“ Dalam setiap tubuh manusia ini ada
segumpal daging. Kalau daging ini baik maka akan baik seluruh tubuhnya.
Kalau daging ini buruk maka akan buruk seluruh tubuhnya. “ (Al Hadits )
Apakah yang dimaksud dengan segumpal daging itu ? itulah Hati. Kalau
hati manusia itu baik, maka akan baik seluruh amal perbuatannya. Kalau
hati manusia itu buruk, maka akan buruk seluruh amal perbuatannya.
Begitulah kehidupan yang baik dan tidak baik dalam dunia ini bukan
disebabkan karena kemajuan dari pada kebendaan-kebendaan tetapi
bergantung pada manusianya. Kalau manusia ini baik maka dunia ini akan
menjadi baik keadaannya. Kalau manusia ini buruk maka dunia ini akan
menjadi buruk keadaannya. Untuk memperbaiki keadaan di dunia, para Nabi
membuat usaha perbaikan atas manusia. Sebab keburukan-keburukan yang ada
atau yang terjadi di dunia ini akibat daripada amal-amal buruk manusia.
Kata Ulama karena manusia ini diciptakan daripada unsur tanah, maka
manusia ini mempunyai kesamaan sifat dengan tanah. Apa sifat tanah ?
Tanah kalau tidak digarap mempunyai 4 fase :
- Fase ditumbuhi rumput-rumputan –> Binatang ternak : sapi, kambing.
- Fase ditumbuhi ilalang / semak belukar –> Binatang buas : singa, macan, serigala.
- Fase ditumbuhi pepohonan –> Binatang perusak : monyet, babi.
- Fase Hutan Belantara –> Binatang berbisa : ular, kalajengking.
Kalau tanah ini tidak digarap atau diusahakan maka diatasnya akan
tumbuh rumput-rumputan. Kalau diatas tanah itu tedapat rumput-rumputan
maka yang datang kepada tanah itu adalah binatang ternak, seperti :
kambing, sapi, kerbau, yaitu pemakan rumput. Begitulah keadaan manusia
ini kalau tidak diperjuangkan, dia sifatnya akan seperti binatang
ternak. Apa sifat binatang ternak ? sifat binatang ternak itu “Egois”
dan dzikirnya “Makan”. Hanya memikirkan makan saja, sehari-hari hanya
memikirkan makan saja. Dan ketika makan itu dia tidak akan memikirkan
nasib teman-temannya., tetangganya, kerabatnya, yang penting dia kenyang
sendiri. Ketika makan dia tidak punya ethic atau adab, ini rumput dia
atau rumput temannya sama saja. Apa yang dia suka itu yang di makan,
walaupun rumput itu ada didepan temannya. Kalau temannya kelaparan dia
tidak ada niat untuk memberi atau mengasih kepada yang kelaparan itu.
Dia tetap saja akan makan sendiri. Kalau ada temennya sakit tidak ada
usaha untuk menengok atau mengusakan kesembuhan untuk temannya. Kalau
sama-sama diperjalanan, kawannya membawa beban yang berat, sehingga
kawannya terjatuh tidak kuat berjalan, dia tidak akan berhenti dan
menolong temannya yang terjatuh atau memindahkan beban barang untuk
ditanggung sebagian. Dia akan tinggalkan kawannya dan terus berjalan
tidak peduli dan tidak acuh pada penderitaan temannya. Walaupun kawannya
jatuh dan mati dia tidak akan ambil peduli. Itulah sifat daripada
binatang ternak. Begitulah kata ulama jika manusia ini tidak
diperjuangkan, maka akhlaq atau sifatnya akan menurun menjadi seperti
binatang ternak. Dia hanya akan mementingkan diri sendirinya saja, tidak
peduli kepada yang lain, yang penting dia kenyang sendiri dan senang
sendiri, yang lain susah tidak perlu dipikirkan. Tidak ada program untuk
menolong atau membantu teman atau tetangga yang kesusahan, hanya
mementingkan diri sendiri saja. Orang lain mederita atau sakit tidak ada
usaha untuk menengok, menghibur, atau menyembuhkannya. Orang lain
bebannya berat tidak peduli atau tidak mau menolong membantu meringankan
daripada kesusahannya. Kalau kita lihat manusia-manusia yang seperti
ini sudah wujud atau sudah ada di dunia ini. Dan sudah banyak yang
akhlaqnya seperti ini.
Kalau tidak diperjuangkan lagi, tidak digarap, maka padang rumput itu
akan berubah menjadi semak belukar, menjadi padang alang-alang. Dan
ketika sudah berubah menjadi padang ilalang maka yang akan datang adalah
bukan lagi binatang ternak, tetapi binatang buas seperti singa,
harimau, srigala. Binatang buas seperti itu suka pada padang ilalang.
Dan sifat-sifat binatang buas ini lebih buruk daripada sifat binatang
ternak. Kalau binatang ternak tadi sifatnya egois, mementingkan diri
sendiri, tetapi dia tidak merusak kepada yang lain. Kalau binatang buas
ini untuk kepentingan dirinya, untuk mengenyangkan dirinya, dia
binasakan hewan yang lain. Singa ini menerkam kuda, kambing, kerbau,
rusa, menerkam binatang-binatang yang lain, untuk memenuhi daripada
kebutuhannya. Maka begitu juga jika diri manusia ini jika tidak
diperjuangkan maka dia akan merosot akhlaqnya seperti akhlaq binatang
buas. Untuk kepentingan dirinya dia hancurkan yang lain, dan dia
binasakan yang lain. Yang semacam ini sudah kita lihat banyak pada diri
manusia saat ini. Bentuknya manusia tetapi sifatnya seperti binatang
buas. Pekerjaannya membinasakan, menghancurkan, menyusahkan kehidupan
daripada yang lainnya, untuk kepentingan dari pada dirinya.
Jika tanah itu tidak digarap lagi maka yang tumbuh berikutnya setelah
padang ilalang akan tumbuh pohon-pohon yang tinggi-tinggi. Kalau pohon
yang tinggi-tinggi sudah tumbuh, maka akan masuk ke hutan yang semacam
itu binatang-binatang jenis perusak. Seperti monyet, babi, yang sukanya
ditempat yang semacam itu. Binatang ini adalah sifatnnya lebih buruk
daripada binatang buas. Kalau binatang buas itu seperti singa kalau udah
kenyang makannya, maka dia tidak akan mengganggu yang lain. Walaupun
kerbau lewat di hadapannya, ada disampingnya, dia tidak akan terkam,
kalau sudah kenyang dia cukup. Begitu juga jenis buaya, kalau lapar
datang ke kubangan tempat kerbau minum air, maka dia akan terkam kerbau
yang ada disitu, lalu dimakan ramai-ramai. Kalau buaya ini sudah kenyang
maka walaupun kerbau itu mandi sama-sama dengan buaya tidak akan di
terkam, dan tidak diganggu. Tetapi kalau binatang perusak semacam monyet
dan semacam babi tidak seperti itu. Kalau monyet atau babi ini datang
ke kebon orang, mungkin yang dimakan tidak banyak, tetapi satu kebun
diacak-acak oleh dia walaupun tidak dimakan. Itulah sifat binatang
perusak. Maka para petani banyak dijengkelkannya dan dirugikannya. Kalau
hanya sekedar untuk makan si monyet dan si babi, bagi petani tidak jadi
masalah, tetapi masalahnya walaupun sudah cukup makan tetapi yang lain
dirusaknya semua. Hari ini manusiapun sudah banyak yang bersifat seperti
itu. Tidak cukup dengan mengenyangkan isi perutnya saja, tetapi baru
puas ketika melihat orang lain susah, melihat orang lain sengsara. Jika
kita tidak berjuang atas manusia maka akan timbul manusia yang seperti
ini.
Kalau tanah dibiarkan lagi tidak digarap, maka hutan ini akan menjadi
hutan belantara, tumbuh pohon-pohon besar yang rindang-rindang sehingga
menyebabkan hutan menjadi lembab dan sinar matahari tidak dapat masuk.
Maka di tempat-tempat seperti ini akan hidup binatang-binatang berbisa
seperti ular, kalajengking, dan sebagainya. Sifat binatang ini lebih
buruk daripada sifat binatang lainnya tadi. Seperti ular jika dia
mematuk binatang yang lain bukan untuk dimakan tetapi hanya untuk
kebanggaan saja. Jika ular itu mematuk kerbau, maka tidak untuk dimakan
kerbau itu, tetapi si ular bangga bisa membunuh kerbau yang besar dengan
bisanya itu. Kerbau tersebut ditinggalkan begitu saja dan tidak dimakan
oleh si ular. Hanya untuk kebanggaan, hanya untuk kesenangan, hanya
untuk kepuasan hati, dibinasakannya binatang-binatang yang lain oleh
ular. Begitu juga jika manusia tidak diperjuangkan akan sampai ke tahap
itu. Manusia macam ini hanya untuk iseng saja demi kesenangan dia
semata, mampu membinasakan, merugikan, dan menghancurkan daripada yang
lain. Dan orang-orang yang semacam inipun sudah banyak di dunia ini.
Inilah yang terjadi jika kita meninggalkan usaha atas perbaikan diri
manusia ini. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar