Pemimpin atau pejabat negara pada umumnya mengundang banyak orang untuk datang ke rumah mereka untuk menggelar acara buka puasa bersama. Jarang sekali ada pemimpin umat atau pejabat negara yang mau mendatangi rakyatnya yang miskin dan ikut berbuka puasa bersama mereka.
Apa yang dilakukan perdana menteri Palestina dari Hamas, Ismail Haniyah ini selayaknya dicontoh oleh para pemimpin dan pejabat negara sebagai bentuk perhatian dan kepedulian mereka pada rakyat, apalagi jika rakyat sedang dililit berbagai kesulitan hidup.
Jumat (20/8), Haniyah bertandang ke rumah sebuah keluarga di Gaza untuk berbuka puasa bersama. Rumah keluarga itu sangat amat sederhana, hanya berupa satu ruangan berukuran kurang dari 20 meter persegi, tanpa jendela dan tanpa lubang ventilasi. Rumah "mungil" itu dihuni delapan anggota keluarga, ayah-ibu dan enam orang anak mereka. Bayangkan ... betapa sesak dan pengapnya rumah itu.
Melihat kondisi yang memprihatinkan itu, Haniyah memerintahkan para ajudannya untuk memberikan bantuan makanan untuk keluarga itu dan memberikan sebuah kipas angin agar rumah yang mereka tempati bisa agak "nyaman".
Rasanya, sulit mencari sosok pemimpin seperti Haniyah di zaman sekarang ini. Pemimpin yang bukan cuma menebar pesona dan menebarkan janji-janji manis pada rakyat saat kampanye, tapi tidak pernah berada di tengah masyarakat untuk sekedar merasakan penderitaan mereka.
Sekira 1,5 juta warga Gaza hingga kini masih hidup dalam kondisi yang memprihatinkan akibat blokade rezim Zionis Israel yang sudah berlangsung hampir tiga tahun. Mereka sepenuhnya mengandalkan hidup mereka dari bantuan kemanusiaan dari dunia internasional, termasuk kebutuhan makanan dan sumber air bersih. (ln/Ma'anNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar