Minggu, 15 Desember 2013

Alam Dunia Tempat Untuk Menyempurnakan Iman

Allah SWT menghantar para Nabi keatas permukaan bumi ini hanya untuk satu maksud saja. Bagaimana setiap manusia mati dalam keadaan membawa iman yang sempurna. 

Untuk menyempurnakan jasad manusia tempatnya di alam kandungan. Kalaulah kita bisa berbicara dengan bayi yang ada dialam kandungan. 

Wahai bayi, didunia ini ada namanya Ular Anakonda yang panjangnya 12 meter. Ada lautan yang terbentang luas, ada gunung yang menjulang tinggi, ada berbagai macam keindahan didunia ini. 

Bayi pun menjawab : itu bohong, disini yang ada cacing yang kecil, air ketuban karena sang bayi masih berada dialam kandungan.

Ketika dilahirkan dan masuk alam dunia. Barulah matanya terbuka lebar melihat semua kenyataan yang ada. Ternyata betul dunia ini diliputi keindahan. 

Dialam dunia pun kita sering diingatkan.
Dialam kubur itu ada namanya ular Sujatul Aqro yang panjangnya satu bulan perjalanan. Adanya surga dan segala kenikmatannya. Adanya bidadari yang bermata jeli. Adanya sungai susu, sungai madu yang kita pun bisa mandi didalamnya. Ini semua seperti hanya dongen belaka. 

Ketika meninggal dunia dan masuk alam kubur. Barulah mata hatinya terbuka lebar melihat semua kenyataan yang ada. Ternyata betul akhirat ini diliputi keindahan. 

Alam kandungan tempat sempurnakan jasad kalau tidak disempurnakan maka akan cacatlah selama dikehidupan dunia. 

Alam dunia tempat sempurnakan iman kalau tidak disempurnakan maka akan menderitalah selamanya dikehidupan akhirat. 

Sekarang manusia dialam dunia lebih disibukkan menyempurnakan jasad.
Hidung yang pesek dijadikan mancung
Kulit yang hitam dijadikan putih
Kulit yang kriput dijadikan kencang lagi
Sehingga lupa tugas utama menyempurnakan iman. Padahal tempat menyempurnakan jasad itu dialam kandungan. 

Ingin punya Istri yang sempurna
Ingin punya rumah yang sempurna
Ingin punya mobil yang sempurna
Makanan 4 sehat 5 sempurna
Rokok pun sempurna
Hingga lupa menyempurnakan iman. 

Untuk mendapatkan satu batang rokok sempurna. Manusia lupa menyempurnakan yang seharusnya dia sempurnakan dialam dunia. 

Alam akhirat untuk menerima balasan yang sempurna. Berupa surga dan siksaannya pun sempurna. Berupa neraka. 

Untuk menyempurnakan jasad dalam kandungan perlu waktu 9 bulan lamanya. Para sahabat pun untuk sempurnakan imannya 13 tahun belajar iman yakin. 

Untuk menyempurnakan iman dalam kehidupan kita juga perlu usaha.
Apa usahanya…?
40 hari pertama berupa nuthfah
40 hari kedua berupa segumpal darah
40 hari ketiga berupa segumpal daging (ditiupkannya ruh)
120 hari = 4 bulan

Masa 4 bulan ini masa ditiupkannya ruh kepada janin. Untuk mendapatkan ruh agama perlu meluangkan masa selama 4 bulan. Kalau ruh sudah ada akan ada kehidupan. Kehidupan agama akan muncul dengan adanya usaha untuk mendapatkan ruh agama. Ciri kehidupan itu ada pergerakan. Agama bukan hanya diamalkan sendiri tapi agama ini digerakkan dengan menyampaikan agama kepada yang lain. Bukan hanya mengamalkan sunnah tapi menghidupkan sunnah. Selain mengamalkan sunnah dalam kehidupannya. Mengajak orang lain untuk mengamalkan sunnah (mendakwahkan pentingnya sunnah) inilah makna menghidupkan sunnah. Ada pergerakan, pegerakan itulah dakwah. 

Rasulullah saw berwasiat kepada para sahabat, " Wahai sahabatku, apabila saat ini kalian mengurangi waktu kalian untuk agama Allah sepersepuluh saja, niscaya nushratullah (pertolongan Allah) tidak akan turun, kalian harus mengamalkan agama secara keseluruhan, Tetapi ummatku pada akhir zaman nanti, jika mereka rela meluangkan waktunya sepersepuluh saja untuk agama Allah, maka nusratullah akan segera turun."(HR.Tirmizdi)

10% dari 30 hari 3 hari setiap bulan
10% dari 1 tahun 40 hari setiap tahun
Insya Allah

Allah SWT berfirman : “Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al 'Ankabuut 7) 

Untuk sempurnakan iman dalam diri kita pun perlu buat pengorbanan seperti para sahabat.
Biamwalikum wa amfusikum (dengan harta dan dirimu)  

Mujahadah dalam ayat ini berarti :
M = Mal (Harta)
J = Jasad (diri)
A = Asr (Waktu)
H = Hijrah
D = Dakwah
H = Hidayah 

MUJAHADAH MAKSUDNYA : KESUNGGUHAN MENGORBANKAN HARTA, DIRI DAN WAKTU UNTUK BERHIJRAH DAN DAKWAH MAKA ALLAH SWT AKAN BERIKAN KITA HIDAYAH.

Abu Bakar As Siddiq Bukan Ingin Surga Tapi Pengen Jadi Burung

1. Ruang
2. Waktu

Mau shalat ada ruangannya “Mesjid” dan dibatasi oleh waktu. Berkerja dikantor ada ruangannya dan dibatasi oleh waktu. Mau haji ada waktunya dan ruangannya “Mekkah dan Madinah” setiap apa yang kita lakukan didunia ini hakekatnya diliputi ruang dan waktu. 

Ketika manusia sudah tak didunia lagi masuk kedalam syurga atau neraka. Ruang dan waktu ini tidak mengikat manusia lagi. Syurga akan dibentangkan seluas2nya dan tidak dibatasi oleh waktu.
Kehidupan yang terbatasi oleh ruang dan waktu ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk mempersiapkan kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Bijak-bijaklah kita menggunakan waktu yang 60, 70 tahun didunia yang sementara ini. 

Abu Bakar As Siddiq tidak merindukan surga tapi surga yang merindukan Abu Bakar. Semua pintu surga memanggil2 nama Abu Bakar. Bidadari pun antri untuk menyambut kedatangan Abu Bakar. Abu Bakar tidak menginginkan surga dan bidadari tapi apa keinginan Abu Bakar.

Wahai burung, alangkah enaknya menjadi sepertimu. Terbang kesana kemari, hidup sesuka hatimu. Diakherat nanti tidak dihisab. 

Umar berkata : Rasulullah, Abu Bakar dan Aku seperti 3 orang musafir. Aku pastikan Rasulullah sudah sampai ketujuannya. Abu Bakar pun berjalan dijalan yang sama dan aku juga pastikan Abu Bakar sampai ketujuaannya. Aku pun berjalan dijalan yang sama dan semoga berjumpa juga dengan Rasulullah dan Abu Bakar. 

Allah SWT berfirman : Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf : 108) 

Allah SWT berfirman : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat : 33) 

Mengajak manusia kejalan yang lurus dan menunjukkan jalan yang lurus merupakan amalan dan pekerjaan Rasulullah. Kita ini mungkin musafir yang ke 10 milyar kalaulah kita mengikuti jalan yang sama yang ditempuh Rasulullah mudah2an kita pun akan selamat. 

Ketika berbuka puasa minum es dan kolak saja 5 menit hilanglah rasa dahaga yang 13 jam puasa. Padahal cuman 5 menit saja. Berkorban selama 13 jam tidak makan dan minum melawan hawa nafsu. Ada nilai pengorbanan maka dapatlah nikmatnya minum es dan kolak. 

Capek2lah kita didunia untuk agama. Harta dikorbankan untuk agama. Diri dikorbankan untuk agama. Ketika masuk surga 1 detik saja hilanglah rasa capek selama ini didunia. 

Capek yang keluar 4bulan dan 40 tidak terasa lagi. Surga yang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.  

Sebongkah Tanah Surga

Di tengah sebuah negeri subur makmur, bagaikan sebongkah tanah surga turun ke dunia. Inilah negeri zamrud khatulistiwa yang dikaruniakan Allah SWT.

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman

Tiada badai tiada topan kau temui, dulunya dinegeri tercinta ini jarang sekali terjadi bencana alam karena amalan manusia masih bagus.

Ikan dan udang menghampiri dirimu, inilah keberkahan yang didapat. Kita tidak terlalu sulit untuk mencari ikan dan udang bahkan mereka sendiri yang datang menghampiri.

Orang bilang tanah kita tanah surga, orang Eropa sudah mengakui bahwa zamrud khatulistiwa adalah sebongkah tanah surga. Orang Arab pun sangat terkesima dengan keindahan zamrud khatulistiwa. Air terjun yang mengalir. Gunung yang menghijau. Sehingga mereka berkata : “Jannah, Jannah, Jannah”

Tongkah kayu dan batu jadi tanaman, sebongkah kayu kalau dilemparkan di zamrud khatulistiwa maka akan tumbuh dengan indah dan baik.

Keberkahan di Bumi Indonesia, tapi sekarang sudah jauh
Buya Hamka mengatakan Bumi Indonesia adalah sebongkah tanah surga

Kalaulah batu yang dilemparkan ke langit tentu batu jugalah yang akan jatuh kebumi
Kalaulah bunga yang dilemparkan ke langit tentu bunga jugalah yang akan jatuh ke bumi.
Batu kalau jatuh dari atas akan menimbulkan mudharat
Bunga kalau jatuh dari atas akan menimbulkan harum semerbak

Amalan buruk yang dilemparkan kelangit maka bala dan bencana yang akan turun
Amalan baik yang dilemparkan ke langit maka keberkahan dan kebaikan yang akan turun

Kalaulah putih yang dilemparkan ke langit tentu putih jugalah yang akan jatuh kebumi
Kalaulah hitam yang dilemparkan ke langit tentu hitam jugalah yang akan jatuh ke bumi

Minyak diatas berupa kelapa sawit, minyak di bumi berupa minyak bumi tetapi masih banyak orang-orang miskin yang ada di Indonesia.

Ayam mati didalam lumbung beras
Ikan mati didalam sungai

Sesuatu hal yang aneh karena keberkahan sudah dicabut oleh Allah SWT
Memang benarlah Firman Allah SWT

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A'raaf 96)

Bala dan bencana silih berganti jatuh di negeri tercinta. Karena sudah banyaknya yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT.

Jadi apa solusi dari semua permasalahan ini :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali 'Imran 102)

Beriman dan bertakwa, makanya Maulana Ilyas rah.a mengatakan jangan mati dulu sebelum berangkat 4 bulan dalam rangka memperbaiki iman kepada Allah SWT.

Diri kita akan baik apabila iman kita baik
Iman kita akan baik apabila hati kita baik
Hati kita akan baik apabila lisan kita baik
Lisan kita akan baik apabila hari-hari kita membicarakan kebesaran Allah

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat 33)

Kamis, 05 Desember 2013

Mau Masuk Surga Atau Mau Jadi Ahli Surga

Ada tiga type golongan nantinya yang akan dimasukkan kedalam surga

1. Dimasukkan kedalam Surga
2. Masuk Surga
3. Ahli Surga

Dimasukkan kedalam Surga
Amal keburukannya lebih banyak dibanding amal kebaikannya. Makanya dibakar dulu didalam neraka untuk membersihkan dosa-dosanya baru DIMASUKKAN KEDALAM SURGA

Masuk Surga
Amal kebaikannya lebih banyak dibanding amal keburukannya. Orang seperti ini MASUK SURGA disebabkan amalannya lebih banyak, kebaikannya lebih banyak.

Ahli Surga
AHLI SURGA ini adalah para Nabi dan orang-orang yang mengambil usaha kenabian. Kalaulah ahli tentunlah orang yang menguasai betul suatu bidang. Misalnya : Ahli komputer

Perusahaan A
Menerima Ahli komputer ini sebagai pekerja. Untuk mempermudah tranportasi maka diberikan sebuah kereta.

Perusahaan B
Menerima Ahli komputer ini sebagai pekerja memberi tawaran yang lebih tinggi. Untuk mempermudah tranportasi supaya jangan kehujanan maka diberikan sebuah mobil.

Perusahaan C
Menerima Ahli komputer ini sebagai pekerja memberi tawaran yang lebih tinggi lagi. Yaitu menikahkan anak gadisnya dengan Ahli komputer tadi supaya ada keterikatan.

Ahli komputer saja diberikan fasilitas oleh perusahahannya. Tentulah Ahli Dakwah pun diberikan fasilitas oleh Allah SWT. Apa saja Fasilitas yang diberikan Allah SWT kepada para Ahli Dakwah … ???

1. Masuk surga tanpa hisab
2. Masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan
3. Diberikan bidadari-bidadari yang bermata jeli. Yang didalam hatinya tertulis nama pemiliknya.
4. Menyelamatkan ahli keluarga yang ada didalam neraka

Ahli surga adalah para Nabi dan orang-orang yang mengambil usaha kenabian.

Yang menjadikan dakwah maksud hidupnya. Bukan kerja sampingan. Kalau ada waktu baru buat dakwah. Kalau ada uang baru buat dakwah. Tetapi kapan saja dimana saja dan dengan siapa saja selalu buat usaha dakwah.

Untuk menjadi Ahli Komputer butuh waktu yang lama.

6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, S1 4 tahun, S2 2 tahun. Kurang lebih 18 tahun untuk jadi ahli komputer.

Untuk menjadi Ahli surga pun perlu pengorbanan.

4 bulan setiap tahun.

Semua sedia insya Allah menjadi Ahli surga.

Semerbak Aroma Surga



Aroma surga berbau harum semerbak sehingga bisa tercium dari jarak perjalanan bertahun tahun atau lebih jauh lagi.
Allah SWT berfirman :
Dan orang orang yang gugur di jalan Allah, Allah tidak akan menyia nyiakan amal mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka, dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan Nya kepada mereka. (QS Muhammad : 4-6).
Sebagian mufasir menerjemahkan, "Menjadikannya harum untuk mereka", dari kata "Al 'Arf" yang berarti bau harum.
Dalam riwayat Ibnu Majah dan Nasa'i, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa membunuh seseorang yang termasuk Ahlu Dzimmah (warga kafir yang dilindungi pemerintahan Islam), tidak akan mencium aroma surga padahal sesungguhnya aroma surga bisa tercium dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun." (HR Ibnu Majah dan Nasa'i).
Dua penjelasan hadits di atas menunjukkan, betapa harumnya surga sehingga ia bisa tercium dari jarak yang sangat jauh. Kita juga mengetahui bagaimana sebagian sahabat Rasulullah saw benar benar pernah mencium aroma surga saat mereka berada di medan perang. Dialah Anas bin An Nadhar ra pernah berkata kepada Sa'ad bin Muadz ra pada saat perang Uhud, "Wahai Sa'ad bin Muadz, Surga ! Demi Tuhan An Nadhar, sungguh aku mencium baunya di bawah bukit Uhud itu !". (HR Bukhari dan Muslim).
Menurut Imam Ibnu Al Qayyim rahimahullah, aroma surga itu ada dua macam. Pertama, aroma surga yang tercium sejak di dunia. Aroma ini terkadang tercium oleh para arwah yang telah meninggal dunia akan tetapi tidak bisa tercium oleh yang lain. Kedua, aroma surga yang tercium oleh penciuman lahiriah sebagaimana kita mencium wangi bunga mawar dan lain lain. Inilah yang kelak dialami oleh seluruh penghuni surga di akhirat. Mereka bisa mencium wangi surga dari mana pun, dalam jarak dekat maupun jauh.
Adapun yang merasakan wanginya saat di dunia hanya berlaku bagi orang orang yang dikehendaki Allah SWT seperti para Nabi dan Rasul Nya, juga seperti yang pernah dialami Anas bin An Nadhar yang termasuk orang pertama yang merasakannya.

Mengenal Pintu Pintu Surga Berikut Keindahannya



Mengenai sifat dan karakteristik pintu surga, luasnya, berikut taman keindahannya dijelaskan secara lengkap dalam Al Quran dan As Sunnah.
Allah SWT berfirman :
Dan orang orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke surga berombong rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga penjaganya, "Kesejahteraan dilimpahkan atasmu, berbahagialah kamu ! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.' Dan mereka mengucapkan 'Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji Nya kepada kami dan telah memberi kepada kami tempat ini sedang kami diperkenankan menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki.' Maka surga itulah sebaik baik balasan bagi orang orang yang beramal kebaikan." (QS Az Zumar : 73-74).
Dalam ayat lain Allah berfirman :
Ini adalah kehormatan bagi mereka. Dan sesungguhnya bagi orang orang yang bertakwa benar benar disediakan tempat kembali yang baik, yaitu surga 'Adn yang pintu pintunya terbuka bagi mereka.
(QS. Shad : 49-50).
Dalam riwayat Muttafaq Alaih, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Aku berkata "Wahai Tuhanku, umatku, umatku !' Allah SWT berfirman, 'Wahai Muhammad, masukanlah umatmu ke surga tanpa hisab dari pintu Al Aiman (Kanan), dan mereka juga bersekutu dengan orang lain untuk memasuki pintu pintu lainnya. Demi Allah Yang Menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu surga seperti jauhnya jarak antara Mekkah dan Hajar atau seperti jarak antara Mekkah dan Bashra."
Dalam riwayat lain ditegaskan, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya jarak antara dua daun pintu surga itu seperti jauhnya jarak perjalanan empat puluh tahun." (HR Ahmad dan Abu Ya'la). Ada juga yang menegaskan jauhnya jarak dua daun pintu surga sejauh jarak perjalanan tujuh puluh tahun (HR 'Abd bin Hamid dalam Musnad Abu Sa'id).
Dalam surga ada tingkatan tingkatan tertentu yang berbeda derajatnya satu sama lain. Pintu surga paling tinggi lebih luhur derajatnya daripada pintu surga di bawahnya. Surga paling tinggi memiliki pintu paling luas, dan pintu paling atas lebih luas dari pintu surga dibawahnya. Adapun luasnya pintu, bergantung luasnya surga. Inilah yang membedakan jarak dua daun pintu surga satu dengan lainnya. Satu pintu surga lebih tinggi derajat dan luasnya dari yang lainnya.
Jumlah pintu surga ada delapan pintu. Ada pintu Shalat, pintu Puasa, pintu Zakat, pintu Shadaqah, pintu Haji, pintu Umrah, pintu Jihad, dan pintu Silaturahim. Seperti termaktub dalam riwayat Ahmad, Rasulullah saw bersabda " Surga itu ada delapan pintu, dan neraka terdiri dari tujuh pintu."
Dalam riwayat yang sama, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa membiayai sepasang suami istri dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu pintu surga, sedang surga itu memiliki delapan pintu (dalam riwayat Ahmad dari Amr bin Abasah). 'Wahai Hamba Allah, pintu ini lebih layak bagimu !" Barang siapa termasuk orang yang gemar menunaikan shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang gemar berjihad, dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang gemar bersedekah, dia dipanggil dari pintu shadaqah. Barangsiapa termasuk orang gemar berpuasa, dia dipanggil dari pintu rayyan. Abu Bakar ra bertanya,' Demi Allah, wahai Rasulullah, bagaimanapun seseorang mesti dipanggil dari salah satu pintu itu. Apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu wahai Rasulullah ?' Ya jawab beliau, 'Dan aku berharap engkau termasuk salah seorang dari mereka itu !"
Imam Al Qurthubi berpendapat lain. Seraya mengutip Al Hulaimi, pintu surga menurut Al Qurthubi ada tiga belas. Yaitu, pintu Muhammad saw yang disebut juga pintu Taubat, pintu Shalat, pintu Puasa, pintu Zakat, pintu Shadaqah, pintu Haji, pintu Umrah, pintu Jihad, dan pintu Silaturahim. Ulama lainnya menambahkan pintu Al Kazhimin (orang orang yang mampu menahan amarah), pintu Ar Radhin (orang orang yang ridha), pintu Al Aiman (kanan) yang kelak di masuki orang orang yang tidak dihisab terlebih dahulu. Al Qurthubi juga berpendapat, bahwa pintu yang lebarnya sejauh perjalanan tiga hari bagi orang yang berkendaraan, seperti termaktub dalam hadits riwayat Tirmidzi, adalah pintu yang ketiga belas. Wallahu a'lam.
Ketika orang orang mukmin telah sampai di pintu surga, mereka mendapati pintu surga itu masih terkunci. Mereka kelak minta safaat dari sisi Allah dengan perantara para Nabi, agar pintu itu dibukakan untuk mereka. Maka Nabi Muhammad saw kelak memohon kepada penjaga surga untuk membukakan pintu surga tersebut.

Kunci Pembuka Pintu Surga dan Geriginya

Kunci surga adalah kalimah syahadat, sedangkan geriginya adalah amal amal shaleh. Kedua syarat inilah yang menjadikan pondasi penting keimanan. Yang pertama, pengakuan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Nya, lalu dibuktikan dengan menunaikan amal shaleh sesuai dengan contoh Rasulullah saw.
Al Hasan bin Arafah meriwayatkan dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda :
"Kunci surga adalah bersyahadat (bersaksi) bahwa tiada Tuhan selain Allah."
Dalam Shahih Bukhari dinyatakan, pernah ditanyakan kepada Wahhab bin Munabbih, "Bukankah 'La Ilaha Ilallah' itu kunci surga ?" "Benar" jawabnya, "Tetapi kalau yang kamu bawa itu kunci yang bergerigi, barulah pintu itu terbuka untukmu. Dan kalau tidak, pintu surga pun takkan terbuka." Maksudnya, kalimah tauhid tersebut harus disertai amal amal shaleh dengan melaksanakan ketaatan dan meninggalkan segala yang diharamkan sesuai perintah Rasulullah. Waalahu a'lam.

Kenikmatan Kenikmatan Yang Dijanjikan 1



Sifat kenikmatan surga bersifat abadi. Selain itu, rasa kenikmatannya pun tidak bisa dibayangkan oleh perasaan lahir manusia saat ini. Karena kenikmatan dunia berbeda dengan kenikmatan surga di akhirat. Sekalipun nama kenikmatan sama namun sifat dan jangkauannya jelas berbeda. Nikmat surga jauh lebih besar berkali lipat kenikmatan yang biasa dirasakan makhluk Nya saat di dunia.
Dalam Hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
"Allah SWT berfirman : 'Aku sediakan bagi hamba hamba Ku yang sholeh kenikmatan yang tidak bisa dijangkau oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak terbetik oleh hati seorang manusia.' Bacalah oleh kalian ayat yang berbunyi, 'Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.' (QS As sajdah : 17)."
Di surga juga terdapat bidadari bidadari cantik bermata bening yang siap melayani seluruh penghuni surga. Mereka adalah bidadari pilihan yang suci. Tidak pernah kencing, tidak pernah buang air besar, menebar semerbak wangi, tidak haid, nifas dan melahirkan, sebagaimana halnya wanita dunia. Apabila mereka mendatangi pasangannya, pasangannya itu mendapatinya sebagai seorang bidadari yang perawan.
Di surga pun tersedia makanan dan minuman enak enak. Semua makanan dan minuman para penghuni surga disuguhkan oleh pelayan pelayan surga yang berusia muda yang tetap muda. Mereka itulah yang disebut Al Quran sebagai wildan mukhalladun yang kelak selalu mengelilingi para majikannya.
Sungai sungai jernih mengalir tumpah ruah di surga. Ada sungai air, sungai susu, sungai arak, sungai madu dan seterusnya. Semua boleh dinikmati penghuni surga tanpa ada perhitungan dan pertanggung jawaban apapun lagi dari Allah SWT seperti halnya ketika mereka hidup di dunia.
Allah SWT berfirman :
Tetapi orang orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapat tempat tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat tempat yang tinggi, di bawahnya mengalir sungai sungai. Allah berjanji dengan sebenar benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji Nya. (QS Az Zumar : 20).
Pakaian ahli surga adalah sutra yang berhiaskan emas permata, berkalungkan emas, dengan istana megah dan mewah. Bahasa percakapan antar penghuni surga adalah bahasa yang lembut, sopan, santun dan bukan perkataan jijik atau ucapan yang menimbulkan dosa. Betapa ini pertanda kesantunan dan kelembutan para penghuni surga.
Semua kenikmatan surga benar benar nyata dirasakan seluruh penghuninya tanpa terkecuali. Seluruh kenikmatan yang dijanjikan itu digambarkan dalam Al Quran Surah Al Waqi'ah ayat 14 sampai 26. 
Allah SWT berfirman :
Dan segolongan kecil dari orang orang yang kemudian, mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan diatasnya dengan berhadap hadapan. Mereka dikelilingi anak anak muda yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, mereka tidak pening, tidak pula mabuk, dan buah buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan di dalam surga ada bidadari bidadari  bermata jeli, laksana mutiara tersimpan baik. Sebagaimana balasan bagi apa yang mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan sia sia, dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, tetapi mereka mendengar ucapan salam. (QS Al Waqi'ah 14-26).
Tidak hanya itu. Kenikmatan lain di surga digambarkan dengan begitu indah pada ayat berikutnya di Surah yang sama. Semua itu diperuntukkan bagi mereka yang disebut Allah SWT sebagai golongan kaum kanan, yaitu mereka yang menerima laporan amal kebaikan dengan tangan kanan mereka sebagai pertanda amal kebaikan mereka lebih banyak daripada keburukan mereka.
Allah SWT berfirman :
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun susun buahnya, dan naungan terbentang luas, dan air tercurah dan buah buahan yang banyak, tidak berhenti buahnya, tidak terlarang mengambilnya, dan kasur kasur tebal lagi empuk. Sungguh Kami menciptakan mereka (bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan. (QS Al Waqi'ah : 27-38).
Selain kenikmatan jasmaniah, penghuni surga juga di anugerahkan kenikmatan rohaniah berupa kelapangan, ketenangan dan perasaan damai luar biasa sehingga terbebas dari kegundahan maupun keresahan hati.
Allah SWT berfirman :
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap hadapan di atas dipan dipan. (QS Al Hijr : 47).
Inilah kenikmatan istimewa yang diberikan Allah SWT kepada mereka yang beriman dan bertakwa sebagai bukti keluasan rahmat Nya. Semua kenikmatan itu sekaligus menjadi bukti kebenaran janji Allah SWT. Sungguh Allah SWT sekali kali tidak akan menyia nyiakan keimanan yang tulus dan pengorbanan suci hamba hamba Nya yang beriman dan bertakwa kepada Nya.

Kenikmatan Kenikmatan Yang Dijanjikan 2



Allah SWT berfirman :
Dan demikian pula Kami menjadikan kamu umat Islam, umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas ulah manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu sekarang melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi beberapa orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan Allah tidak akan menyia nyiakan keimananmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS Al Baqarah : 143).
Dari semua kenikmatan yang diberikan, nikmat surga yang paling besar ialah nikmat melihat Allah SWT secara langsung dengan mata kepala sendiri. Seperti termaktub dalam firman Nya, "Wajah wajah orang orang mukmin pada hari itu berseri seri Kepada Tuhannyalah mereka melihat." (QS Al Qiyamah : 22-23).
Maka mengulang apa yang pernah diajukan Rasulullah saw pada para sahabat, adakah kita termasuk orang orang yang bersiap menyongsong surga Nya ? 
Dari Usamah bin Zaid ra, Rasulullah saw bersabda "Adakah kalian sudah bersiap sedia masuk surga ? Sungguh surga itu tidak ada larangan di dalamnya. Demi Pemilik Ka'bah, cahaya di dalamnya berkedip kedip, angin berhembus sepoi sepoi, istananya begitu kokoh, sungai yang mengalir, buah buahan matang, bidadari cantik jelita, dan perkara halal lainnya yang banyak. Tempat keabadian dan alam kedamaian dengan buah buahan hijau, kebahagiaan dan kenikmatan di tempat yang tinggi nan istimewa. Para sahabat bersahutan, "Wahai Rasulullah, sungguh kami telah bersiap sedia masuk kedalamnya !" Rasulullah saw bersabda, 'Ucapkanlah insyaaAllah (jika Allah menghendaki) !" Para sahabat pun serempak berujar, InsyaaAllah jika Allah menghendaki !". (HR Ibnu Majah).
Terdapat berbagai kenikmatan di surga yang bisa memuaskan nafsu syahwat para penghuninya. Allah SWT berfirman "Diedarkan kepada mereka piring piring dari emas dan piala piala dan di dalam surga terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya." (QS Az Zukhruf : 71)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya tali cambuk yang ada di surga lebih baik dari barang barang yang ada di langit dan bumi" (HR Ahmad dari Abu Hurairah ra).
Rasulullah saw bersabda "Sungguh, sebatang busur panah di surga lebih baik daripada barang barang di antara tempat matahari terbit dan terbenam." (HR Bukhari dari Abu Hurairah ra).
Rasulullah saw bersabda :
"Seandainya tampak seujung kuku saja barang yang ada di surga, niscaya akan terhiasi apa yang ada di kolong langit dan bumi. Kalaulah seorang penghuni surga memperlihatkan diri dan menunjukkan gelangnya, niscaya menyilaukan cahaya matahari sebagaimana sinar matahari menyilaukan cahaya gemintang." (HR Ahmad dan Tirmidzi dari Dawud bin Amir bin Sa'ad bin Abu Waqqash dari ayahnya dari kakeknya).
Demikian kenikmatan surga yang tak terbilang yang menjadikan orang orang mukmin senantiasa merindukannya. Sungguh seluruh kenikmatan itu berlangsung abadi dan tiada pernah berakhir untuk selama lamanya. Tidak ada kematian saat itu, tidak ada pula kesudahan.
Allah SWT berfirman :
Adapun orang orang yang berbahagia, tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki lain, sebagai karunia yang tiada putus putusnya. (QS Hud : 108).

Rabu, 06 November 2013

Jujur Itu Indah

Sejatinya seorang muslim adalah pengemban risalah dalam kehidupan, oleh karenanya hendak-lah bermuamalah dengan akhlaq yang mulia nan tinggi, dengannya niscaya jelaslah kemuliaan seorang muslim dari yang lainnya.

Di antara akhlaq mulia yang semestinya menghiasi seorang muslim, namun kerap ditinggalkan, padahal dengannyalah seseorang merasakan hakikat cinta, dengan nya pula terbangun persahabatan yang sejati nan diridhoi.

Akhlaq itu adalah jujur dalam berkata dan beramal, karenanya seorang muslim akan merasa tentram, dan menghantarkankan kepada kehidupan harmonis yang berakhir di jannatullah.

Namun begitulah manusia, terkadang amalnya tidak sejalan dengan fitrah yang salimah (lurus), pemandangan ironi pun kerap terjadi, ya!.. tanggal 01 April dunia mengenalnya dengan [April Fools Day] yang di Indonesia akrab dikenal dengan April Mop [hari penghalalan ber bohong] innalillahi wainna ilaihi rajiun! inilah pembatalan syari’at yang sejalan dengan fitrah, sungguh agama Islam yang hanif ini memerintahkan hambanya untuk jujur, dan meninggalkan bohong.

Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu bersama orang yang benar [jujur]” (QS. at-Taubah:119), dalam ayat yang lain, “Agar Allah memberikan balasan kepada yang jujur karena kejujurannya dan mengazab orang munafiq jika ia menghendakinya.” (QS. al-ahzab: 24)

Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Itu semua menunjukkan bahwasanya kejujuran adalah perkara yang mulia dan akan mendapat balasan dari Allah, oleh karenanya wajiblah bagi kita untuk jujur, terbuka dan tidak menyembunyikan sesuatu karena basa-basi atau berdebat”

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran menghantarkan kepada kebaikan,dan sesungguhnya kebaikan menghantarkan kepada surga, dan apabila seseorang senantiasa berlaku jujur niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang yang jujur, dan janganlah kalian berdusta karena sesungguhnya dusta menghantarkan kepada kejelekan, dan sesungguhnya kejelekan menghantarkan kepeda neraka, dan apabila seseorang senantiasa berlaku dusta niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘alaih)

Maka, dari pemaparan di atas jelaslah akan kewajiban berlaku jujur dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam konteks sebagai hamba yang berhubungan dengan sang Khaliq, ataupun dalam konteks sebagaimana layaknya manusia dengan sesamanya, seperti jujur dalam memegang amanah kepemimpinan, dalam jual beli, berumah tangga,ber patner dalam bekerja, baik di instansi pemerintahan ataupun swasta, dll. Sehingga tertutuplah pintu kecurangan, penipuan, kecemburuan, prasangka buruk, bahkan KKN sekalipun.

Bahkan lebih dari itu, dalam canda dan tawapun kita dituntut untuk jujur, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara kemudian berdusta agar manusia tertawa dengannya, maka celakalah kemudian celakalah.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh al-Albani.), oleh karena itu kita harus berhati-hati.

Adapun buah dari kejujuran adalah, berikut ini;

Bahwasanya ia menghantarkan kepada kebaikan yang bertepi di surga Allah Ta’ala, mendapat pujian dari Rabb semesta alam, selamat dari sifat munafiq yang selalu berdusta apabila bicara, mendapatkan kepercayaan dari sesamanya, terbentuknya kehidupan yang tentram dan selamat yang tiada penyesalan, Oleh karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggalkanlah yang membuatmu ragu kepada yang tidak ragu. Sesungguhnya jujur itu ketenangan, dan bohong itu keragu-raguan” (HR. at-tirmizi)

Jujur dalam niat dan lisan akan menghantarkan seseorang ke derajat yang tinggi, yaitu derajat syuhada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa meminta kepada Allah mati syahid dengan penuh kejujuran, niscaya Allah menghantarkannya ke derajat syuhada, walaupun dia mati di atas kasurnya.” (HR. Muslim). Dan faidah lainnya yang tak terhitung.

Berikut ini salah satu contoh yang nyata tentang buah dari kejujuran; kita dapati dalam kitab tarikh, bahwasanya suatu hari sebagaimana biasanya Umar -Amirul Mu’minin- berjalan di malam hari mengontrol keadaan rakyatnya, hingga sampailah dia di dekat suatu rumah, tanpa disengaja beliau mendengar percakapan antara seorang ibu -penjual susu- dengan anak gadisnya, “Tuangkanlah air ke dalam susu ini,” tukas ibu kepada anak gadisnya. Maka sang gadis pun menjawab dengan penuh tatakrama, “Wahai ibu! bukankah Amirul Mu’minin melarang kita dari perbuatan ini?” Sang ibu pun lantas berkilah, “Bukankah tidak ada seorang pun yang mengetahui perbuatan ini? Apalagi Amirul Mu’minin!” Sang gadis pun berusaha meyakinkan sang ibu, “Wahai ibu!, kalaulah seandainya Amirul Mu’minin tidak mengetahui, bukankah Rabbnya Amirul mukminin mengetahui.” Lantas sang ibu pun terdiam. Maka Umar kaget dan bahagia, lantas ia bergegas menuju rumahnya dan menawarkan anaknya untuk menikahi gadis tersebut. Maka dinikahilah anak tersebut oleh ‘Ashim bin umar dan terlahirlah dari pasangan ini seorang anak perempuan yang kelak dinikahi oleh Abdul Malik bin Marwan, dan terlahirlah dari pasangan ini seorang alim yang disebut-sebut sebagai khalifah yang kelima sebagai buah dari kejujuran, dialah Amirul Mu’minin Umar bin Abdul aziz, khalifah yang alim, bertaqwa, zuhud dan adil.

=== SALAM SABAR ===

Apa yang telah engkau korbankan untuk Islam ?


lpi19616_20
Wahai saudaraku, barang siapa telah kehilangan Allah, maka apa yang akan engkau temukan? Barang siapa yang telah menemukan Allah , maka apa yang hilang? Kenapa terjadi kelalaian dalam bermunajad kepada Tuhanmu? Tidakkah engkau rindu untuk menghuni surga-surga dan taman-taman-Nya?
Saudaraku tidakkah engkau ingat tentang kisah wanita yang syahid pertama kali dalam Islam!! Tentang keluarga Yasir r.a dan pengorbanan keluarga mereka!! Apa yang Sumayah binti Khaiyyath r.ha terima ketika memilih Islam sebagai keyakinan dan juga sebagai jalan hidupnya? Lemparan tombak Abu Jahal yang menembus kemaluannya sehingga mengantarkan dirinya pada ke syahid-an sebagai bayaran atas ke Islamannya, begitu pun yang di terima Khabbab bin Al-Arat r.a, dirinya telah di seret di timbunan bara api yang menyalah sehingga lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya telah memadamkan api tersebut. Dan masih banyak kisah-kisah sahabat Nabi yang mengalami nasib serupa dengan mereka. Ada Hamzah r.a paman Rasulullah saw, yang terpotong-potong tubuhnya dalam medan perang Uhud sehingga membuat Rasulullah saw bersedih , Ada Jafar r.a sepupuh Rasulullah saw yang terpotong kedua tangannya demi tegaknya Islam.
Mereka adalah generasi awal , generasi yang Rasulullah saw sebut sebagai generasi terbaik.Generasi yang siap berkorban harta dan diri demi Islam, generasi yang sadar bahwa Islam hanya akan bisa tegak sejauh mana kita mau berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari islam itu sendiri.
Rasulullah saw telah korbankan dirinya, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang di cintainya demi tegaknya agama, demi perkara hidayah. Hari-hari yang di pikirnya adalah bagaimana seluruh umat bisa selamat dari neraka dan masuk kedalam surga-Nya.
Sejak beliau di utus sebagai Nabi dan Rasul maka tiada malam baginya selain tangis dan doa memikirkan nasib umat, tidak ada waktu lagi baginya untuk sekedar memikirkan dirinya dan keluarganya, sampai-sampai beberapa bulan di rumahnya tidak ada yang dapat di makan selain air dan kurma, ini semua Beliau lakukan karena sadar ada tanggung jawab besar di pundaknya tentang masalah umat, masalah yang berdampak bukan hanya sehari atau dua hari tapi masalah yang selama-lamanya, yang apa bila umatnya itu gagal maka akan gagal selama-lamanya.
Saudaraku, Rasulullah saw siang dan malam mendidik dan mengkondisikan para sahabatnya dalam suasana iman, hari-hari mereka hanya bicara perkara bagaimana meningkatkan iman sehingga amal agama dapat wujud pada diri mereka dan kehidupan mereka. Islam tak lagi tinggal di buku-buku tebal, di toko dan di perpustakaan, Islam tak sebatas hanya hiasan dan kajian. Islam tak cuma tampil pada syair dan kesenian, dalam merk dan reklame, dalam slogan dan motto, dalam seminar dan tematik. Tapi Islam menjadi wujud nyata pada diri para penganutnya. Dalam imaniyah sempurna, dalam ubudiyah, mu’amalat, mu’asyarat, dan aklaq. Islam wujud di rumah, di pasar, di ladang, di lorong dusun dan kota. Islam bukan persamaan, tapi pembeda antara yang hak dan batil, Islam bukan pembuat masalah tapi jalan keluar dari berbagai masalah.
Saudaraku itu semua hanya bisa terlaksana kalau setiap diri umat Islam mau kembali kepada agamanya, mau berkorban harta dan dirinya untuk agama, mau kembali menjadikan dakwah sebagai maksud hidup mereka. Gerakan dakwah bukan membangun gedung dakwah atau atribut dakwah, tapi mereparasi ruhani manusia. Tak hanya membangun universitas Islam tapi mengisi ruhani Islam dalam universitas. Tak hanya membangun rumah sakit Islam, tapi menyehatkan iman umat Islam yang sakit.
Kita semua, laki-laki, wanita, tua, muda, anak-anak, kaya , miskin , raja maupun rakyat jelata adalah para penerus kerja kenabian dimana tanggung jawab besar ada di punda-pundak kita. Sejak seorang membuat keputusan bahwa tiada yang berhak di sembah selain Allah swt dan Nabi Muhammad saw adalah utusannya , maka ada 2 tugas besar di pundak-pundak mereka , yang pertama , bagaimana mengwujudkan amal agama yang sempurna di diri mereka, dan yang kedua mengajak orang untuk juga melakukan hal yang sama sebagaimana yang kita lakukan.
Setiap orang yang merasa muslim harus mempunyai fikir dan risau sebagai mana fikir dan risaunya baginda Rasulullah saw. Bagaimana disetiap diri umat Islam harus ada perasaan memiliki Islam dan berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari Islam. Bagimana kita juga berfikir untuk memperkenalkan dan memberikan Islam kepada siapa saja, tak pernah berniat mengambil keuntungan dunia melalui Islam tapi bagaimana berkorban harta dan diri demi islam, tak ingin berambisi menjadi pemimpin Islam tapi bagaimana berkhidmat untuk Islam.
Saudaraku mulai sekarang kita luruskan kembali niat kita, bagaimana agar agama yang sempurna wujud di diri kita, keluarga kita dan seluruh alam, dan juga bagaimana kita berkorban harta dan diri demi tersebarnya Agama.
Ya Allah terimalah harta dan diri kamu untuk agama-Mu, dan terimalah kami untuk meneruskan kerja Rasulullah saw dan jangan karena asbab dosa dan kebodohan kami sehingga menjadikan hidayah-Mu terhambat.
Ya Allah pandang kami , sebagai mana Engkau pandang Para sahabat Nabi-Mu, Jadikan fikir dan kerisauan mereka sebagai fikir dan kerisauan kami, kehidupan mereka sebagai kehidupan kami, berilah kami ridha-Mu, pertemukan kami kelak di akhirat dengan Rasulullah saw dan para sahabat-nya.
Bahan bacaan : Fadilah A’mal karya Maulana Muhamad Zakariyya, Risau Umat Syaikh Abdul Wahab karya Ustadz Abdurahman Lubis, Bersujud dalam Keheningan karya Abu Al-Hamidy

Sabtu, 02 November 2013

Dakwah Dimana Saja Kapan Saja Dan Dengan Siapa Saja

Satu orang germo bertobat dan ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Sudah 20 tahun dia menggeluti propesinya sebagai germo. Apakah setelah dia ikut dalam usaha dakwah, dia langsung tinggalkan teman-temannya yang masih dalam kegelapan. Sibuk menghidupkan maqami dan intiqali. Apa kata Mufthi Lutfhi : “20 tahun dia telah menyesatkan teman-temannya sebagai germo. Maka dia pun berkewajiban 20 tahun mendakwah teman-temannya supaya ikut ambil bagian dalam usaha dakwah.

Satu orang dai pergi ke club malam atau tempat prostitusi. Kita jangan langsung sangka buruk kepada dia. Waktu masuk tempat itu dia pakai baju preman dan kawan-kawan jamaah lain yang melihatnya langsung mengatakan bahwa dia sudah kembali kehabitatnya. Padahal tidak demikian. Dia datang setiap malam ketempat itu untuk buat dakwah kepada teman-temannya. 
 
Satu orang penjual peti mayat ikut ambil bagian dalam dakwah. Semua karkun tempatan mengatakan supaya dia meninggalkan usahanya menjual peti mayat karena peti mayat yang dia buat dijual untuk orang kristen. Jadi, kalau dia meninggalkan usaha menjual peti mayat siapa lagi yang buat dakwah kepada orang kristen yang hampir setiap hari jumpa dengan dia untuk membeli peti mayat. 
 
Nabi Ibrahim as karena berkhitmat kepada ayahnya dia telah menjual patung. Ketika menjual patung apa katanya : “Patung ini tidak bisa memberi mamfaat dan mudorat tanpa izin Allah”
 
Satu orang satpam penjaga club malam ikut ambil bagian dalam dakwah. Dia tanya sama masyeikh apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya. Masyeikh katakan : “Jangan, tetaplah bekerja disana”.  Asbab dia kerja disana dan setiap hari pakai baju sunnah. Orang-orang malu datang kesana dan akhirnya club malam itu tutup. 
 
Satu orang yang kesehariannya bergaul dengan komputer. Dia bekerja dari jam 8 sampai jam 4. Baik dia teknisi komputer atau operator komputer atau menjaga warnet atau bagian traveling atau kerja kantor. Dia buat dakwah di Facebook, Twittir, web dsb. Para karkun telah mengatakan kepada dia itu tidak sunnah. Ini sebenarnya suatu kesalahan yang mengatakan dakwah melalui internet itu salah. Kalau dia tidak buat dakwah di internet jadi siapa lagi orang yang mengingatkan mereka yang lalai setiap harinya didepan komputer sambil berinternet. Sebenarnya dalam keadaan begini suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah di internet karena dari jam 8 sampai jam 4 dia habiskan waktunya 8 jam setiap harinya. Apalah salahnya dia luangkan waktu untuk dakwah di internet. 
 
Jadi, dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Jangan terkesan dengan suasana dan keadaan.
 
Tukang becak buat dakwah kepada penumpangnya
Supir taksi buat dakwah kepada penumpangnya
Tunkang bakso buat dakwah kepada pelanggannya
Pedagang buat dakwah kepada pembelinya
Pegawai buat dakwah kepada rekan kerjanya
Meneger buat dakwah kepada bawahannya
Operator komputer buat dakwah melalu internet
 
Jadi jangan kita menyalahkan orang-orang yang buat dakwah melalui internet apalagi mengatakan bidah. 
 
Malah suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah melalu internet. Dia sudah punya kemampaun dan keluangan waktu untuk buat dakwah di internet tapi dia tidak melakukannya. Karena sebahagian besar waktunya dia habiskan didepan komputer.
Sebagaimana suatu kesalahan besar apabila manager tidak buat dakwah kepada bawahannya padahalan dia punya kemampuan dan kekausaan untuk buat dakwah kepada bawahannya
Apa pun propesi atau pekerjaan kita berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita jangan saling menyalahkan. 
 
Dakwah itu sendiri ada 4
1. Dakwah Umumi
2. Dakwah Khususi
3. Dakwah Ijitimai
4. Dakwah Inpirodi
 
Dakwah yang dilakukan ketika kita dalam bekerja ini dikategorikan dakwah Inpirodi. Jadi, suatu kesalahan besar kalau ada yang menafikan dakwah inpirodi ini. 
 
Seperti sebuah mobil mempunyai roda 4, kalau rodanya tidak ada satu maka mobil ini tidak akan bisa jalan. Jadi keempat metode dakwah ini harus dibuat supaya dakwahnya berjalan dengan baik.
Seperti ada pernyataan “Jaulah ini adalah maksud sedangkan bayan keperluan, kalau kita tidak buat bayan tidak ada masalah yang penting kita buat jaulah”. 
 
Jaulah itu penting, Bayan pun penting. Ingat jaulah itu Dakwah Umumi dan Bayan itu Dakwah Ijitimai. Jangan kita mengatakan Bayan itu tidak penting tetapi sama-sama penting. Sedangkan tujuan jaulah adalah mengundang untuk shalat berjamaah kemesjid dan mendengar penyampaian agama (Bayan). 
 
Jadi jangan ada dalam pikiran kita dakwah ini yang paling penting tetapi keempat metode dakwah itu sama-sama penting. Sebagaimana tadi empat buah roda mobil. Jangan kita mengatakan roda depan yang lebih penting atau roda yang belakang lebih penting. Tetapi sama-sama penting dan saling melengkapi. 
 
Kalau tidak salah ini kisahnya Bay Wahab. Beliau dulu kuliah di Amerika ketika pulang kampung ke India dan beliau kena taskiel dan ikut ambil bagian dalam dakwah. Karena gairah agama yang begitu tinggi sudah masuk kedalam hatinya. Bay Wahab mengatakan saya mau menghafal Al Quran di pesantren ini. Maulana Yusuf setuju dengan pendapat ini. Tetapi ketika Bay Wahab jumpa dengan Maulana Ilyas, beliau mengatakan : “Sebaiknya kamu kuliah lagi di Amerika dan buat dakwah disana, kalau kamu tinggalkan kuliahmu, siapa lagi yang akan buat dakwah disana”.
 
Bay Wahab kuliah kembali dan setelah selesai kuliah. Bay Wahab menjual rumahnya sehingga istri dan anaknya ngontrak rumah supaya terbentuk jamaah yang pertama kali dihantar ke Amerika. Asbab pengorbanan Bay Wahab sekarang sudah banyak gereja yang berubah jadi mesjid dan hampir setiap hari ada yang masuk islam. Setelah pulang dari sana Bay Wahab menghafal Al Quran dan alhamdulillah beliau adalah seorang hafidz. 
 
Satu orang Propesor, masyeikh dari India pernah dalam penyampaian beliau dalam jurd pelajar waktu di Kebun Jeruk. 
 
Waktu saya kuliah kami buat taklim dibawah sebuah pohon dikampus karena tidak ada mesjid didalam kampus. Mahasiswa dan dosennya hampi 50% muslim dan 50% non muslim. Jadi shalat berjamaah pun mereka dibawah pohon itu. Setelah beberapa bulan berjalan. Rektornya memanggi dia dan teman-temannya dan mengatakan akan memberikan satu ruangan khusus kepada mereka untuk buat program taklim dan shalat berjamaah. 
 
Bukan main senangnya mereka karena mendpat fasilitas dari kampus. Didalam ruangan itu ada salib yang tergantung, tepat diarah kiblat shalat. Jadi setiap hari mereka harus menurunkan salib dan memajangnya kembali. Itulah yang mereka lakukan setiap hari sampai tammat dari kampus tersebut. 
 
Setelah saya tamaat saya baru berpikir. Ketika kami dulu buat taklim dan shalat berjamaah di bawah pohon semua orang melihatnya dan inilah sebenarnya dakwah yang sesungguhnya. Tetapi setelah didalam ruangan tidak ada lagi suasana dakwah malah kami yang terdakwah setiap hari    menurunkan salib dan memajangnya kembali. Rektor mereka itu rupanya seorang misionaris dan jaul lebih pintar dari mereka. 
 
Jadi buatlah selalu suasana dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja dan berdakwahlah sesuai dengan propesi dan kemampuan kita. 
 
Jadi jangan kita menyalahkan teman kita yang buat dakwah dengan metode yang berbeda ketika buat dakwah inpirodi dalam suasana pekerjaannya yang penting jangan lupa meluangkan waktu setiap hari 2 ½ jam dan 3 hari setiap bulan dan 40 hari atau 4 bualan setiap tahun. 
 
Satu orang mahasiswa hendak ambil S2 ke jepang. Musyawarah dengan syuro Indonesia beliau tidak dikasih untuk kesana taku suasana dan keadaan disana mempengaruhi dia. Sihingga makin jauh dari agama. Tidak puas dengan hal ini waktu masyeikh datang dia tanya kan hal ini. Masyeikh katakan silahkan berangkat ke Jepang tapi jangan lupa buat dakwah. Asbab dakwah yang dibuatnya disana sebuah bihara telah berubah menjadi mesjid. 
 
Satu orang dai yang mempunyai istri pelacur. Dia musyawarah dengan masyeikh saya ingin bercerai dengan istri saya. Masyeikh katakan sudah berapa lama menikah. Dijawab 10 tahun. Masyeikh katakan engkau harus bersabar 10 tahun untuk mengajak dia dan banyak ikrom kepadanya. Hal ini pun dilakukan tetapi tidak ada juga perubahan. Musyawarah lagi dengan Masyeikh, Masyeikh katakan sekarang kamu setiap hari hantar jemput istrimu ketempat pekerjaannya. Makin kacau lagi setiap hari hantar jemput istri yang pekerjaannya pelacur. Tetapi dia taat dan setiap hari menunggu istrinya. Lama kelamaan istrinya berubah dan ikut ambil bagian dalam dakwah dan menjadi salah satu penanggung jawab di Pakistan. 
 
Jadi buatlah dakwah dengan kemampuan yang ada pada kita. 
 
DIMANA SAJA KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA

Dakwah Adalah Amalan Yang Paling Baik

Allah SWT menghantar makhluk yang paling mulia diatas permukaan bumi ini Nabi SAW untuk buat kerja dakwah. Manusia yang paling mulia buat kerja yang paling mulia yaitu  usaha dakwah.

1. Allah SWT buat dakwah

Allah SWT perintahkan kita shalat, puasa, zakat dan haji tetapi Allah SWT tidak mengerjakan itu semua. Tetapi Allah SWT perintahkan kita dakwah, Allah SWT juga buat dakwah.

Allah SWT berfirman :
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (QS. Yunus 25)

Allah SWT langsung menyeru (dakwah) kepada manusia ke Darussalam.
Jadi, dakwah ini adalah kerjanya Allah SWT

2. Nabi Muhammad SAW  buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jumu'ah 2)

3. Semua para Nabi dan Rasul  buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar. (QS. Al Furqaan 51-52)

4. Ummat akhir zaman buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran 110)

Allah SWT muliakan ummat akhir zaman dengan dakwah. Padahal dakwah ini adalah kerjanya Allah SWT, Kerjanya Nabi Muhammad SAW, kerjanya para nabi. Jadi, kalau kita ingin dikatakan ummat yang terbaik “Harus buat dakwah”

Satu orang mahasiswa dikatakan yang terbaik kalau IP (Indeks Prestasinya) Kumlot. Kalau IP nya dibawah 3 tidak dikatakan mahasiswa yang terbaik.

Allah SWT pun tidak pernah katakan kalau kamu shalat, puasa, haji maka kamu akan menjadi ummat yang terbaik. Tetapi Allah SWT mengatakan kalau kita buat dakwah, maka kita akan dikatakan ummat yang terbaik. Jangan pernah mengaku ummat yang terbaik kalau belum dakwah. Jangan pernah mengaku mahasiswa terbaik kalau IP masih dibawah 3.

Allah SWT berfirman :
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat 33)

Allah SWT didalam ayat ini menantang kita, Siapakah yang lebih baik...?

Maknanya, tidak ada lagi amalan yang paling baik diatas permukaan bumi ini selain “Dakwah”. Jadi, amalan, perkataan yang paling baik itu adalah “Dakwah”.

Allah SWT berfirman :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Didalam ayat ini dikatakan sabili (Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan yang lain. Selain mengajak kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan Dakwah.

Umar berkata : Rasulullah, Abu Bakar dan Aku seperti 3 orang musafir. Aku pastikan Rasulullah sudah sampai ketujuannya. Abu Bakar pun berjalan dijalan yang sama dan aku juga pastikan Abu Bakar sampai ketujuaannya. Aku pun berjalan dijalan yang sama dan semoga berjumpa juga dengan Rasulullah dan Abu Bakar.

Apa nama jalannya “Ada’u Ilallah” Jalan Dakwah. Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar telah menempuh jalan ini dan selamat sampai ke tujuan. Kalaulah kita juga menempuh jalan yang sama maka kita pun akan sampai ketujuan.

Didalam ayat ini dikatakan lagi : “Ana Wamattaba’ani” aku dan orang-orang yang mengikutiku. Kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Yang dipertanyakan kalau kita tidak buat dakwah kita ini ummat siapa...?

Inilah yang kita minta setiap hari minimal 17 kali. “Ih dinas siraatal mustaqeem”. Jalan yang lurus. Apa jalan yang lurus itu...? Jalan dakwah

Jadi, hanya ada satu jalan untuk berjumpa dengan Allah yaitu jalan dakwah.

Dari Anas r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Sepagi atau sepetang di jalan Allah adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya (Hr. Bukhari)

Kalau kita buat dakwah Sepagi atau sepetang maka akan diberi yang lebih baik dari dunia dan segala isinya. Maksud dunia dan segala isinya bukan benda-benda keduniaan. Emas, permata, gedung yang tinggi, gunung, lautan dsb, Bukan itu. Dunia dan segala isinya itu adalah andaikan semua amalan wali-wali dan manusia yang ada dipermukaan bumi ini dikumpulkan menjadi satu, maka lebih baik lagi sepagi atau sepetang dijalan Allah. Lebih baik lagi dari pada Mekkah, Madinah, Ka’bah, mesjid-mesjid yang ada dipermukaan bumi ini dan tempat-tempat mulia yang lainnya maka itu lebih baik lagi sepagi atau sepetang dijalan Allah.

Dakwah ini adalah kerja Allah SWT
Dakwah ini adalah kerja Nabi Muhammad SAW
Dakwah ini adalah kerja para Nabi dan Rasul
Dakwah ini adalah kerja ummat akhir zaman
Dakwah ini adalah syarat menjadi ummat yang terbaik
Dakwah ini adalah amalan yang paling baik
Dakwah ini adalah perkataan yang paling baik
Dakwah ini adalah satu-satunya jalan menuju Allah
Dakwah ini adalah lebih bai dari pada dunia beserta isinya

Inilah kemuliaan usaha dakwah, kalau kita buat usaha dakwah maka kita pun akan mulia disisi Allah SWT.

Jadi, apakah kita masih berpikir untuk tidak buat usaha dakwah...?

Insya Allah luangkanlah waktu anda 3 hari saja untuk belajar usaha dakwah Nabi SAW

Jalan Yang Lurus Adalah Jalan Dakwah

Setiap hari kita minta kepada Allah SWT agar ditunjukkan jalan yang lurus (Shirothol Mustaqim) 17 kali dalam shalat yakni jalan orang yang diberikan nikmat kepada mereka.

Banyak orang yang salah paham menyangka bahwa orang yang diberi nikmat atas mereka adalah : 

Manusia dari miskin menjadi kaya dikatakan mendapat nikmat
Mahasiswa lulus dalam ujian dengan nilai A dikatakan mendapat nikmat
Orang yang pengangguran dapat kerja dikatakan mendapat nikmat
Orang yang bekerja naik jabatan dikatan mendapat nikmat
Orang yang belum menikah dapat jodoh dikatakan mendapat nikmat
Orang yang punya istri 4 dikatakan mendapat nikmat

Sebenarnya orang yang diberi nikmat atas mereka adalah orang yang Allah SWT maksud dalam Surat An Nisaa' 69 yaitu : Para Nabi, shiddiiqiin, syuhada dan sholihin.

Allah SWT berfirman :

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An Nisaa' 69)

Jalannya para Nabi adalah dakwah

Allah SWT berfirman :

Katakanlah ((Kekasih Ku Muhammad SAW) : "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Jalannya para shiddiiqiin adalah dakwah. Salah satunya Abu Bakar siddiq, beliau juga senantiasa buat dakwah.
Jalannya para syuhada adalah dakwah. Para syuhada sebelum memerangi musuh yang ada disebuah daerah buat dakwah dulu.
Jalannya para sholihin adalah dakwah. Termasuk diantara orang sholihin adalah Imam Hanafi, Maliki, Safii dan Hambali mereka semua buat dakwah.

Jadi, jalan yang lurus yang senantiasa kita minta paling minimal 17 kali dalam shalat adalah jalan dakwah. Didalam ayat Yusuf 108 dikatakan sabili (Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan yang lain. Selain mengajak kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan Dakwah.

Ciri-ciri dakwah cara Nabi SAW adalah :
1. Tidak minta upah
Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Yaasiin 21)

2. Mendatangi umat bukan menunggu

“tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkan”. (QS. Yaasiin 30)

Bahkan di dalam surat Al Mulk dikatakan kepada ahli neraka sebelum masuk ke dalam neraka : Alam Yatikum Nadzir apakah belum datang pemberi peringatan kepada kamu ?

"Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (QS. Al Mulk 8)

Jadi, seorang dai itu datang kepada umat bukan didatangi umat.
Seperti air hujan. Air hujan itu turun dimana-mana tempat, di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan dilautan pun hujan tetap turun walau pun lautan itu adalah air. Dai pun begitu dakwah di di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan ditempat yang sudah hidup suasana agama pun harus tetap buat dakwah.

Sebagaimana Ibrahim as. Seolah hendak katakan : Biarlah badan saya terbakar asalkan perinta Allah SWT tidak terbakar, atau biarlah anak saya terpotong asalkan agama tidak terpotong.

Kitapun harus teriak : Biarlah anak istri kami bersedih karena ditinggal kerja dakwah asalkan Allah dan Rasul-Nya senang.

Jalan Yang lurus itu adalah jalan dakwah dan siapa saja berkewajiban buat dakwah

Seorang mewariskan hartanya kepada 3 anaknya. Salah seorang anaknya dipenjara, yang satu polisi dan yang satu lagi ulama. Apakah anak yang dipenjara mendapat warisan yang sama? Sebelum anaknya murtad dan membunuh ayahnya maka anak dipenjara tetap dapat warisan.

Kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa anak yang dipenjara tak berhak akan warisan maka berarti ia telah merampas hak anaknya itu.

Begitu pula hari ini Umat Islam diwariskan kerja menyebarkan agama keseluruh alam, Walaupun ia seorang pencuri, penzinah dsb.

Kalau ada yang berani mengatakan : Hai Pelacur kamu tak boleh berdakwah, Hai penzinah, koruptor kamu tak boleh Dakwah, maka ini berarti ia telah merampas hak orang itu.

Harusnya kita katakan kepada mereka : Hai Pelacur ! Hai Koruptor ! kalian semua wajib berdakwah nanti Allah SWT akan perbaiki kehidupan kamu sebagai mana Firman Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. (QS. Al Ahzab 70-71)

Kita sudah tahu jalan yang lurus itu adalah dakwah...
Apakah kita tidak mau juga buat dakwah...?
Apakah kita tidak mau juga meluangkan waktu 3 hari untuk belajar usaha dakwah...?

Selasa, 15 Oktober 2013

Cara Abubakar RA Menyelesaikan Masalah Ummat

Setelah Nabi SAW wafat ketika itu terjadi goncangan hebat didalam ummat islam. Banyak masalah bermunculan yang harus dihadapi ummat islam ketika itu :
 
1.     Orang murtad dimana-mana
2.     Orang islam tidak mau membayar zakat
3.     Nabi-nabi palsu bermunculan
4.     Musuh Islam di luar madinah sudah siap menyerang ummat islam.
 
Ketika itu kira-kira 1 minggu, 7 hari saja, sahabat-sahabat di kota Madinah semuanya buntu, tidak mempunyai jalan keluar atau solusi. Orang-orang di madinah hanya memikirkan bagaimana nasib orang-orang islam dan siapa yang akan menggantikan Nabi SAW, ini saja kesibukan sahabat selama seminggu. Asbab kefakuman sahabat ini, tidak ada fikir untuk agama, maka tidak ada lagi yang keluar di jalan Allah, semua rombongan tertunda. Akibatnya ketika itu karena tidak ada fikir agama adalah 100.000 orang islam menjadi murtad. Satu minggu saja sahabat ini vakum dari dakwah, dari keluar di jalan Allah, walaupun di jaman itu hidup ulama-ulama besar dan sahabat-sahabat yang besar dan kuat, 100.000 orang murtad dari islam. Lalu Nabi palsu bermunculan, dan tentara Romawi sudah sampai di perbatasan siap masuk ke madinah untuk menghancurkan ummat islam.
 
Setelah Abu Bakar RA dilantik menjadi khalifah, bagaimana cara Abu Bakar RA menyelesaikan  masalah ini. Keputusan pertama yang dibuat Abu Bakar RA adalah segara mengirimkan rombongan yang tertunda pergi di jalan Allah, yaitu yang telah dibentuk oleh Nabi SAW sebelum beliau SAW wafat. Abu Bakar RA memutuskan untuk mengirim seluruh orang beriman yang laki-laki untuk keluar di jalan Allah semuanya. Para sahabat bingung dengan keputusan Abu Bakar RA. Mereka memikirkan jika semua laki-laki keluar dijalan Allah, maka siapa yang akan menjaga madinah dari musuh, siapa yang akan menjaga ummul mukminin dan keluarga Nabi SAW. Maka Abu Bakar RA dengan suara lantang berkata, “Kalian tetap keluar di jalan Allah, nanti Allah yang akan menjaga semuanya.” Ketika itu yang orang-orang fikirkan adalah keselamatan orang-orang islamnya, padahal yang harus dirisaukan adalah bagaimana menyelamatkan agamanya terlebih dahulu. Inilah yang difikirkan Abu Bakar RA. Inilah perbedaan fikir yang mencolok antara satu orang sahabat ini melawan fikir sahabat-sahabat yang lain. Disini ada perbedaan pendapat diantara sahabat yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya.
 
Ketika itu Abu Bakar RA yakin sepenuhnya jika kita menolong agamaNya, maka Allah pasti akan menolong mereka. Jika kita keluar di jalan Allah untuk melaksanakan perintah Allah, maka pasti Allah akan tolong kita. Jadi keputusan Abu Bakar ini untuk mengeluarkan seluruh laki-laki ke luar madinah di jalan Allah ini sungguh tidak masuk diakal bagi sahabat yang lainnya. Apalagi ketika itu hewan-hewan buas bisa masuk kapan saja memangsa wanita dan anak-anak di Madinah, jika semua laki-lakinya keluar dari Madinah. Secara logika laki-laki yang ada seharusnya dibagi menjadi dua yaitu yang menjaga dalam kota dan yang menjaga diluar kota atau yang pergi di jalan Allah. Tetapi disini Abu Bakar RA justru menyuruh laki-lakinya untuk semuanya keluar, pergi di jalan Allah.
 
Abu Bakar RA menyelesaikan masalah dengan menggunakan 2 prinsip :
 
1.     Prinsip Taqwa :
“Saya tidak rela agama berkurang di jaman kekhalifahan saya ini walaupun itu hanya seutas tali yang mengikat di leher hewan qurban.”
à   Takwa ini maksudnya adalah Sempurna Amal. Jadi atas dasar prinsip ini, Abu Bakar RA tidak rela dijamannya agama ini berkurang sedikitpun walaupun itu hanya seutas tali yang mengikat leher hewan korban. Fikirnya Abu Bakar RA ini adalah bagaimana agama dapat sempurna diamalkan oleh umat islam ketika itu. Inilah prinsip yang digunakan untuk menghadapi orang-orang islam yang tidak mau membayar zakat. Jadi mereka diancam akan diberantas jika mereka tidak mau membayar zakat.
 
2.     Prinsip Tawakkul :
“Keluarkan semua laki-laki untuk pergi di jalan Allah. Nanti biar Allah yang menjaga Ummul mukminin, keluarga nabi dan wanita-wanita di madinah.”
à   Abu Bakar RA lebih rela melihat keluarga Nabi dalam bahaya, dibanding  harus melihat agama dalam bahaya. Jadi bagi Abu Bakar RA, derajat Agama ini lebih utama dibanding keluarga Nabi SAW dan ummat islam itu sendiri. Agama lebih penting untuk diselamatkan dibandingkan ummat itu sendiri. Abu Bakar RA, mengirimkan semua laki-laki keluar dijalan Allah dan berserah diri kepada Allah atas keadaan di Madinah inilah Tawakkalnya Abu Bakar RA. Prinsip ini yang digunakan untuk menghadapi orang murtad, nabi palsu, dan musuh islam yang mau menyerang madinah dari luar.
 
Disinilah terdapat 2 perbedaan pemikiran dan menyangkut kepada masalah keimanan. Dimana Abu Bakar RA yakin jika semua pergi di jalan Allah mendakwahkan agama Allah, maka nanti Allah akan selesaikan semua masalah : orang murtad, nabi palsu, yang tidak mau bayar zakat, dan pasukan romawi yang sudah siap menyerang. Hanya dalam waktu tempo 3 hari saja setelah semua pergi di jalan Allah akhirnya masalah terselesaikan : Madinah tetap aman, 100.000 orang murtad masuk islam lagi, orang membayar zakat lagi, Nabi palsu dapat ditumpas, dan Pasukan Romawi mundur. Jadi risaunya Abu Bakar RA ini adalah Islamnya atau Agamanya dulu, bukan orang-orang Islamnya. Hari ini ada pemikiran seperti yang terjadi ketika sahabat berbeda pendapat dahulu. Sekarang kebanyakan kita ini risaunya adalah orang-orang islamnya, seperti orang islam ada yang dibunuh, diperkosa, diperangi, hak-haknya dirampas, kekurangan makan, miskin keadaannya, pengungsi-pengungsi, ini boleh saja. Tetapi seharusnya yang lebih penting lagi adalah risau atas islamnya. Akibat islamnya tidak dijaga, sehingga Allah tidak menjaga ummat islam. Ini karena islam itu sendiri sudah diacuhkan oleh orang islam. Kita lihat hari ini orang islam kebanyakan tidak sholat, mesjid kosong. Sholat berjamaah di masjid sudah tidak diacuhkan oleh umat saati ini. Lalu sunnah-sunnah Rasullullah SAW sudah ditinggalkan oleh orang islam, bahkan dianggap aneh bagi yang mengamalkannya. Kehidupan orang islam sudah seperti kehidupan orang yahudi dan nasrani, tidak ada bedanya dengan cara-cara atau kehidupan orang kafir, sulit dibedakan mana yang beriman dan mana yang kafir. Semua kehidupan sunnah Nabi SAW sudah ditinggalkan oleh ummat islam itu sendiri. Tetapi begitu terjadi musibah, semua orang berpikir sama, “Apa dosa saya ? Kenapa ini bisa terjadi, musibah seperti ini ? Kenapa Allah tidak tolong kita ?”. Ummat islam diusir, dibunuh, dijajah, diperkosa hak-haknya, tetapi fikirnya hanya diri mereka sendiri saja (“Apa dosa saya ?”). Padahal jemaah-jemaah dakwah sudah datang mengajak kepada sunnah, kembali kepada amal Nabi SAW, amalkan islam, taat pada perintah Allah. Walaupun perkara-perkara ini sudah didengar berkali-kali, tetapi tetap saja sama tidak ada peningkatan amal. Ditaskil, diminta untuk keluar di jalan Allah tidak mau, maka itulah akibatnya, musibah banyak datang. Tetapi fikirnya “Apa dosa saya ?”. Islamnya sudah kita tinggalin, kita acuhkan, tetapi ketika musibah tiba-tiba datang tidak terpikir amal-amal kita yang buruk, bahkan bertanya, “Kenapa Allah tinggalkan kita ? kenapa Allah tidak tolong kita ?”
 
Inilah sifat manusia, ketika senang mereka beramai-ramai meninggalkan perintah Allah, melupakan Allah, tidak mempedulikan kehendakNya. Tetapi ketika musibah datang baru nangis-nangis kepada Allah minta ditolong. Sudah menjadi sifat manusia hanya ingat kepada Allah dikala susah dan suka melupakan Allah dikala senang. Bahkan ketika kesusahan itu datang bisanya hanya merengek minta tolong tetapi tidak mau memikirkan apa yang Allah kehendaki atas dirinya saat itu dan tidak mau memikirkan kekurangan atau keburukan amal yang telah dia perbuat. Orang seperti ini bagaimana do’anya mau di dengar oleh Allah ? Jadi kalau mau masalah ummat selesai, kirimkan rombongan untuk pergi di jalan Allah sebanyak-banyaknya secara bergiliran. Nanti Allah akan selesaikan masalah yang ada pada ummat ini sebagaimana Allah selesaikan masalah yang terjadi pada kekhalifahan Abu Bakar RA.
 
Mudzakaroh “Learning By Doing” – Belajar dengan Beramal
Hari ini banyak orang yang membicarakan tentang pengorbanan Nabi SAW dan para sahabat RA untuk agama. Namun masalahnya pada hari ini tidak semua orang yang mengerti dan memahami maksud dan kepentingan dari pengorbanan Nabi SAW dan para Sahabat RA tersebut. Ini disebabkan karena kita tidak melakukan pengorbanan yang sama seperti mereka. Untuk bisa merasakan pengorbanan Nabi SAW dan Sahabat dalam memperjuangkan agama maka kita harus ikuti napak tilas mereka. Seperti pelatih renang dan orang yang baru mau belajar berenang. Walaupun si pelatih ini juara dunia dan juara olimpiade renang dan ahli dalam menjelaskan tentang air dan teknik renang kepada muridnya, tetapi jika si murid renang ini tidak terjun ke air maka dia tidak akan mampu memahami apa yang dikatakan dan dijelaskan gurunya. Tetapi jika si murid sudah terjun ke air, maka dia akan tau apa yang dirasakan dan dimaksud gurunya. Semakin dicoba dan diusahakan semakin mengerti dia akan penjelasan gurunya, sampai pada akhirnya dia bisa berenang bahkan menjadi sehebat gurunya. Ini karena si murid tersebut sudah merasakannya langsung pengorbanan gurunya ketika berada di dalam air. Begitu juga mengapa hari ini umat sangat jauh dari agama, sehingga yang tinggal hanya pengetahuan atau teori saja, bangunan-bangunan saja, tulisan-tulisan saja, ini dikarenakan umat tidak dilibatkan dalam pengorbanan untuk agama sebagaimana Nabi SAW telah melibatkan para sahabat dalam pengorbanan untuk agama. Sehingga hari ini umat hanya tahu saja tetapi tidak ada kefahaman dan kerisauan terhadap agama.
 
Tujuan dari keluar di jalan Allah itu sendiri sebagai individu adalah dalam rangka islah atau perbaikan diri, sebagaimana trainingnya atau latihannya seorang tentara yang dikirim ke barak untuk peningkatan qualitas. Ketika tentara ini balik ke barak maka dia akan di evaluasi kekurangannya dan akan menjalankan traning atau latihan-latihan kembali dalam rangka meningkatkan kualitas. Sehingga ketika tentara balik ke medan pertempuran  maka kemampuan dan kesiapannya akan menjadi lebih tambah baik lagi. Jadi kita perlu mengembalikan umat islam ini kepada baraknya agar bisa dilatih kembali dan ditingkatkan qualitasnya. Namun hari ini permasalaannya ummat hari ini sedang terjangkit penyakit lemah Iman. Asbab lemah Iman ini ummat tidak ada gairah atau tidak ada kekuatan untuk memperbaiki diri, atau meningkatkan amal ibadah. Maka untuk mengobati lemah iman ini perlu perawatan khusus. Ibarat orang sakit maka mesjid ini adalah rumah sakitnya orang beriman agar orang beriman ini dapat terperbaiki Iman dan Hatinya. Jika kita sakit badan maka kita bisa pergi ke dokter dan tinggal di rumah sakit. Tetapi rusaknya hati atau iman ini hanya Allah yang bisa memperbaiki yaitu di rumah sakitnya orang beriman, di mesjid. Jika mesjid tempat pabriknya perbaikan untuk orang beriman sudah tidak digunakan lagi, maka bisa dijamin bahwa kehidupan ummat saat ini sudah terjangkit banyak penyakit hati dan penyakit iman. Mengapa diri kita bisa terperbaiki dengan keluar di jalan Allah ? Dengan keluar di jalan Allah maka kita akan mempunyai waktu khusus untuk memperbaiki keimanan dan amaliat kita. Kita keluar di jalan Allah ini adalah latihan meninggalkan perkara-perkara yang kita cintai sebagaimana sahabat telah meninggalkan perkara-perkara yang mereka cintai demi agama Allah. Dengan demikian akan terbentuk dalam diri kita keyakinan bahwa bukan kitalah yang memelihara keluarga kita tetapi Allah lah yang memelihara keluarga kita. Dengan keluar di jalan Allah kita akan mendapatkan kefahaman dan perasaan yang dirasakan oleh sahabat ketika mereka berkorban untuk agama di jalan Allah sampai tidak ada lagi yang bisa mereka korbankan untuk agama Allah.
 
Semakin bertambah pengorbanan kita maka akan semakin bertambah pemahaman kita atas pengorbanan sahabat untuk agama Allah. Sampai pada akhirnya kecintaan pada agama akan timbul, ketaqwaan dalam menjalankan perintah Allah akan meningkat, dan kehidupan agama kita, keluarga kita, kerabat kita, tetangga kita, akan terperbaiki. Dengan keluar di jalan Allah kita akan mendapatkan banyak pelajaran seperti dari bertemu dengan ulama-ulama untuk mendapatkan pengajaran dari mereka, berteman dengan orang-orang sholeh, menambah pertemanan, meningkatkan ilmu dan wawasan, menambah pengalaman, merasakan napak tilas nabi dan sahabat sehingga wujud didalam diri kita kecintaan sahabat pada agama, kerisauan Nabi SAW terhadap ummat, dan lain-lain.
 
Da’i ini hanya mempunyai 2 keadaan saja :
1.     Maqomi
2.     Khuruj Fissabillillah
 
Khuruj Fissabillillah atau Keluar di Jalan Allah ada 2 cara :
1.     Nishab  à           Waktu Keluar yang di istiqomahkan
2.     Takaza  à           Pembentangan Kepentingan Agama
 
Namun untuk dapat menggerakkan ummat ke arah kebaikan ini diperlukan risau dan fikir yang sungguh-sungguh, sebagaimana risau dan fikir Nabi SAW. Begitu juga dalam menyiapkan Ummat ini diperlukan sifat-sifat Nabi SAW dan Sahabat. Para Sahabat ini dimuliakan oleh Allah karena memiliki sifat-sifat dan qualitas-qualitas yang Allah sukai. Jika kita bisa mendapatkan qualitas atau sifat ini, maka kemuliaan yang Allah berikan kepada para Sahabat RA, juga akan Allah berikan kepada kita. Sifat, Risau, dan Fikir ini akan datang melalui keadaan-keadaan mujahaddah atas agama, pengalaman berjuang untuk agama.
 
Bagaiaman cara mendapatkan Sifat, Risau, dan Fikir ini :
 
1.     Pergi Khuruj Fissabillillah ( Keluar di jalan Allah )
2.     Membuat Amal Maqomi
 
Inilah kepentingan kita bawa fikir ketika kita pergi dengan amal-amal agama.dijalan Allah : 
 
1.     Bagaimana diri kita bisa terperbaiki atau meningkat qualitasnya
2.     Bagaimana Amal Maqomi dapat wujud di mesjid yang dikunjungi
  3.   Bagaimana rombongan dari mesjid itu bisa keluar di jalan Allah
 
Sedangkan maksudnya Dakwah ini adalah untuk memenuhi takaza ( pembentangan atau penawaran kerja agama ) yang ada, bukan nishab ( waktu yang di istiqomahkan untuk keluar ) saja. Jika waktunya nishab tetapi datang takaza, maka tinggalkan nishab untuk memenuhi takaza. Sahabat-sahabat RA menurut ulama, nishab harian mereka itu 12 jam untuk agama, sisanya buat selain agama. Sahabat meluangkan waktu mereka untuk mesjid itu 12 jam, sedangkan takazanya mereka 24 jam, kapan saja diminta mereka siap tinggalkan semua. Jadi sahabat ini nishab 12 jam, sedangkan kesiapan mereka untuk ditaskil ( dipanggil ) memenuhi takaza, yaitu 24 jam. Jadi dengan gerak yang dilakukan seperti sahabat ini maka Allah akan tolong ummat islam. Maksud daripada Dakwah ini adalah memenuhi takaza, dimana daerah yang belum islam, dimana daerah yang belum mengucapkan syahadat, dimana daerah yang belum dimasuki jemaah, dimana daerah yang belum hidup amal mesjid Nabawi ? kita siap berangkat kapan saja. Keadaan sahabat itu seperti itu, siap kapan saja berangkat ketika dibentangkan takaza.
 
Dari riwayat Tirmidzi, Allah berfirman :
“Wahai anak Adam jadikan seluruh hidupmu untuk beribadah kepadaKu, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku akan penuhi kebutuhanmu. Dan apabila engkau tidak mengerjakannya, niscaya Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan memenuhi kebutuhanmu.”
 
Keadaannya di jaman Nabi ini beda dengan kita, ketika itu para sahabat selalu dalam keadaan siap mengambil takaza lagi dan lagi. Sekali taskil sahabat itu lamanya mereka pergi di jalan Allah adalah 4 bulan full, yaitu di jaman Umar RA. Ketika mereka pulang dari ambil takaza, ternyata ada takaza lagi, sehingga mereka berangkat lagi 4 bulan di jalan Allah. Inilah kehidupan sahabat dalam memenuhi takaza agama. Dalam setahun berarti sahabat ini 8 bulan di jalan Allah dan hanya 4 bulan saja tinggal di kampungnya. Sahabat ini 4 bulan dikampungnya adalah 2 bulan untuk mesjid, dan sisanya 2 bulan lagi adalah 1 bulan di rumah bersama keluarga dan 1 bulan ( 24 jam x 30 hari = waktu sahabat di pasar / di sawah selama 1 tahun ) lagi untuk buat kerja yang mampu memenuhi keperluan untuk 1 tahun. Allah telah ringkaskan buat sahabat kerja untuk 1 tahun dapat dilakukan dalam 1 bulan saja. Ini karena apa ? ini adalah berkat amalan dakwah sehingga kehidupan sahabat ini penuh dengan keberkahan. Sedangkan kita kini kerja satu tahun tidak cukup untuk satu bulan, berbeda dengan keberkahan yang didapat oleh para Sahabat RA. Inilah yang terjadi jika ummat telah meninggalkan kerja dakwah ini, maka Allah akan cabut keberkahan rizki dari kehidupan ummat. Kalau ummat islam ini kembali kepada amalan dakwah, sibuknya mengambil takaza, maka kerja 3 hari saja bisa mencukupi kerja satu bulan. Tetapi jika ummat islam sibuk mengurusi dunia saja, tinggalkan amalan dakwah, tidak mau mengambil takaza agama, maka kerja 1 bulan tidak bisa mencukupi keperluan 3 hari, tidak ada keberkahan. Ini semuanya karena manusia sudah melecehkan Allah dan perjuangan untuk agama Allah. Padahal semua rezki itu datang dari Allah, dan sedangkan syetan itu hanya menakut-nakuti kita.
 
Allah berfirman :
“Inna syaithon ya adzikumul fakro waya’murukum bil fahsya…”
 
artinya :
“Setan itu menakut-nakuti kamu dengan kefakiran.”
 
Setan akan membisikkan :  “Kalau kamu korban, ambil takaza lagi, lalu ambil takaza lagi, maka miskin kamu nantinya. Bangkrut nanti usaha kamu. Terlantar nanti rumah tangga kamu.” Masalahnya hari ini kita lebih percaya pada perkataan syetan dibanding percaya pada perkataan Allah. Sedangkan Allah menjanjikan kepada yang pergi di jalan Allah ampunan dan keuntungan-keuntungan.
 
Keuntungan Dunia-Akherat  :
1.     Keuntungan dunia          à           Rizki yang berkah
2.     Keuntungan Akherat      à           Ampunan ( masuk surganya Allah )
 
Allah berfirman :
“Walladzina’amanu wahajaru wajahadu fissabillillahi walladzina awawwa nasharu ulaika humul mukminuna haqqan lahummaghfirotuw warizqun kariim.” ( 8 : 74 )
 
Artinya :
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah ( Muhajjir ) serta berjuang pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman ( Anshor ) dan memberi pertolongan (kerja sama antara Muhajjir dan Anshor / orang tempatan), mereka itulah orang-orang yang beriman  dengan Haq ( yang benar-benar beriman ). Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.”
 
Keadaan dalam kerja dakwah ini hanya 2 saja :
1. Muhajjir   à    orang-orang yang Hijrah untuk agama Allah
2. Anshor     à   orang-orang yang Nushroh ( memberi pertolongan )
 
Orang yang melakukan 2 keadaan ini, merekalah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya, Iman yang Haq. Apa yang Allah ganjarkan untuk mereka ? Allah akan ampuni dosa-dosa mereka dan Allah akan berikan mereka rizki yang mulia. Siapa bilang orang yang dakwah akan menjadi miskin ? Sedangkan Allah mengatakan akan memberikan ampunan dan rizki yang mulia lagi. Bagaimana datangnya rizki yang mulia ? itu adalah kerjanya Allah, bukan kerjanya kita. Sedangkan kerja kita :
 
1. Buat Amalan Dakwah    à  Maqomi dan Intiqoli ( Khuruj Fissabillillah )
2. Nusroh                           à  Menolong para Muhajjirin / Pendatang
 
Kita jangan memikirkan kerjanya Allah. Allah itu Maha Tahu bagaimana cara mendatangkan rizki yang mulia itu. Kerja Dakwah ini bukan kerja yang susah, tetapi kerja yang sangat mudah. Sangking mudahnya dapat diberikan dan dibawa oleh semua orang dari yang Raja, yang jelata, yang cendikia, yang tidak pernah sekolah, yang tua, yang muda, yang miskin, yang kaya, yang ulama, yang awam, yang sehat, dan yang sakit  sekalipun. Lalu bagaimana caranya ? mudah saja, yaitu ngikut saja, ikutin saja programnya. Dengan cara ikut-ikutan saja, mengikuti jalan ini, maka dia akan faham dan mengerti maksudnya.
 
Contoh :
Seperti di kampung, ketika seseorang belajar bagaimana menanam padi. Dia tidak dikasih kuliah ama petani, atau dimasukin ke kampus pertanian. Bagaimana cara nyangkul, cara menggaruk, cara menyebar benih, cara menanam, cara membersihkannya, cara mengatur air, ini tidak ada kuliahnya sama sekali. Lalu bagaimana cara belajarnya ? yaitu dengan mengikuti bapak kita atau petani ke sawah, belajar langsung dengan mengikuti apa yang mereka lakukan di sawah. Belajar langsung dengan pengamalannya, “Learning by Doing”. Bapak pagi-pagi bangun habis sholat bawa cangkul langsung ke sawah, maka kitapun demikian juga bawa cangkul ke sawah. Bapak mencangkul disawah, kita lihat sebentar, lalu kita ikut nyangkul. Ini caranya, ikutin saja, amalkan saja, lama-lama mahir juga, lama-lama faham juga, karena sehari-hari begitu saja kerjanya maka lama-kelamaanpun jadi bisa. Tanpa kuliah, tanpa masuk keperguruan tinggi, seseorang bisa langsung menjadi petani. Sekarang kalau kita lihat orang-orang yang lulus dari perguruan tinggi bidang pertanian, dengan gelar professor, doktor, ahli pertanian, yang nanam padi juga bukan mereka, tetapi menanam orang kampung juga, para petani lapangan lansung yang tidak pernah sekolah. Yang mengirim beras ke kota itu siapa ? yang mengirim beras kepada orang-orang pintar di kota itu adalah orang bodoh-bodoh juga dari desa yang mengirimkannya. Justru beras datangnya dari mereka yang tidak pernah kuliah dikirim kepada ahli-ahli pertanian yang kuliah.
 
Ashabul Kahfi adalah satu rombongan pemuda yang risau terhadap iman, dan bagaimana menyelamatkan Iman. Mereka bermusyawarah, mengambil keputusan untuk melarikan diri dari kemaksiatan yang ada. Mereka hijrah ke gunung, dan kehutan-hutan. Mereka mengambil keputusan tidak mau mati dikampungnya demi menyelamatkan iman mereka. Dalam perjalanan ikutlah seekor anjing, karena ngikut saja, mengekor perjalanan pemuda ashabul kahfi ini, maka anjingpun Allah selamatkan juga. Pemuda-pemuda ini adalah mereka yang cinta pada Allah dan cinta kepada Iman. Mereka ini risau atas keselamatan iman mereka. Sehingga mereka buat keputusan bahwa mereka harus pergi dari kampung mereka, menjauhi suasana kemaksiatan, dan tinggal di goa. Atas fikir mereka ini, maka Allah selamatkan mereka. Sedangkan anjing yang cuman ngikut-ngikut mereka saja, Allah selamatkan juga. Inilah keberkahan dengan mengikuti jejak langkah orang yang pergi di jalan Allah untuk menyelamatkan Iman. Anjing ini binatang najis, dan tidak berakal, tidak mengerti apa-apa, tetapi karena dia ngikut saja, maka selamat juga. Ketika pemuda itu berjalan, si anjing berjalan juga. Ketika si pemuda berhenti, si anjing berhenti. Ketika pemuda-pemuda itu masuk ke dalam goa, si anjingpun ikut-ikutan masuk juga. Ketika para pemuda itu tidur, maka si anjingpun ikut tidur. Akhirnya ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun. Anjing Ashabul Kahfi ini adalah satu-satunya anjing yang masuk surga. Kalau anjing saja ikut pergi dijalan Allah diselamatkan, apalagi kita yang beriman mau keluar di jalan Allah. Sedangkan kita ini ummat yang da’i, modal kita bukan tinggal dihutan, masuk kegoa mengucilkan diri, tidur disana, kita ini bukan yang seperti itu. Kita bukan lari dari tempat yang penuh dengan kemungkaran dan kemaksiatan, bahkan kita tetap berada ditempat yang seperti itu dengan buat kerja untuk merubah tempat itu menjadi tempat yang penuh dengan ketaatan kepada Allah. Nanti Allah akan tolong kita dan selamatkan kita. Sedangkan orang-orang yang ikut-ikut kitapun juga akan Allah selamatkan, walaupun tidak mengerti apa-apa, tidak pernah ke madrasah, tidak bisa ngaji, Insyaallah akan diselamatkan juga. Jadi kerja ini sangat mudah, ikut saja dengan rombongan, lalu ikutin amalannya, seperti anjingnya ashabul kahfi yang Allah selamatkan juga. Jika anjing yang mengikuti ahli ibadah saja selamat, apalagi anjing yang mengikutin para ahlul dakwah.
 
Mudzakaroh Pentingnya Memakmurkan Mesjid
Nabi SAW sudah memberikan kita warning, peringatan, kepada kita dalam mahfum hadits dikatakan nanti di akhir zaman jika kita tidak buat dakwah, maka akan terjadi :
 
1.  Tidak tertinggal dari Islam melainkan hanya sekedar nama saja
    à Hari ini di KTP orang Indonesia banyak yang menyatakan agamanya Islam tetapi kelakuan dan kehidupannya jauh dari yang dicontohkan Nabi SAW
2.  Tidak tertinggal dari Al Qur’an hanya sekedar tulisannya saja
    à Hari ini berapa banyak mesjid yang ramai dari ukiran-ukiran kaligrafi Al Qur’an tetapi kosong dari amal agama mesjidnya.
3.  Tidak tertinggal dari mesjid melainkan hanya bangunan-bangunan megah saja
   à Hari ini orang berlomba-lomba membangun mesjid tetapi tidak memikirkan bagaimana memakmurkannya, sehingga mesjidnya kosong dari jemaah.
 
Hari ini mesjid banyak dimana-mana tetapi kosong dari amal agama. Di Kordova, Spanyol, Mesjid Kordova pernah menjadi pusat perkembangan Islam di dunia, namun kini telah menjadi pusat pariwisata, bahkan didalamnya terdapat gereja. Ini asbab ditinggalkannya Dakwah sehinggah fungsi mesjid telah hilang dan orang tidak ada lagi yang peduli dengan mesjid. Di Indonesia saja ada ± 300.000 mesjid, dan di jakarta berapa banyak mejid mewah dan megah. Namun berapa banyak mesjid yang 5 waktu orang ramai sholat berjamaah. Dan berapa banyak yang sudah makmur hidup dengan Amalan mesjid Nabawi ? Hari ini orang ke mesjid bukan bertambah keimanannya, tetapi malah makin rusak seperti dipakai untuk berbisnis, membicarakan aib orang lain, dipakai sebagai sarana untuk politik, hujat menghujat orang lain.  Hari ini di Mesjid bukan terlihat suasana akherat tetapi  malah suasana maksiat kepada Allah seperti wanita yang memakai pakaian yang terlihat auratnya. Padahal di jaman Nabi, ketika orang kafir masuk mesjid ke mesjid Nabi, setelah keluar telah bisa menjadi orang beriman. Di zaman Nabi SAW setiap ada masalah bisa langsung ke mesjid, lalu pulang-pulang masalah bisa terselesaikan dan hati bisa tenang. Beda kita hari ini, orang kafir ke mesjid malah dipakai foto-foto untuk pariwisata, dan ketika orang Islam ke mesjid bukannya hilang masalah malah tambah masalah, seperti ditagih sumbanganlah, musti berpihak pada siapalah dan lain-lain. Mengapa hari ini kita lihat orang ke mesjid buat melaksanakan ibadah tetapi ketika keluar dari mesjid masih terus bermaksiat dan tidak berhenti dari berbuat dosa. Padahal Mesjid ini Allah perintahkan dibangun atas dasar Taqwa, Takut kepada Allah. Tetapi mengapa ketaqwaan kita tidak bertambah ketika kita masuk ke mesjid. Ini dikarenakan mesjid tersebut tidak mempunyai ruh. Apa itu ruh dari mesjid yaitu amal-amal agama, dan inilah yang dibentuk oleh Nabi SAW dimesjid Nabawi yaitu membuat Amal Mesjid. Apa itu Amal Mesjid Nabawi yaitu Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah, dan Khidmat. Sehingga orang yang tadinya kafir masuk ke mesjid nabawi keluar-keluar sudah masuk Islam. Ini dikarenakan di mesjid hidup amal-amal agama. Nabi SAW itu sendiri adalah Ketua Mesjid pertama, Awallun Takmir Mesjid, yang kerjanya memikirkan bagaimana Mesjid Nabawi ini dan mesjid-mesjid kecil disekitar Madinah bisa makmur dengan jemaah dan amal-amal agama. Caranya adalah dengan mengirimkan rombongan Dakwah dan menerima rombongan orang-orang yang mau belajar agama. Inilah fikir Nabi SAW, bahkan ketika hijrah ke madinah yang Nabi SAW fikirkan pertama kali bukannya tempat tinggal untuk dirinya, dimana keluarga dia tinggal, tetapi bagaimana mesjid dapat berdiri. Di sekitar Madinah ini ada mesjid-mesjid kecil dimana Nabi SAW mengirim rombongan dakwah ke mesjid-mesjid itu dan menerima rombongan atau perorangan dari mesjid-mesjid itu buat belajar agama kepada beliau SAW.
 
Madinah sebelum Islam masuk merupakan kota yang tidak kalah Jahilnya dari Mekkah. Di Madinah ketika islam belum masuk terdapat banyak sekali rumah-rumah perjudian, pelacuran, bahkan orang-orangnya bisa dibilang Jahil dan Barbar. Namun asbab dihidupkannya Dakwah dari Mesjid Madinah oleh Nabi SAW, ini seperti cahaya yang menerangi kegelapan. Jadi bagaimana kita bisa menghilangkan kegelapan, maka perlu kita hadirkan amalan nuraniat, atau amalan yang dapat menghadirkan nur cahaya dari Allah. Jika cahaya masuk kegelapan pasti hilang. Sehingga lambat laun rumah-rumah yang mempunyai bendera putih atau lambang kemaksiatan ketika itu perlahan-lahan lenyap dari kota madinah asbab dakwahnya Nabi SAW dan para Sahabat RA. Lalu penduduknya menjadi orang-orang yang Allah muliakan dan kotanya diberi gelar Al Munawaroh yaitu tempat terpancarnya Cahaya atau Hidayah. Begitu juga kalau kita sering ke mesjid, maka sepulangnya kita dari mesjid, kita akan menjadi sarana untuk menghantarkan nur rahmat dan hidayah Allah kepada rumah-rumah kita. Mesjid ini adalah pusat turunnya rahmat dan nur hidayah Allah. Jadi Mesjid ini adalah generatornya Nur Hidayah dan kita adalah kendaraannya untuk menyebar Nur Hidayah tersebut. Jika generatornya mati, maka matilah sarana penyebar rahmat dan hidayah. Bagaimana caranya kita bisa memakmurkan atau menghidupkan mesjid ? yaitu dengan menghidupkan amalan-amalan mesjid Nabi SAW.
 
Apa itu Amal Mesjid Nabawi :
1.  Dakwah Illallah
     à Mengajak manusia taat kepada Allah
2.  Taklim wa Taklum
     à Belajar dan Mengajar
3.  Dzikir Ibadah
     à Dzikir, Baca Qur’an, Sholat berjamaah, Do’a, Sholat Sunnat, Adab-adab
4.  Khidmat
     à Melayani Mesjid dan Memenuhi Hajat Orang
 
Mesjid ini adalah jantung dari suatu kota atau desa atau daerah. Jika mesjidnya baik dalam artian hidup amal-amal agama seperti amal mesjid Nabawi, maka baiklah daerah itu. Tetapi jika mesjidnya mati, gersang dari jemaah dan amal-amal agama, berarti matilah daerah itu, maksudnya daerah itu bisa di asumsikan terdapat banyak masalah. Mesjid yang hidup dengan amal agama dan ramai jemaahnya, maka daerahnya akan makmur, seperti hidup sillaturhami, ukhwah yang baik, rukun, tentram, dan damai. Setiap ada masalah maka dapat diselesaikan oleh jemaah mesjid itu melalui musyawarah, sillaturahmi, dan gotong royong. Tetapi daerah yang mesjidnya mati dari amal agama dan sepi dari jemaah, maka daerahnya akan timbul banyak masalah seperti permusuhan antar tetangga, ketidak pedulian sosial, dan kejahatan akan berkembang dari premanisme, perjudian, permabukan, sampai perzinaan akan tersebar di daerah itu. Dan ini adalah suatu kenyataan yang terjadi dibanyak daerah. Jika yang haq tidak ditegakkan dan disebar, maka yang bathil akan masuk dan tersebar. Jika tidak ada dakwah atas yang haq maka dakwah yang bathil akan masuk. Apa itu dakwah yang bathil yaitu ajakan untuk berjudi, membeli minuman keras, dan lain-lain, secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.
 
Penting saat ini kita fikirkan bagaimana mesjid-mesjid yang ada ini dapat makmur dengan amal agama. Allah perintahkan pada kita di dalam Al Qur’an untuk memakmurkan mesjid-mesjid Allah bukan hanya satu tetapi setiap orang memakmurkan banyak mesjid. “Innama ya’muru masajidallahu man amanna billahi wal yaumil akhir…” ( 9:17 ). Dari mesjid ini kebaikan akan tersebar. Hidupkan dakwah dari mesjid maka nanti Allah akan perbaiki keadaan umat. Jika setiap dari kita ini sungguh-sungguh dalam dakwah maka nanti Allah akan perbaiki amal-amal kita. “Wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ( qoulan sadida ), niscaya Allah akan memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu…”( 33 : 70-71 ). Apa itu perkataan yang benar atau Qoulan Sadida yang bisa memperbaiki amal-amal ibadah kita dan menjadi asbab ampunan terhadap dosa kita ? Allah berfirman “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak untuk taat kepada Allah ( dakwah à waman Ahsanu Qoulan mimman da’a Illallah )” ( 41 : 33 ).
 
Jadi kita ajak orang kepada Allah bukan kepada figur, kepada organisasi, kepada partai, kepada harta benda, tetapi hanya kepada Allah. Sedangkan segala sesuatu selain Allah ini adalah dunia atau mahluk. Hari ini orang saling ajak mengajak kepada golongannya, ini malah akan memecah belah islam. Seperti firqoh-firqoh atau aliran-aliran yang ada, mereka mengajak orang kepada golongannya masing-masing. Apa yang mereka lakukan adalah membenarkan firqoh mereka dan menyalahkan yang lain sehingga terpecah belah semuanya. Jika ummat sudah terpecah belah maka pertolongan Allah tidak akan turun, dan jika umat sudah saling menghujat maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah. Pada hakekatnya, yang benar itu hanya Rasullullah SAW dan sahabatnya saja, itulah yang seharusnya jadi acuan kita, bukan alirannya. Kalau ditanya siapa yang paling benar, jawab saja yang paling benar itu adalah Nabi SAW dan sahabat RA, cukup itu saja. Kita ikuti saja Nabi SAW dan para Sahabat RA, yaitu mereka yang sudah jelas-jelas ada jaminannya dari Allah. Bukan aliran kita, atau aliran saya, atau guru saya, atau pendapat saya yang bener, tetapi yang bener itu hanya Nabi SAW dan para sahabatnya. Jadi bagaimana semua aliran yang ada sama-sama bahu membahu bersatu bersama memikul tanggung jawab dakwah ini. Jangan sampai perbedaan yang ada malah membuahkan perpecahan antar umat dan terhalangnya umat dari tanggung jawab meneruskan risalat kenabian. Tetapi jadikan perbedaan ini sebagai rahmat dan wacana keilmuan untuk dipelajari.
 
Pernah dalam suatu riwayat tentang 2 pimpinan Islam terbesar di Indonesia yaitu Buya Hamka dari Muhammadiyah dan KH. Idham Khalid dari Nahdlatul Ulama pergi Haji bersama. Ketika sholat subuh hari pertama maka KH Idham Khalid memimpin sholat subuh berjamaah sebagai Imam. Ketika itu KH Idham Khalid menyadari dibelakangnya ada Buya Hamka dari Muhammadiyah yang menganut faham sholat subuh tanpa Qunut. Walaupun KH Idham Khalid adalah dari NU yang menganut Qunut ketika subuh, tetapi ketika itu malah melakukan sholat subuh tanpa Qunut seperti Muhammadiyah. Hari esoknya, ketika Buya Hamka menjadi Imam Subuh, beliau menyadari dibelakangnya ada KH Idham Khalid dari NU yang memakai Qunut ketika subuh, maka ketika itu beliau memilih melakukan Subuh tidak seperti biasanya ala muhammadiyah tetapi ala NU yaitu dengan menggunakan Qunut. Inilah toleransi dan akhlaq yang baik yang dicontohkan oleh 2 ulama besar dalam menghadapi perbedaan. Bukannya kita malah saling menyalahkan atau saling menghujat dengan keyakinan, “saya yang paling benar”. Kebenaran itu pada hakekatnya hanya Allah yang tau, dan siapa yang paling benar yaitu Nabi SAW dan para sahabatnya RA. Selama dia mengakui Allah dan Rasulnya maka mereka saudara kita. Jangan kita pernah merasa menjadi yang paling baik dan paling benar karena ini sifatnya setan. Posisikan diri kita sebagai orang yang ingin menambah ilmunya, dengan demikian kita akan siap menerima perbedaan. Inilah maksud dari hadits Nabi SAW bahwa perbedaan diantara umatku ini adalah Rahmat. Sedangkan yang bukan rahmat dan mendatangkan Laknat adalah jika perbedaan menjadi perpecahan dan permusuhan.
 
Jadi kerja dakwah ini adalah kerja untuk seluruh umat islam. Inilah tanggung jawab umat Muhammad SAW sebagai penerus risalat kenabian. Atas perkara ini perlu kita keluar di jalan Allah untuk bisa melatih diri kita menghidupkan Amal Mesjid Nabawi dari latihan 3 hari, 40 hari sampai, 4 bulan, tergantung kesiapannya. Inilah salah satu tujuan kita keluar di jalan Allah bagaimana mesjid-mesjid yang didatangi oleh rombongan khuruj fissabillillah dapat hidup amal-amal mesjid Nabawi. ***