

Dari Anas r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Sepagi atau sepetang di jalan Allah adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya (Hr. Bukhari)

Kalau kita buat dakwah Sepagi atau sepetang maka akan diberi yang lebih baik dari dunia dan segala isinya. Maksud dunia dan segala isinya bukan benda-benda keduniaan. Emas, permata, gedung yang tinggi, gunung, lautan dsb, Bukan itu. Dunia dan segala isinya itu adalah andaikan semua amalan wali-wali dan manusia yang ada dipermukaan bumi ini dikumpulkan menjadi satu, maka lebih baik lagi sepagi atau sepetang dijalan Allah. Lebih baik lagi dari pada Mekkah, Madinah, Ka’bah, mesjid-mesjid yang ada dipermukaan bumi ini dan tempat-tempat mulia yang lainnya maka itu lebih baik lagi sepagi atau sepetang dijalan Allah.

Dakwah ini adalah kerja Allah SWT
Dakwah ini adalah kerja Nabi Muhammad SAW
Dakwah ini adalah kerja para Nabi dan Rasul
Dakwah ini adalah kerja ummat akhir zaman
Dakwah ini adalah syarat menjadi ummat yang terbaik
Dakwah ini adalah amalan yang paling baik
Dakwah ini adalah perkataan yang paling baik
Dakwah ini adalah satu-satunya jalan menuju Allah
Dakwah ini adalah lebih bai dari pada dunia beserta isinya

Inilah kemuliaan usaha dakwah, kalau kita buat usaha dakwah maka kita pun akan mulia disisi Allah SWT.

Jadi, apakah kita masih berpikir untuk tidak buat usaha dakwah...?

Insya Allah luangkanlah waktu anda 3 hari saja untuk belajar usaha dakwah Nabi SAW

Jalan Yang Lurus Adalah Jalan Dakwah

Setiap hari kita minta kepada Allah SWT agar ditunjukkan jalan yang lurus (Shirothol Mustaqim) 17 kali dalam shalat yakni jalan orang yang diberikan nikmat kepada mereka.

Banyak orang yang salah paham menyangka bahwa orang yang diberi nikmat atas mereka adalah : 

Manusia dari miskin menjadi kaya dikatakan mendapat nikmat
Mahasiswa lulus dalam ujian dengan nilai A dikatakan mendapat nikmat
Orang yang pengangguran dapat kerja dikatakan mendapat nikmat
Orang yang bekerja naik jabatan dikatan mendapat nikmat
Orang yang belum menikah dapat jodoh dikatakan mendapat nikmat
Orang yang punya istri 4 dikatakan mendapat nikmat

Sebenarnya orang yang diberi nikmat atas mereka adalah orang yang Allah SWT maksud dalam Surat An Nisaa' 69 yaitu : Para Nabi, shiddiiqiin, syuhada dan sholihin.

Allah SWT berfirman :

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An Nisaa' 69)

Jalannya para Nabi adalah dakwah

Allah SWT berfirman :

Katakanlah ((Kekasih Ku Muhammad SAW) : "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Jalannya para shiddiiqiin adalah dakwah. Salah satunya Abu Bakar siddiq, beliau juga senantiasa buat dakwah.
Jalannya para syuhada adalah dakwah. Para syuhada sebelum memerangi musuh yang ada disebuah daerah buat dakwah dulu.
Jalannya para sholihin adalah dakwah. Termasuk diantara orang sholihin adalah Imam Hanafi, Maliki, Safii dan Hambali mereka semua buat dakwah.

Jadi, jalan yang lurus yang senantiasa kita minta paling minimal 17 kali dalam shalat adalah jalan dakwah. Didalam ayat Yusuf 108 dikatakan sabili (Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan yang lain. Selain mengajak kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan Dakwah.

Ciri-ciri dakwah cara Nabi SAW adalah :
1. Tidak minta upah
Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Yaasiin 21)

2. Mendatangi umat bukan menunggu

“tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkan”. (QS. Yaasiin 30)

Bahkan di dalam surat Al Mulk dikatakan kepada ahli neraka sebelum masuk ke dalam neraka : Alam Yatikum Nadzir apakah belum datang pemberi peringatan kepada kamu ?

"Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (QS. Al Mulk 8)

Jadi, seorang dai itu datang kepada umat bukan didatangi umat.
Seperti air hujan. Air hujan itu turun dimana-mana tempat, di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan dilautan pun hujan tetap turun walau pun lautan itu adalah air. Dai pun begitu dakwah di di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan ditempat yang sudah hidup suasana agama pun harus tetap buat dakwah.

Sebagaimana Ibrahim as. Seolah hendak katakan : Biarlah badan saya terbakar asalkan perinta Allah SWT tidak terbakar, atau biarlah anak saya terpotong asalkan agama tidak terpotong.

Kitapun harus teriak : Biarlah anak istri kami bersedih karena ditinggal kerja dakwah asalkan Allah dan Rasul-Nya senang.

Jalan Yang lurus itu adalah jalan dakwah dan siapa saja berkewajiban buat dakwah

Seorang mewariskan hartanya kepada 3 anaknya. Salah seorang anaknya dipenjara, yang satu polisi dan yang satu lagi ulama. Apakah anak yang dipenjara mendapat warisan yang sama? Sebelum anaknya murtad dan membunuh ayahnya maka anak dipenjara tetap dapat warisan.

Kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa anak yang dipenjara tak berhak akan warisan maka berarti ia telah merampas hak anaknya itu.

Begitu pula hari ini Umat Islam diwariskan kerja menyebarkan agama keseluruh alam, Walaupun ia seorang pencuri, penzinah dsb.

Kalau ada yang berani mengatakan : Hai Pelacur kamu tak boleh berdakwah, Hai penzinah, koruptor kamu tak boleh Dakwah, maka ini berarti ia telah merampas hak orang itu.

Harusnya kita katakan kepada mereka : Hai Pelacur ! Hai Koruptor ! kalian semua wajib berdakwah nanti Allah SWT akan perbaiki kehidupan kamu sebagai mana Firman Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. (QS. Al Ahzab 70-71)

Kita sudah tahu jalan yang lurus itu adalah dakwah...
Apakah kita tidak mau juga buat dakwah...?
Apakah kita tidak mau juga meluangkan waktu 3 hari untuk belajar usaha dakwah...?