"Wahai  orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah SWT akan  sebenar-benarnya taqwa. Dan janganlah kamu mati kecuali kamu benar-benar  menjadi seorang muslim yang menyerah diri kepada Allah."
"Wahai  sekalian manusia bertaqwalah kamu kepada Tuhan kamu yang menjadikan  kamu kepada satu jiwa. Dan menjadikan daripadanya pasangan kamu, dan  daripadanya Allah sebarkan daripada lelaki dan wanita. Dan takutlah kamu  kepada Allah yang kamu minta-meminta sesama kamu dengan perantaraan  tali silaturahim. Sesungguhnya Allah SWT maha pemerhati keatasmu."
"Wahai  orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah SWT dan berkatalah  perkataan yang betul. Niscaya Allah SWT akan memperbaiki amalan kamu dan  Dia akan mengampuni dosa kamu, dan Allah SWT maha pengampun lagi maha  penyayang. Dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya maka sesungguhnya  dia mendapat kejayaan yang besar."
"Wahai  orang yang beriman, sahutlah seruan daripada Allah dan Rasul apabila  kedua-duanya menyeru kamu bagi kehidupan yang baik. Dan Allah SWT  menjadi penghalang bagi hati yakni dia berkuasa diatas hati seseorang  hamba, dan takutlah kepada Allah, kepada Azab yang Allah SWT turunkan  bahwa ianya bukan sahaja menimpa kepada orang yang melakukan kejahatan,  tetapi ianya menimpa menyeluruh kepada semua."
Allah  SWT menjadikan kita untuk mengingati Allah dan bersyukur kepada Allah  SWT. Tidak ada apa-apa Allah SWT menjadikan mahluq ini kecuali supaya  ianya berzikir kepada Allah dan mensyukuri Allah SWT. Lantaran itu Allah  SWT berfirman,
"Maka  ingatlah Aku, maka niscaya Aku akan mengingatimu. Dan bersyukurlah kamu  kepadaKu dan janganlah kamu kufur yakni akan nikmat-nikmatKu."
Di ayat yang lain, Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya mengingati Allah itu Maha besar dan Allah mengetahui apa yang kamu lakukan."
Bahwa  apa maksud zikrullah, bahwa Allah mengingati hambaNya sangat besar,  sangat agung, cukuplah kemuliaan, cukuplah ketinggian bahwa Allah SWT  mengingati kita. Allah ingat kita. Apabila kita mengingati Allah, Allah  mengingati kita. Di dalam sepotong hadits qudsi, Nabi SAW bersabda,  Allah berfirman,
"Barangsiapa  mengingati Daku di dalam dirinya seorang diri, maka Aku akan  mengingatinya seorang diri di dalam diriKu. Barangsiapa mengingati Aku  di khalayak ramai, maka Aku akan mengingati mereka di hadapan khalayak  para malaikat yang lebih baik daripada mereka."
Maka  cukuplah kemuliaan apabila seseorang dia menceritakan kebesaran Allah  SWT dan majelis ini adalah majelis zikir, maka dia mesti yaqin apabila  dia membesarkan Allah, menyebut Allah SWT di khalayak ramai maka dia  harus yaqin bahwa Allah SWT sedang menyebutnya, Allah sedang  mengingatNya di khayalak para malaikat yang lebih baik daripada kita  semua. Oleh karena itu Umar RA pernah berkata, sesungguhnya aku tahu  bila Allah SWT mengingati daku. Ditanya kepada beliau," Bila?" Dijawab  beliau, "Ketika aku mengingati Allah SWT, ketika itulah Allah SWT  mengingatiku karena firman Allah SWT, Maka ingatlah Aku, niscaya Aku  ingat akan kamu."
Allah  SWT juga ingin meninggikan Baginda SAW. Allah ingin mengangkat nama  Baginda SAW. Maka dimana nama Allah disebut, maka disitu disebut nama  Baginda SAW. Sehingga Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur'an. Dan  Allah SWT menggunakan Fi'il yang berulang-ulang, senantiasa ada  pembaharuan.
Supaya menunjukkan bahwa sentiasa benda itu berulang-ulang terus bahwa,
Supaya menunjukkan bahwa sentiasa benda itu berulang-ulang terus bahwa,
"Sesungguhnya  Allah dan malaikat berselawat ke atas Nabi. Wahai orang-orang beriman  berselawatlah kepada Nabi SAW, dan ucapkanlah selamat."
Dan  tuan-tuan yang mulia, setiap kali Nabi SAW disebut di langit, disebut  di bumi, diingat di langit, diingat di bumi. Maka apabila didengar nama  Nabi SAW, maka kita mesti berselawat kepada Baginda SAW. Karena Baginda  SAW bersabda," Bahwa orang yang kedekut atau kikir adalah orang yang  disebut namaku dihadapannya tetapi dia tidak berselawat kepadaku."  Apabila kita berselawat kepada Nabi SAW Allah SWT akan mengantar  selawatnya kepada kita sepuluh kali. Selawat Allah SWT adalah rahmat.  Dengan kita beselawat kepada Nabi SAW kita akan mendapat 10 rahmat  daripada Allah SWT. Maka di dalam sepotong hadits yang lain, Nabi SAW  bersabda,"Hinalah orang yang disebut namaku dihadapannya tetapi dia  tidak berselawat kepadaku. Maka tuan-tuan yang mulia, janganlah kita  menjadi orang-orang yang bakhil, orang-orang yang kedekut, sehingga  disebut nama Nabi SAW walaupun seribu kali telah disebut dihadapan kita,  kita jangan mengatakan kita sudah berselawat padanya. Bahkan walaupun  1000 kali kita berselawat lagi dan lagi, setiap salawat kepada Nabi SAW  Allah SWT akan memberikan 10 rahmat kepada kita. Allah SWT ingin  memuliakan Baginda SAW. Maka setiap kali adzan dilaungkan dimana-mana,  begitu selesai satu adzan dilaungkan, dikampung yang berdekatan akan  mula adzannya, habis saja sana, negara yang bersebelahan akan mula  azannya, terus 24 jam sentiasa, disebut nama Allah SWT, disebut nama  Nabi SAW. Bukan setakad itu saja, sejak mana Baginda SAW diutuskan  sampai hari kiamat terus nama Allah dan nama Rasulullah disebut. Tidak  shah iman seseorang jika tidak disebut nama Nabi SAW. Tidak shah Islam  seseorang jika tidak disebut nama Nabi SAW. Dan Allah SWT meninggikan  sebutan Nabi SAW bahwa Allah berfirman,
"Bahwasanya ianya adalah sebutan bagimu dan bagi kaummu yaitu orang yang beriman."
Semua  untuk nabi SAW. Dan kamu akan ditanya Allah SWT. Dalam surat Al-Isra,  Allah SWT mengangkat nama kamu meninggikan nama kamu. Orang beriman  kepada Allah SWT, orang yang menyeru kepada Allah menyeru kepada  Rasulullah SAW Allah muliakan mereka, Allah angkat mereka. Lantaran itu  Nabi SAW telah menasehatkan Muadz bin Jabal ra . Muaz ra. adalah seorang  sahabat yang telah masuk Islam umurnya tidak melampaui 18 tahun. Dan  dia telah mati syahid di Yordan, umurnya 34 tahun. Makna dia 16 tahun  bersama Baginda SAW. Kubur dia di sebelah kubur Abu Ubaidah bin Jarah  ra. Nabi SAW berata, "Abu Ubaidah (ra) adalah orang yang paling amanah  dalam umat ini." Maka mengenai Muaz bin Jabbal ra, baginda SAW pernah  bersabda,"Umat aku yang paling bijak dan paling alim mengenai halal dan  haram adalah Muaz bin Jabbal (ra)."
Umar  ra pernah berkata,"Kalaulah aku melantik Muaz bin Jabal (ra) sebagai  penggantiku maka kalau Allah SWT tanyaku mengapa kamu melantik dia  sebagai penggantimu, maka sudah tentu aku akan jawab kepada Allah SWT  karena aku dengar Rasulullah SAW bersabda orang yang paling alim di  kalangan umat ini dengan perkara halal dan haram adalah Muadz bin jabal  (ra)."
Kalau  kita lihat mengapa dia telah mencapai kedudukan begitu tinggi. Dari  mana, dari universiti mana dia telah keluar, dari mana dia belajar. Masa  16 tahun, dan begitu muda dia meninggal dunia, tetapi dia telah  mencapai ketinggian ilmu agama. Dan sabda Nabi SAW, apabila Allah SWT  mengumpulkan para alim ulama di akherat nanti maka Muadz bin Jabbal ra.  tiba-tiba meluruh, melantun macam seketul batu terus di hadapan mereka  semua. Maka mengenai perkara inilah kita mau melihat macam mana Muadz  bin Jabbal ra. dalam masa begitu singkat telah mencapai ilmu yang begitu  tinggi. Dan Rasulullah SAW telah menasehatkan Muadz bin Jabbal ra.  bahwa janganlah lupa tiap-tiap lepas sembahyang maka berdoalah kepada  Allah SWT, Allahumma ainni alla dzikrika, wa syukrika, wa husni  ibadatika. Ya Allah bantulah aku untuk mengingatiMu, untuk bersyukur  kepadaMu, dan untuk memperelokkan ibadah-ibadahku."
Sekali  Abdullah bin Mas'ud ra. telah berkata, "Maka adalah dia Muadz bin  Jabbal (ra) dia satu ummat (dia seorang, tetapi seperti ummat) yang  berdiri ibadah kepada Allah SWT, menyimpang dari semua agama, ikhlas  kepada Islam, dan tidakklah dia dikalangan orang-orang yang menyekutukan  Allah SWT." Dan ayat ini ada di Al-Qur'an, Allah firmankan itu kepada  Ibrahim AS. Kemudian sahabat menegur, "Itu adalah sesungguhnya Ibrahim  AS. Kemudian Abdullah ra. menjawab, "Sesungguhnya Muadz (ra) adalah satu  ummat yang berdiri ibadah…..(hingga selesai). Lantas Sahabat ini  menegur kembali, "Sesungguhnya itu Ibrahim AS." Dan Abdullah bin Mas'ud  ra. berkata sekali lagi, "Sesungguhnya Muadz (ra) satu ummat,…(hingga  selesai). Kemudian kali ketiga sahabat yang menegur itu bertanya,  "Kenapa?" Kata Abdullah bin Mas'ud ra.,"Telah aku dengar Nabi SAW  bersabda sesungguhnya Muadz (ra) adalah satu ummat yang berdiri ibadah  kepada Allah SWT, menyimpang dari semua agama, Ikhlas kepada agama  Islam, dan tidaklah dia di kalangan orang-orang yang menyekutukan Allah  SWT, "Nabi SAW bersabda, "Dia seorang tapi dia sebagai ummat."
Maka tuan-tuan yang mulia, bagaimana Muadz ra. mencapai derajat ketinggian di sisi Allah SWT? Karena dia senantiasa berada di atas petunjuk cara Rasulullah SAW.  Maka kalau kita juga inginkan ketinggian seperti Muadz bin jabbal ra,  maka tidak dapat tidak, kita mesti berada di jalan yang telah  ditunjukkan oleh Nabi SAW. Maka apabila kita menyeru kepada Allah SWT,  menyeru kepada Baginda SAW dengan cara yang telah ditunjukkan Baginda  SAW walaupun anda seorang, maka kita akan dikira sebagai ummat  seluruhnya.
Lantaran itu ummat ini terbagi kepada dua. Pertama, ummat dakwah yaitu  ummat yang mereka perlu didakwahkan untuk menerima Allah dan Rasul.  Allah sebagai Rabb mereka, dan Rasul sebagai Nabi mereka. Kedua, umat istijabah,  ummat yang telah menyahut seruan Allah dan Rasul-Nya. Mereka menjadi  orang-orang Islam. Ummat ini kedua-duanya telah datang daripada seruan  Allah SWT, "Wahai sekalian ummat, (termasuk ummat yang telah menyahut  seruan Allah dan Rasul menjadi orang-orang islam, dan ummat yang belum  lagi menerima seruan Allah dan Rasul, orang-orang kafir, musyrik, orang  yang menyembah berhala, maka kamu semua ummat), wahai ummat Muhammad SAW  (dikalangan ramai-ramai ummat tadi), maka kamu jadilah satu ummat yang  khusus. Dan hendaklah ada di antara kamu wahai ummat Muhammad SAW (yang  termasuk orang beriman, orang tidak beriman, penyembah berhala) satu  ummat yang menyeru kepada kebajikan, mencegah kepada munkar, dan mereka  ialah orang-orang yang berjaya."Maka didalam perkara ini, di kalangan  ummat-ummat yang ramai, di kalangan ummat istijabah, iaitu orang yang  telah menyahut seruan Allah dan RasulNya menjadi orang yang beriman  kepada Allah dan RasulNya, kamu mesti timbul satu ummat walaupun satu  orang, yang kalau kita menyeru manusia kepada Allah dan Rasul, maka kita  adalah satu ummat dan akan mendapat ganjaran seluruhnya. Karena orang  yang menyeru kepada Allah dan Rasul dengan cara Rasululllah SAW walaupun  dia seorang dia adalah ummat.
Maka  menjadi tanggungjawab kepada ummat istijabah, bagi mereka orang-orang  mukmin perlu juga dilakukan dakwah di kalangan mereka sendiri untuk  mewujudkan satu ummat yang lain, satu ummat yang berusaha untuk menyeru  kepada umat-umat dakwah. Maka itu Allah SWT telah menyebut di dalam  Al-Qur'an,
"Wahai  orang-orang yang telah beriman, telah menyahut seruan dan kamu telah  berkata Laa Ilahaa ilallah. Wahai orang beriman, kamu yang telah naik  saksi bahwa Muhammad SAW adalah rasul. Mereka orang yang beriman dengan  Allah, beriman dengan Rasul, telah menyahut seruan Allah dan RasulNya,  Allah sambut lagi sekali dengan didakwahkan sesama orang yang telah  beriman. Apabila Allah dan Rasul menyeru kamu supaya untuk menghidupkan  kamu satu kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat, ketahuilah wahai  hamba-hamba yang beribadah, beriman, yang telah mengucapkan kalimah  syahadah, kamu kena jaga, kamu kena takut karena seseorang itu walaupun  dia bersholat, walaupun dia membaca Al-Qur'an, walaupun dia beriman,  karena hati seseorang itu diantara dua jari arrahmat." Allah boleh  menukarkan bagaimana Dia kehendaki. Allah boleh alih bagaimana Dia  kehendaki seperti datang dalam hadits Nabi SAW, "Berpagi-pagi seorang  lelaki seorang mukmin, berpetang-petang dia menjadi orang kafir. Dan  berpetang-petang dia menjadi orang mukmin, bepagi-pagi dia menjadi orang  kafir. Dan dia telah menjual agamanya dengan dunia yang murah."
Jadi  walaupun kamu beribadah, membaca Al-Qur'an, walaupun kamu seorang  mukmin, tetapi harus kamu takut, harus kamu jaga, sesungguhnya Allah SWT  mengontrol, mengawal hati manusia. Maka Allah SWT boleh alihkan  bagaimana yang Dia kehendaki. Bahwasanya ummat ini, manusia yang kufur  terhadap Allah SWT ataupun yang beriman tadi akhir kesudahannya dia akan  dihimpun dihadapan Allah SWT dan bertaqwalah kamu kepada Allah,  takutlah kamu kepada Allah akan satu fitnah, satu ujian, satu musibah,  azab yang akan datang kepada kamu, yang bukan akan mengena kepada orang  yang zalim, orang yang melanggar perintah Allah SWT semata-mata, bahkan  kalau datang azab ia akan datang kepada semua orang. Dan ketahuilah  bahwasanya Allah SWT sangat-sangat keras azabnya.
Maka  seseorang walaupun dia baca Alqur'an belum tentu lagi kejayaan dia.  Walau dia bersholat belum tentu lagi kejayaan dia. Tetapi apabila  seseorang berusaha mewujudkan dakwah, menyeru satu sama lain, maka  semoga Allah SWT memberi kejayaan kepadamu. (Sekarang kita akan wudhu  terlebih dahulu untuk sholat isya..).
Sesungguhnya  ini adalah saat yang berkah. Allah SWT kabulkan doa selepas adzan dan  juga malaikat-malaikat yang ada di sekeliling kita, malaikat-malaikat  yang tindih bertindih diantara satu sama lain sampai ke langit dunia,  sebagaimana dikhabarkan Rasulullah SAW, selain daripada  malaikat-malaikat yang hadir bersama kita ketika kita shalat, selain  dari malaikat yang mencatit amalan kita, dan ini adalah malaikat yang  Allah khaskan untuk mencari majelis-majelis zikir, majelis-majelis  membesarkan Allah SWT, ianya datang. Maka apabila akhir majelis nanti,  malaikat akan balik pada Allah SWT. Allah mengetahui segala-galanya, Ia  akan bertanya kepada mereka, apa yang hambaKu buat. Maka Malaikat akan  berikan kepada Allah SWT, bahwa mereka itu memujiMu, mensyukuriMu,  mereka mengagungkanMu, membesarkanMu. Apa yang mereka minta? Kata  malaikat, "mereka minta syurga." Mereka nampakah surga? Tidak. Kalau  nampak macam mana? Lebih lagi keghairahan mereka, lebih lagi usaha  mereka untuk mendapatkannya. Dariapa mereka minta dilindungi? Kata  malaikat, "dari neraka." Apa pernah mereka melihat neraka? Belum.  Bagaimana jika mereka melihatnya? Mereka lebih lagi akan usaha untuk  menjauhkan diri mereka, usaha untuk menjauhkan diri mereka dari pada  neraka. Maka Allah SWT telah berkata kepada para malaikat, "Aku  persaksikan kamu semuanya, aku beri apa yang mereka minta, dan aku  jauhkan apa yang mereka minta dijauhkan. Dan aku persakiskan kamu hai  malaikat, Aku ampunkan semua yng ada di majlis itu." Lalu malaikat kata,  "Ya Allah ada satu orang bukan dari kalangan mereka. Dia datang untuk  satu tujuan atau keperluan yang lain." Maka itupun Allah kata, "Aku  ampunkan dia karena itu adalah satu majelis yang tidak akan terhidnar  dari keberkatan seorangpun yang menyertai mereka. Lalu malaikat berkata  lagi, "Wahai Allah, ada seseorang yang banyak dosanya. Dia datang lalu  dia duduk." Maka itupun Allah SWT kata, "Aku ampunkan dosa-dosa dia  karena dia berada dalam satu kaum dimana tidak ada seorangpun akan  terhindar dari keberkatannya." Maka Allah SWT akan beri ketika akhir  majelis nanti.
Untuk itulah kita sabarkan diri kita sampai akhir majelis dan mendapat hadiah ini dari Allah SWT.
Dan  tanda-tanda doa makbul adalah doa musafir. Kalau orang biasa saja,  bukan keluar di jalan Allah SWT, sebagai musafir, Allah SWT terima doa  dia, lebih-lebih lagi orang yang keluar musafir karena agama Allah SWT,  keluar di jalan Allah SWT. Maka lantaran itu waktu-waktu penerimaan doa  seperti ini janganlah kita sia-siakan. Bahwa mereka yang ada niat untuk  keluar di jalan Allah SWT maka mesti dia doa di dalam hati supaya keluar  di jalan Allah SWT mau belajar agama, keluar di jalan Allah SWT mau  jadi satu ummat seperti Allah SWT perintahkan dalam al-Qur'an, kita mau  keluar di jalan Allah SWT kita mau belajar usaha agama, mau belajar  dakwah, mau belajar khidmat, supaya Allah SWT beri hikmah kepada kita. Maka kita mesti gunakan peluang yang mulia ini untuk keluar di jalan Allah SWT.
Kalau  kita keluar di jalan Allah SWT sekali-kali Allah tidak akan  mensia-siakan kita, Allah tidak akan merugikan kita, sepertimana Allah  SWT tidak mempersia-siakan Hajar r.ha., dan bayinya ismail AS. Apabila  Ibrahim AS telah menerima perintah Allah SWT, untuk meninggalkan  isterinya yang tercinta, anaknya yang tersayang di satu lembah yang  Allah SWT sifatkan, suatu lembah yang tidak ada asbab-asbab kehidupan,  tidak ada tumbuhan, lantaran tidak ada air. Hanya ada asbab kematian dan  kebinasaan. Tetapi apabila menunaikan perintah Allah SWT, maka mereka  yakin bahwa Allah SWT sekali-kali tidak akan mensia-siakan mereka.  Apabila Ibrahim AS meninggalkan isteri dan anaknya yang tersayang, dia  tidak lagi menoleh ke belakang, takut bahwa cintanya kepada isteri,  kasihnya terhadap anak akan membuat dia berbolak-balik dalam menunaikan  perintah Allah SWT sehingga Hajar r.ha bertanya, "Menganpa kami  ditinggalkan disini?" Dia tidak menjawab. Kali kedua, dia tidak juga  menjawab. Kali ketiga isterinya kata, "Apakah Allah memerintahkan kamu  untuk buat demikian?" Maka itupun Ibrahim AS tidak menjawab. Hanya  menganggukkan kepala berkata iya. Maka apabila mendengar bahwa ini  adalah perintah Allah SWT, apa kata Hajar? "Kalau begitu sekali-kali  Allah tidak akan mempersia-siakan kami."
Apabila  kita buat usaha agama, keluar di jalan Allah SWT, sekali-kali Allah  tidak akan mempersia-siakan kita. Tetapi siapa yang ada keyakinan yang  rusak, bahwa keluar di jalan Allah SWT akan merugikan, akan  dipersia-siakan, maka ini adalah satu iktikad yang rusak, satu yakin  yang rusak, yang perlu dikikis dari hati kita, bahwa Allah SWT  sekali-kali tidak akan mempersia-siakan orang yang keluar di jalan Allah  SWT buat usaha agama.
Siapa sedia, InsyaAllah?
Mengenai  Umat dakwah dan umat istijabah tadi, maka tanggung jawab umat dakwah  ialah atas bahu umat istijabah. Tetapi di kalangan ummat istijabah juga  perlu wujud satu kumpulan, satu kaum yang menyeru mereka kepada perintah  Allah SWT yang mereka tidak sempurnakan. Karena ada diantara  orang-orang mukmin, orang-orang Islam yang tidak menunaikan sholat,  menunaikan zakat, dan rukun-rukun Islam yang lain dan amalan-amalan  Islam yang lain. Maka menjadi tanggungjawab di kalangan umat istijabah  itu sendiri, ummat Islam itu sendiri untuk menyeru di kalangan mereka,  supaya mereka sama-sama bangun untuk melakukan amalan. Setiap umat ini  buat kerja yang dipertanggungjawabkan kepada mereka iaitu menyeru kepada  makruf dan mencegah terhadap munkar.
Sepertimana  Bani Israel, mereka dipertanggungjawabkan untuk menyeru kepada makruf  dan mencegah kepada munkar, dan mereka meninggalkan tanggung jawab  mereka, lantaran itu Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur'an yang  mahfumnya,
"Telah  dilaknat Bani israel atas lisan, atas lidah Nabi Daud AS dan lidah Nabi  Isa AS, karena mereka telah memaksiati Allah SWT dan mereka telah  melampaui batas. Dan karena mereka tidak menyeru kepada makruf dan tidak  mencegah daripada munkar, dan buruk sekali apa yang mereka lakukan."
Maka  Nabi SAW bersabda, "Sungguh-sungguh kamu kena menyeru kepada makruf dan  sungguh-sungguh kamu kena mencegah dari munkar bahwa kalau tidak, cepat  sekali Allah SWT akan turunkan Azab. Dan apabila turun azab kamu berdoa  dan Allah SWT tidak akan mengabulkan doa kamu." Lantaran itu hari ini  rata-rata orang berkumpul di Arafah berdoa, "Ya Allah bantulah orang  Islam, muliakanlah orang Islam." Tetapi tidak nampak bantuan Allah SWT  secara menyeluruh, dan orang Islam makin hina dan makin hina. Karena  apa? Karena umat ini tidak menunaikan syarat Allah SWT untuk mendapatkan  bantuan Allah SWT. Apa syarat Allah SWT? Jika kamu membantu agama Allah  SWT, maka Allah SWT akan membantu kamu. Kita ini sekarang ramai, tetapi  keadaan kita kedudukan kita seperti sampah yang berada di permukaan air  bah lantaran dosa kita.
Kita  sekarang ini mesti niat, bertobat kepada Allah SWT daripada hati kita  sungguh-sungguh. Dosa apa? Dosa meninggalkan dakwah. Kita telah  menzalimi diri kita sendiri karena meninggalkan dakwah. Kisah Yunus AS,  apabila dia mendakwah kaum dia dan apabila dia telah putus asa dengan  kaum dia karena mereka tidak beriman, maka dia telah meninggalkan dakwah  terhadap mereka. Maka balasan daripada Allah SWT bahwa ikan telah  menelannya. Maka apabila dia telah berada di perut ikan maka dia faham  bahwa meninggalkan dakwah itu satu kezaliman. Lantaran itu dalam doa,  "Laa ilahaa illa anta, subhanaka inni kuntu minal zalimin. Maha suci  Allah tidak ada Tuhan melainkan Engkau. Sesungguhnya aku termasuk  orang-orang yang zalim."
Meninggalkan  dakwah adalah satu kezaliman. Sekarang tuan-tuan yang mulia, kita  menzalimi diri kita sendiri dan diri orang lain. Lantaran itu kita mesti  bertobat kepada Allah SWT. Dan kita berdoa kepada Allah SWT, semoga  Allah SWT pilih kita keluar di jalan Allah SWT. Karena tanpa taufik dari  Allah SWT seorangpun tak boleh keluar ke jalan Allah. Lantaran itu kita  berdoa bersungguh-sungguh supaya Allah pilih kita . Janganlah Allah  campakkan kita sebagaimana sampah dicampak ke tempat sampah. Kita minta  supaya Allah pilih kita. Dunia, Allah beri kepada semua orang, kepada  orang yang Dia suka dan Dia tak suka. Tetapi agama hanya Allah beri  kepada orang yang Allah suka. Kita yang berhajat, Allah tidak berhajat  kepada kita.
Oleh  itu selepas doa kita jumpa orang, taskyil. Saya yang berhajat, saya  kena keluar di jalan Allah SWT. Mengapa kita perlu dimotivasi, mengapa  kita perlu diberi semangat. Padahal untuk keduniaan kita, tiada siapapun  beri semangat kepada kita. Tetapi kepada akherat kenapa pula kita mesti  beri perangsang.
Bayan Maghrib Imam Diraja Qatar, Mutarjim Ustadz. Abdul Hamid
Masjid Sri Petaling, Malaysia.
 
MasyaAllah....
BalasHapusniat tingkatkan pengorbanan...
mohon doanya agar bisa segera IPB ustadz... ^_^