Assalamu’alaikum Wr Wb….
Alhamdulillah,
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta
salam kita panjatkankan kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya
yang mulia dan para sahabat yang agung, juga kepada pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman, bahwasanya kita semuanya masih diberikan
kesehatan dan kesempatan pada hari ini untuk sama-sama melaksanakan
perintah-Nya dan beribadah kepada Allah SWT.
Hidup
di dunia ini hanya sementara saja, dan umur manusia hanya sekitar 60 –
70 tahun saja rata-rata, tidak ada yang abadi. Allah ciptakan keabadian
hanya untuk di akherat. Apa yang ada di dunia ini dan apa yang di
usahakan oleh manusia tidak ada yang kekal. Jadi apa yang diusahakan
manusia ini pasti musnah, ini mutlak adanya dan bukan teori. Tidak ada
yang kekal di dunia ini, rumah akan hancur, mobil akan rusak, umur akan
habis, harta akan ditinggalkan, bahkan alam ini akan hancur pada
waktunya, semuanya memiliki batasan. Tidak ada yang tidak terbatas
didunia ini, semuanya ada batasannya, yang tidak terbatas nanti di
akheratnya Allah. Jadi yang namanya dunia ini penuh dengan ketidak
pastian dan tipuan. Sedangkan kepastian ini akan datang hanya dengan
janji-janji Allah di akherat, inilah yang pasti dan yang kekal.
Masalahnya hari ini manusia kerjanya hanya mengusahakan perkara-perkara
yang tidak pasti dan tidak abadi, mati-matian lagi. Inilah yang namanya
kebodohan dan inilah yang namanya tertipu. Ibarat kita pergi berlayar
dengan kapal lalu kita mampir hanya untuk transit di suatu pulau. Lalu
dipulau itu kita mati-matian kerja, bangun rumah, seakan-akan kita akan
menetap, padahal itu hanya tempat pemberhentian sementara. Ketika kapal
akan melanjutkan perjalanan maka kita harus naik ke kapal itu tidak
mungkin tinggal. Maka suatu kebodohan jika kita keluarkan seluruh barang
dan usaha kita untuk membangun kehidupan yang akan kita tinggalkan.
Nanti
akan datang suatu masa dimana manusia akan terkaget-kaget dan
terbelalak melihat kenyataan yang sebenarnya. Ketika itu, semua manusia
akan menyesal dan minta dikembalikan ke dunianya untuk beramal. Tetapi
ketika itu semua penyesalan sudah tidak ada gunanya. Kehidupan akherat
akan terbentuk dari apa yang diusahakan oleh manusia ketika masih hidup
di dunia. Segala amal baik dan amal buruk akan kita rasakan hasilnya
nanti di akherat. Amal yang membawa ridho Allah akan mengantarkan kita
ke Surga dan Amal yang membawa Murka Allah akan mengantarkan kita ke
Neraka Allah. Sedangkan kehidupan kita di Surga ataupun di Neraka
sifatnya adalah Abadi, tidak seperti di dunia yang sifatnya sementara.
Jadi pilihannya nanti di akherat antara bahagia selama-lamanya atau
menderita selama-lamanya.
Dunia
ini adalah tempat untuk kerja bagi orang beriman. Apa kerjanya yaitu
usaha atas perintah-perintah Allah. Sedangkan untuk orang yang tidak
beriman, Dunia ini adalah tempat tinggal mereka dan tempat untuk mencari
kesenangan bagi mereka. Sedangkan di akherat orang yang tidak beriman
tidak akan mendapatkan bagian apa-apa selain kesengsaraan yang abadi
yaitu di Nerakanya Allah sebagai tempat tinggal mereka selama-lamanya.
Jadi dunia ini bagi orang beriman bukan tempat untuk bersenang-senang,
tetapi tempat untuk sbersabar atas aturan Allah. Nanti ada masanya jika
kita mau sabar di dunia, maka di akherat Allah akan sediakan masa yang
tidak terbatas untuk kita buat bersenang-senang. Di dunia ini semuanya
ada batasannya tidak ada yang abadi. Senang ada batasnya, Susah ada
batasnya, Bahagia ada batasnya, Sedih ada batasnya, Sehat ada batasnya,
Sakit ada batasnya, apa pembatasnya yaitu mati. Setelah mati lain
cerita, tergantung amal yang kita kerjakan ketika di dunia. Orang yang
senang hidup di dunia, tidak mungkin senang selama-lamanya karena suatu
saat dia pasti akan mati. Tetapi setelah mati belum tentu di akherat dia
akan senang. Orang yang susah ketika di dunia ada batasnya, paling
susah adalah mati, tetapi setelah mati belum tentu dia susah di akherat.
Kalau dia sabar di dunia taat pada perintah Allah bisa saja dia
mendapatkan kebahagiaan selama-lamanya di akherat dan masuk surga lebih
dulu 500 tahun dibanding orang kaya. Begitu juga dengan bahagia dan
sedih, sehat dan sakit, semuanya dibatasi oleh mati, setelah mati
semuanya selesai. Jadi sementara saja sifatnya di dunia, pindah alam
lain ceritanya lagi, tergantung amal yang kita kerjakan di dunia. Jadi
kehidupan yang sukses di dunia adalah kehidupan yang dapat mengantarkan
kita kepada Surganya Allah. Selain itu adalah kehidupan yang gagal.
Ciri-ciri
orang yang menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya dapat terlihat
dari usahanya yang mati-matian sehingga melalaikan perintah Allah demi
sesuatu yang sifatnya sementara saja kenikmatannya. Sedangkan ciri-ciri
orang yang menjadikan akherat sebagai tempat tinggalnya dapat terlihat
dari kesibukannya atas amal-amal agama sehingga dia rela meninggalkan
kenikmatan dunia demi kehidupan di akherat. Orang yang menjadikan
akherat sebagai tempat kembalinya maka dia akan selalu mengedepankan
nilai amal dalam setiap keadaan, pekerjaan dan perbuatannya. Sedangkan
orang yang menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya maka dia akan
selalu mengedepankan nilai-nilai keduniaan dan kebendaan dalam setiap
keadaan, pekerjaan, dan perbuatannya. Seorang Ahli Dunia ini akan
bekerja mati-matian demi yang namanya harta dan benda agar dia bisa
mendapatkan rasa aman dari kehidupannya di dunia. Seperti dengan usaha
atas harta untuk dapat membeli rumah, mobil, pakaian, listrik, air,
telepon, dan lain-lain. Sehingga seseorang harus berusaha mati-matian,
kerja lembur, demi bisa memenuhi rasa amannya untuk hidup di dunia ini.
Ketika keduniaannya terganggu atau tidak terpenuhi maka dia akan cemas
dan takut. Rasa takut inilah yang menyebabkan Ahli dunia ini sengsara,
yaitu takut miskin, takut susah, takut dipecat, takut segala-galanya,
takut kepada selain Allah. Sedang Ahlul Iman Rasa Takut yang menyebabkan
dia bahagia, yaitu takut kepada Allah.
Padahal
yang namanya keamanan dan kenyamanan ini datangnya dari Allah bukan
dari kebendaan yang kita miliki. Berapa banyak orang yang punya listrik,
air, baju, makanan, rumah, mobil, berlebih-lebihan tetapi tidak bisa
merasa aman dan tenang. Sedangkan Nabi SAW makannya saja hanya dari roti
kasar yang disepih, pakaiannya hanya ada dua, rumahnya super kecil
terkadang ketika beliau hendak sholat harus mengangkat kaki Aisyah RA
agar tidak menghalanginya, tetapi setiap beliau pulang kerumah selalu
berkata, “Bayyiti Jannati : Rumahku Surgaku”. Nabi SAW tidak pernah
mengeluh akan kondisinya bahkan ketika beliau SAW ketika ditawarkan oleh
Allah kekayaan malah ditolak oleh Nabi SAW. Lihat bagaimana kondisi
kita hari ini seberapa jauh perbedaan kehidupan kita dibanding dengan
kehidupan Nabi SAW, dan bagaimana kita menghadapinya. Hari ini apa yang
telah ditolak oleh Nabi SAW itu yang kita minta kepada Allah dan yang
kita kejar-kejar. Hari ini kita mencari kekayaan dan kemewahan agar bisa
mendapatkan yang namanya kenyamanan. Pernah Nabi SAW selimutnya dilipat
oleh istrinya agar bisa memberikan kenyamanan pada Nabi SAW, itu malah
ditegor oleh Nabi SAW dengan alasan dapat mengganggu tahajjudnya. Hari
ini kita tidur pakai kasur empuk, pakai AC, selimut tebal buat apa?
Jawabnya biar bisa tidur nyenyak. Sungguh berbeda kehidupan kita dengan
apa yang Nabi SAW cari. Inilah keadaan kita hari ini apa yang kita cari
berbeda dengan apa yang dicari oleh Nabi SAW. Seorang ulama berkata
bahwa kenyamanan itu dapat melalaikan kita dari Allah, sedangkan
Mujahaddah dapat mendekatkan kita kepada Allah.
Nabi
SAW tidak pernah mencontohkan kalau mau bahagia dan jaya harus menjadi
kaya. Bahkan Nabi SAW berkata mahfum bahwa fitnah terbesar dari umatnya
adalah harta. Inilah yang diyakini Nabi SAW dan inilah kehidupan yang di
ikuti oleh para sahabat RA. Umar RA ketika menaklukkan persia dan
menerima tumpukan harta ghanimah yang banyak dia malah menangis karena
Nabi SAW tidak pernah mencontohkannya untuk hidup bergelimangan harta.
Akhirnya harta itu dibagi-bagikan oleh umar kepada sahabat-sahabatnya
yang memerlukan sampai habis. Lalu khadamnya umar berkata
sahabat-sahabatnya yang menerima pemberian itu malah membagi-bagikannya
lagi sampai habis kepada orang lain. Inilah yang dicontohkan oleh
sahabat RA.
Di dunia ini hanya ada 2 macam usaha :
1. Usaha Nabi Usaha atas Iman dan Amal
2. Usaha Musuh Nabi Usaha atas Asbab dan Kebendaan
Usaha
Nabi ini adalah usaha atas hati-hati manusia untuk mengenal Rabbnya.
Bagaimana Allah kirim 124.000 Nabi untuk membuat usaha agar manusia ini
mempunyai Iman dan Amal yang betul. Mengingatkan manusia akan kampung
akherat, inilah usaha yang dilakukan para Nabi. Allah kirim para Nabi
agar kita ini dapat selamat di dunia dan di akherat. Tidak bisa dengan
cara lain, hanya cara Allah dan Nabinya saja yang benar, yang lain tidak
ada yang benar. Hanya cara Nabilah yang dapat membawa manusia kepada
keselamatan, sedangkan cara musuh-musuh nabi hanya akan membawa manusia
kepada kebinasaan seperti yang telah Allah kabarkan di dalam Al Qur’an.
Di Al Qur’an Allah telah ceritakan bagaimana akhir dari usaha
musuh-musuh para Nabi :
1. Kaum Ad yang membuat usaha atas kesehatan dan kekuatan sampai menyatakan, “Siapa lagi yang lebih kuat dari kami”.
2. Kaum Tsamud membuat usaha atas teknologi dan arsitektur sampai mampu membangun bangunan-bangun di dalam gunung.
3.
Kaum Madyan usaha atas perekonomian sangking canggihnya ekonomi mereka
bisa membuat sesuatu yang diharamkan oleh Allah yaitu Riba menjadi
terlihat halal dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Madyan.
4.
Kaum Saba yang membuat usaha atas pertanian dan perkebunan sampai bisa
menentukan waktu panen, jalur jatuh buah, dan jumlah buah yang akan
jatuh dalam hitungan langkah.
5.
Kaum Luth usaha atas peningkatan kepuasan sexualitas sampai mereka
berani mencoba dari kaumnya yang sejenis dari laki-laki dan perempuan.
6.
Firaun atas kekuasaan sampai mengaku sebagai tuhan karena merasa yang
paling hebat dan paling berkuasa. Firaun sampai berkata, “Tuhan Mana
yang lebih tinggi dari saya ?.” maksudnya dia merasa sebagai Tuhan yang
tertinggi.
7.
Qorun usaha atas Harta Benda yang gudang hartanya saja, kuncinya harus
dibawa dengan empat onta. Dia sampai berkata, ”Harta yang saya dapat ini
adalah milik saya saya. Ini adalah hasil jerih payah saya karena
kepintaran saya, dan bukan karena pemberian atau pertolongan Allah.”
8.
PM Hamman usaha atas karir politik dan jabatan. Usaha PM Hamman ini
sebagai politikus adalah bagaimana dia ini bisa tetap berada dalam
kekuasaan yang tertinggi.
Semua
usaha ini pada akhirnya Allah hancurkan dan Allah binasakan. Walaupun
begitu semua usaha yang dilakukan oleh musuh-musuh Nabi ini wujudnya
masih ada sampai sekarang. Sudah menjadi fakta bahwa efek dan hasil dari
usaha musuh-musuh Nabi ini dapat melalaikan kita dari perintah-perintah
Allah. Inilah sebabnya bahwa akhir dari usaha-usaha tersebut berujung
pada kebinasaan dan kegagalan dalam kehidupan dunia dan akherat. Hanya
ada satu usaha saja yang di ridhoi Allah dan dapat menghasilkan
kebahagiaan dan kesuksesan untuk manusia di dunia dan akherat, yaitu
usaha Nabi SAW. Selain dari cara itu hanya akan mendatangkan Murka dan
Adzab Allah yang ujung-ujungnya adalah penderitaan dan kebinasaan di
dunia dan di akherat.
Peradaban
manusia ini mundur bukan karena ekonomi, teknologi, politik, militer,
kekayaan, atau kekuasaan. Tetapi peradaban manusia ini mundur disebabkan
karena manusia sudah meninggalkan Sunnah Nabi SAW. Walaupun itu perkara
1 hari lapar dan 1 hari kenyang, karena ini sunnah. Kini manusia telah
mengalami degradasi kehidupan dan peradaban asbab meninggalkan sunnah.
Dulu di jaman para sahabat RA asbab mereka memegang teguh sunnah Nabi
SAW dengan kuat, maka 2/3 dunia pernah takluk dibawah kaki para sahabat
RA. Rahmat dan Pertolongan Allah akan datang dalam kehidupan kita jika
kita mau mengamalkan sunnah nabi SAW dengan sempurna. Sedangkan masalah
akan datang jika kita sudah meninggalkan sunnah Nabi SAW. Ketika perang
Uhud semua pasukan muslim asbab pertolongan Allah mampu memukul mundur
musuh pada awalnya karena mengikuti daripada instruksi atau sunnah Nabi
SAW. Namun ketika pasukan musuh kembali menyerang ke bukit Uhud pasukan
muslim mampu dikalahkan dan dibuat kocar kacir asbab tentara Islam
meninggalkan instruksi atau Sunnah daripada Nabi SAW, sehingga
pertolongan Allah tidak turun. Inilah penting kita menjaga sunnah dalam
kehidupan kita agar pertolongan Allah turun kepada kita.
Jadi
Islam ini jaya bukan karena Teknologi, Ekonomi, Militer, Ilmu
Pengetahuan, Kekuasaan, dan Kekayaan. Tetapi Islam ini jaya karena
pertolongan Allah. Seperti :
1.
Di perang Badr kaum muslimin yang jumlahnya hanya 313 orang terdiri
dari orang tua, anak-anak, sedikit yang muda dengan persenjataannya yang
sangat minim dengan modal beberapa kuda dan ada yang menggunakan
senjata dari hanya sebatang ranting. Tetapi asbab adanya pertolongan
Allah, kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan musuh yang berjumlah 1000
orang lebih memakai kuda yang tangguh, pendekar-pendekar perang yang
ahli, persenjataan yang lengkap, dan dengan kekuatan yang lebih besar.
Jika pertolongan Allah sudah turun siapa yang mampu mengalahkan Islam.
Semua musuh Islam gentar pada sahabat ketika itu bukan karena jumlah
atau persenjataan perang, tetapi asbab kekuatan dibelakang yang menjaga
para sahabat RA, yaitu kekuatan Allah.
2.
Ketika Saad RA hendak menyerang Persia ketika itu pasukan Islam
terhalangi oleh Sungai besar yang deras airnya dan dalam ketinggiannya.
Namun sudah menjadi tradisi para sahabat setiap ada masalah langsung
minta pada Allah maka seketika itu pula masalah selesai. Asbab do’a
sahabat ini pasukan yang jumlahnya ± 10.000 orang mampu berjalan diatas
permukaan air sungai tanpa air menyentuh telapak kaki kuda. Inilah
pertolongan Allah yang hadir bersama sahabat. Pasukan Persia yang
jumlahnya 200.000 orang ketika itu jauh lebih banyak 20 kali lipat
akhirnya lari tunggang langgang ketakutan.
3.
Ketika utusan Persia datang ke Cina untuk meminta bantuan kepada kaisar
cina mengalahkan pasukan Muslim ketika itu, Kaisar Cina memerintahkan
mata-matanya memantau pasukan muslim. Lalu setelah memantau pasukan
muslim beberapa lama, akhirnya mata-mata Raja cina kembali dan membuat
laporan kepada sang Raja. Apa kata mata-mata kaisar itu bahwa disiang
hari pasukan muslim ini saling berkasih sayang satu hati dan di malam
hari mereka beribadah kepada tuhannya seperti pendeta terjaga semalam
suntuk. Lalu apa jawab kaisar cina kepada utusan Persia : “Walaupun aku
kumpulkan tentara yang panjangnya dari dari Persia sampai ke Cina
ujungnya, maka kalian tidak akan mampu mengalahkan mereka !”
Inilah
kehebatan Islam yang menyebabkan musuh-musuh Islam gentar menghadapi
pasukan Islam ketika itu. Padahal kaum muslimin dari segi teknologi,
ekonomi, kekuasaan, kekuatan militer, dan kekayaannya jauh kalah
dibandingkan bangsa-bangsa besar yang menjadi musuh mereka yaitu Persia
dan Romawi. Namun asbab adanya pertolongan dari Allah, bangsa besar
seperti Persia dan Romawi tidak mampu menaklukkan kaum muslimin yang
dari segi keduniaan sangat terbelakang. Mengapa pertolongan Allah turun
di jaman Sahabat tetapi tidak di jaman kita. Padahal Allahnya masih
sama, Nabinya masih sama, Kitabnya masih sama, Kiblatnya masih sama,
tetapi mengapa para sahabat hidup dalam kemuliaan dan kita hidup dalam
kehinaan. Ini karena para sahabat mengamalkan agama secara sempurna
sehingga pertolongan Allah ada bersama mereka. Sedangkan kita demi
kepentingan dunia kita tinggalkan perintah Allah sehingga hidup kita
saat ini dilanda banyak masalah.
Bagaimana
cara mendatangkan pertolongan Allah yaitu dengan mengamalkan amal-amal
agama dengan sempurna. Hanya dengan amal-amal agama, Islam akan kembali
jaya sebagaimana jayanya Islam dijaman Nabi SAW dan para Sahabat RA.
Sekarang
masalahnya bagaimana kita bisa membawa umat untuk mampu mengamalkan
agama secara sempurna yaitu tidak lain dengan Dakwah. Hanya dengan
dakwah agama akan tersebar, Iman akan terperbaiki, Akhlaq manusia akan
bagus, Umat akan bersatu, Amal Ibadah akan meningkat, Do’a akan
didengar, baru pertolongan Allah akan turun. Imam Malik bilang, “Tidak
ada cara lain memperbaiki umat pada kurun waktu sekarang selain
menggunakan cara pada masa kurun waktu awal.” Apa itu cara yang
digunakan untuk memperbaiki umat pada masa kurun waktu awal, yaitu
dengan Dakwah. ***