Setiap manusia yang mau hidup tenang, damai, dan bahagia mereka harus
mempunyai Iman yang benar. Menurut para ulama Iman itu ada rasanya,
seperti gula yang rasanya manis dan garam yang rasanya asin. Kalau Iman
ini tidak ada rasanya, ini berarti palsu Imannya. Nabi SAW bertanya
kepada sahabat, “Bagaimana rasanya Iman kamu hari ini.” Lalu sahabat
menjawab, “Saya dalam merasa betul-betul beriman ya Rasullullah.” Nabi
SAW bertanya, “apa buktinya ?” Sahabat menjawab, “Saya merasa dunia ini
sudah tidak ada artinya.” Sahabat ketika malam, mereka Tahajjud semalam
suntuk, dan ketika siang dalam keadaan berpuasa. Sahabat tidur malam
tidak yakin dapat hidup hingga pagi, bangun pagi tidak yakin bisa hidup
sampai malam. Ketika melangkahkan kaki kanan rasanya tidak yakin masih
bisa hidup ketika melangkahkan kaki kiri. Ketika mengucapkan salam ke
kanan dalam sholat rasanya tidak yakin masih bisa memberi salam ke kiri.
Inilah keimanan para sahabat, dan rasa dari Iman mereka.
Thalhah RA dipukulin oleh musuh hingga mengucapkan kata “Ah / Aduh“,
Lalu Nabi SAW langsung menegurnya. Nabi SAW membuat pelurusan iman,
beliau SAW bersabda mahfum, ”Andai kata kamu mengucapkan “Bismillah”
ketika itu, maka kamu akan di angkat ke langit oleh Allah ta’ala dan
akan diselamatkan dari orang kafir.” Inilah pendidikan keimanan yang
diberikan oleh Nabi SAW kepada para sahabat. Nabi SAW ingin para sahabat
ini dalam segala keadaan tawajjuh kepada Allah Ta’ala. Seperti Nabi
Musa AS setiap ada masalah selalu menyelesaikan masalah dengan do’a,
tawajjuh kepada Allah. Orang yang Ahlul Iman ciri-cirinya adalah selalu
menyelesaikan masalah dengan do’a dan sholat. Beda dengan orang yang
tidak beriman, mereka akan menyelesaikan masalahnya dengan asbab atau
mahluk. Syekh Abdul Wahab selalu berkata belajar menyelesaikan masalah
dengan sholat sampai sholat kita benar-benar menyelesaikan masalah.
Cukup dengan sholat jika diterima ini sudah bisa menjadi asbab
terselesaikan segala masalah. Jika setelah sholat kita masih ada rasa
perlu menyelesaikan masalah dengan cara lain berarti yakin kita masih
salah. Yakin yang benar cukup dengan sholat saja, tidak perlu yang lain,
masalah dapat selesai. Asbab orang beriman untuk menyelesaikan masalah
adalah amal, sedangkan yang bukan orang beriman asbab penyelesaian
masalah adalah mahluk.
Semua manusia bisa percaya pada yang namanya keimanan, namun tidak
semua dari mereka bisa merasakan apa itu Iman. Hari ini banyak manusia
mati dalam keadaan tidak bisa merasakan Iman, ini di karenakan mereka
tidak buat usaha atas Iman. Mati dalam keadaan rindu pada Allah hanya
bagi yang bisa merasakan Iman. Sahabat bertanya kepada Hudzaifah RA
dalam keadaan hampir meninggal, “Wahai Hudzaifah, apakah kamu menangis
karena takut mati?” Hudzaifah RA menjawab, ”Tidak, aku menangis bukan
karena takut mati. Aku sebenarnya mencintai mati, aku menangis karena
khawatir, apakah aku mati dalam keadaan Allah Ta’ala ridha kepadaku atau
tidak?” Seorang sahabat yang lain ketika menjelang ajalnya dia berkata
kepada istrinya untuk tidak menangisinya karena kematiannya. Dia berkata
hari kematiannya merupakan hari yang paling berbahagia baginya karena
setelah mati dia akan berjumpa dengan orang yang dicintainya yaitu
Allah, Rasul, dan para sahabat yang telah mendahuluinya. Sahabat bisa
merasakan manisnya Iman sehingga mereka mencintai mati. Sahabat
beranggapan hanya dengan kematian mereka dapat bertemu dengan yang
mereka cintai yaitu Allah dan RasulNya. Saad RA pernah mengirim surat
kepada panglima Persia yaitu Jendral Rustum, yang isinya, “Aku akan
mengirimkan pasukan yang mencintai mati sebagaimana kalian mencintai
arak.”
Hari ini setiap manusia hidup dalam ketakutan sehingga dia
mati-matian usaha untuk menghilangkan rasa takutnya. Hari ini apa yang
paling di takutkan manusia yaitu takut miskin dan takut susah. Sehingga
asbab ketakutan ini, mereka mati-matian mengumpulkan harta. Padahal
untuk menghilangkan rasa takut ini mudah saja, tidak perlu kerja
mati-matian kerja, tidak perlu uang yang banyak, cukup dengan agama
saja. Agama ini adalah solusi bagi seluruh rasa takut manusia. Dengan
agama nanti Allah akan ganti rasa takut miskin dan rasa takut susah
dengan rasa kaya dan rasa tenangnya penghuni Surga di dunia. Apa itu
rasa cukup dan tenangnya penghuni surga, yaitu ketika Allah bertanya
kepada mereka di surga, “Apa lagi yang kalian mau ?” maka para penghuni
surga akan bingung mau apa lagi karena mereka sudah merasa mendapatkan
semua yang mereka mau, sudah merasa cukup. Begitu pula dengan orang
beriman yang telah Allah masukkan rasa cukup dan tenang kedalam hati
mereka maka mereka akan bingung mau apa lagi. Lalu diakherat dia akan
Allah jadikan orang yang kaya dan berkuasa. Allah akan buatkan istana
untuknya, yang di dalam istana ini terdapat lagi 70 puluh istana, dan
setiap istana mempunyai 70 kamar. Semuanya qualitas satu, dari
wanita-wanitanya, makanan-makananya, pelayan-pelayannya, sampai pada
kebendaannya. Dengan Agama, Allah jadikan kita manusia yang kaya di
dunia dan akherat, tidak perlu susah-susah seperti di dunia.
Hari ini manusia takut sakit, sehingga mereka menggantungkan hidupnya
pada seorang dokter. Padahal dokter-dokterpun kini pada sakit. Mau
sehat cukup amal kan Agama, di dunia akan Allah kasih kesehatan. Suatu
ketika seorang tabib keliling madinah dalam keadaan bingung, karena
tidak satupun orang ada yang sakit. Nabi SAW berkata mahfum kepada
dokter itu, “ini dikarenakan mereka mengamalkan sunnahku, mereka makan
ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.” Lalu nanti di akherat Allah
akan berikan kita Kesehatan yang luar biasa. Badan seperti Adam AS
setinggi 30 meter, kekuatan seperti Musa AS, suara seperti Daud AS,
wajah seperti Yusuf AS, dan umur seperti Isa AS.
Jadi Agama ini adalah solusi bagi seluruh rasa ketakutan dan masalah
manusia. Untuk dapat mengamalkan agama ini perlu yang namanya Iman.
Maulana Saad berkata, “Bagaimana Iman dan Agama bisa wujud dalam diri
kita jika waktu kita sebagian besar masih digunakan untuk Dunia.
Sementara waktu untuk agama hanya 2.5 Jam.” Orang memberi alasan tidak
bisa mengamalkan agama karena keadaan dan lingkungan. Alasan-alasan ini
tidak akan diterima di pengadilan Allah nanti. Seperti kisah :
- Ada orang kaya mengadu pada Allah tidak bisa mengamalkan agama dengan alasan karena disibukkan oleh kekayaannya. Lalu Allah berkata, “HambaKu Sulaiman AS lebih kaya dan lebih sibuk dari kamu, tetapi kekayaan dan kesibukkannya tidak membuat dia lalai dari perintahKu.”
- Ada orang sakit yang mengadu pada Allah tidak dapat mengamalkan agama dengan alasan karena kesehatannya tidak memungkinkan. Lalu Allah berkata, “HambaKu Nabi Ayub AS lebih sakit darimu dan lebih parah penyakitnya dibandingkan dirimu tetapi penyakitnya tidak melalaikannya dari mengingatKu.”
- Ada orang yang semasa hidupnya menjadi budak (bahasa modernnya pembantu atau karyawan ) mengadu kepada Allah tidak dapat mengamalkan agama karena tidak bebas melakukan sesuatu. Lalu Allah berfirman, “Hambaku Yusuf AS juga pernah menjadi budak, namun keadaannya tidak melalaikan dia dari beribadah kepadaKu.”
- Ada orang yang mengadu kepada Allah tidak dapat mengamalkan agama dengan alasan karena kemiskinannya. Lalu Allah Ta’ala berfirman, “Hambaku Isa AS lebih miskin darimu dan lebih susah kehidupannya, tetapi kemiskinan dan kesusahan yang dialaminya tidak melalaikannya dari beribadah kepadaKu.”
Sehingga nanti orang-orang yang memberikan alasan-alasan ini semuanya
akan Allah seret kedalam Neraka Jahannam. Di pengadilan Allah nanti
semua orang akan Allah hisab dengan keras dan cepat. Allah akan tanya
mereka seperti :
- Kemana engkau habiskan waktumu atau umurmu ?
- Kemana engkau habiskan masa mudamu dan untuk apa ?
- Dari mana asal hartamu dan digunakan untuk apa ?
- Dari mana didapat ilmumu dan bagaimana pengamalannya ?
Disini Allah tidak menginginkan alasan tetapi yang Allah inginkan
adalah jawaban. Tidak ada satupun alasan yang akan diterima oleh Allah.
Manusia yang tidak menghabiskan waktunya untuk Allah pasti telah
menghabiskan waktunya untuk selain Allah. Orang-orang yang menghabiskan
waktunya atau umurnya dengan ketaatan atau amal-amal Agama maka mereka
akan mudah melewati hisab. Begitu juga masa muda kita, ketika masih kuat
dan sehat kemana kita telah habiskan kekuatan dan kesehatan kita dan
untuk apa. Salah satu pemuda yang Allah sukai adalah pemuda yang
senantiasa hatinya terpaut pada mesjidnya Allah Ta’ala. Lalu mengenai
harta, harta yang di dapati dengan cara haram ini akan dimintai
pertanggung jawabannya oleh Allah. Allah akan hisab semuanya dari hasil
yang dengan didapat dengan jalan haram seperti mencuri, korupsi, menipu,
sampai hasil yang didapat dengan cara halal sesuai dengan perintah
Allah dan sunnah Nabi SAW. Mereka yang di zalimi akan mendapatkan bagian
atau atau hak atas diri kita dan amal-amal kita. Allah juga akan
menghisab seluruh harta yang digunakan bukan untuk agama Allah atau
menjalankan perintah Allah.
Jadi jangan sampai tertipu dengan harta seseorang, itu hanya ujian
dan titipan dari Allah. Orang yang paling kaya di dunia maka dia akan
menjadi orang yang paling sibuk menjawab pertanyaan Allah mengenai
hartanya didapat dari mana dan kemana ia habiskan. Begitu juga mengenai
Ilmu agama, Allah akan menanyakan kebenaran ilmu itu, dan didapat dari
mana. Amal yang tidak disertai Ilmu tidak akan diterima oleh Allah, dan
Ilmu yang tidak menambah ketakwaan orang yang berilmu akan mendatangkan
Murka Allah. Ilmu yang tidak diamalkan menjadi mubazir dan bisa menjadi
asbab kita bertemu dengan Allah dalam keadaan Allah murka kepada kita.
Allah berfirman mahfum, “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” Di akherat tidak akan diterima
alasan, “Saya tidak tahu Perintahnya ?” masalahnya kenapa kita tidak
cari tau.
Inti dari pengadilan Allah ini letaknya adalah dalam pengamalan
Agama. Orang yang sudah biasa mengamalkan agama secara sempurna ketika
hidup maka dia akan melewati Hisab dengan mudah. Kehidupan yang sukses
di dunia adalah kehidupan yang dapat membawa kita masuk ke dalam
surganya Allah Ta’ala. Seperti apa kehidupan yang sukses itu, yaitu
kehidupan yang penuh dengan amal agama. Untuk membuat suasana kehidupan
yang penuh amal agama di perlukan kerja Dakwah. Dengan Dakwah Iman akan
naik, suasana amal akan wujud, akhlaq manusia akan baik, manusia akan
berbondong-bondong masuk Islam, dan pertolongan Allah akan datang.
Pahala umat akhir zaman ini 50 kali derajatnya lebih tinggi dari para
sahabat. Rasullullah SAW pernah bersabda mahfum, “Sungguh beruntung,
beruntung, beruntung, orang yang pernah melihatku tetapi ia mau beriman
kepadaku. Namun sungguh lebih beruntung (Nabi SAW menyebutnya hingga 7
kali) lagi, orang yang tidak pernah melihatku tetapi ia mau beriman
kepadaku.” Dalam hadits lain Nabi SAW berkata, “Aku rindu pada
kekasih-kekasihku.” Lalu sahabat bertanya, “Bukankah kami ini adalah
kekasih-kekasihmu, ya Rasullullah SAW.” Nabi SAW menjawab, “Kalian
adalah sahabatku, kekasihku adalah mereka yang tidak pernah bertemu
denganku, tetapi mereka mengimani aku.” Nabi SAW bertanya kepada
sahabat, “Iman siapakah yang paling Afdhol / utama ?” para Sahabat
menajawab :
- “Imannya para Malaikat.” Nabi SAW menjawab, “Bagaimana Iman para malaikat bisa dibilang afdhol sedangkan mereka dapat melihat dan mendengar Allah langsung.”
- Lalu para sahabat menjawab lagi, “Imannya para Nabi.” Nabi SAW menjawab, “Bagaimana Imannya para Nabi bisa dibilang Afdol sedangkan Allah telah memberi mereka wahyu.”
- Lalu para sahabat menjawab lagi, “Imannya para sahabat.” Nabi SAW menjawab, “Bagaimana Iman mereka (para sahabat) bisa dibilang afdhol sedangkan mereka pernah berjumpa denganku dan pernah melihat mukjizat-mukjizatku.”
- Lalu para sahabat bertanya, “Iman siapakah yang afdhol kalau begitu ya Nabiullah.” Nabi SAW menjawab, “Yaitu mereka yang tidak bertemu dengan Allah, tidak pernah menjumpaiku, dan tidak pernah melihat mukjizat-mukjizatku tetapi mereka mau beriman kepadaku.”
Nabi SAW menganggap kita lebih beruntung dari sahabat, iman kita
dinyatakan sebagai iman yang paling afdhol, dan kita ini dipanggil
sebagai kekasihnya Nabi SAW. Tetapi hari ini amal perbuatan kita tidak
mencerminkan orang pantas dibilang sebagai kekasih Nabi SAW, atau orang
yang beruntung, atau orang yang mempunyai iman yang afdol. Karena
kehidupan kita hari lebih banyak mencerimankan kehidupan musuh-musuh
Nabi SAW. Untuk perkara ini perlu kita buat kerja dakwah.
Allah telah berikan kepada umat ini 3 jabatan :
1. Khalifatullah : Pemimpin Allah di muka bumi
2. Na’ib Nabi SAW : Penerus Nabi SAW
3. Warisul Kitab : Pewaris Kitab / Mandat
Allah telah wariskan dunia ini kepada orang beriman sebagai wakil
Allah dimuka bumi. Bagaimana caranya menjadi wakil Allah ini ? caranya
sudah Allah terangkan di dalam Al Qur’an dan di contohkan oleh Nabi SAW.
Kita ini adalah wakil dan petugas-petugas Allah di muka bumi. Maka kita
harus bertindak dan berlaku seperti petugas. Makan seperti petugas,
tidur seperti petugas, pakaian seperti layaknya seorang petugas, kerja
seperti seorang petugas, dan hidup seperti seorang petugas.
Syekh Abdul Wahab, Amir Pakistan, berkata, “Kita harus tingkatkan
niat kita dari seorang da’i menjadi seorang Na’ib atau penerus Nabi.”
Seseorang jika dia bisa mengajak satu orang untuk taat kepada Allah
sudah bisa dibilang sebagai da’i. Tetapi yang kita perlukan adalah bukan
hanya da’i tetapi Na’ib atau penerus Nabi. Kita ini penerus dakwah
nabi, penerus jaulah nabi, penerus taklim nabi, penerus musyawarah nabi,
penerus sholat nabi SAW, dan lain-lain. Sehingga nanti ketika kita niat
untuk meneruskan sholatnya Nabi, maka Allah akan sempurnakan sholat
kita seperti sholatnya Nabi SAW. Dari derajat sholatnya, kekhusyuan
sholatnya, tertib sholatnya, dan lain-lain. Niatkan diri kita
tinggi-tinggi karena nanti Allah akan bangkitkan kita seperti apa yang
kita niatkan. Seseorang niat untuk menjadi hafidz namun belum selesai
jadi hafidz dia sudah meninggal, maka nanti Allah akan bangkitkan dia
bersama para hafidz. Jika kita niat untuk memahami Qur’an dan niat
menyebarkan keseluruh manusia, maka nanti Allah akan buat kita faham Al
Qur’an dan menyebarkannya keseluruh alam. Dalam mahfum hadits Allah
berfirman, “Aku ini seperti prasangkaan hambaku terhadapku…” Jika kita
niat untuk menjadi penerus nabi maka nanti Allah akan sempurnakan niat
kita. Allah akan sempurnakan amal seseorang tergantung dari apa yang dia
niatkan.
Allah telah berikan umat ini kitab yang utama yang menjadi penutup
kitab-kitab terdahulu. Al Quran ini isinya adalah seluruh perintah Allah
kepada umat ini sebagai pewaris kitab. Qur’an ini adalah mandat dari
Allah kepada orang beriman untuk di pelajari, di pahami, dan di
sampaikan kepada seluruh manusia sebagai panduan hidup. Dengan Qur’an
ini Allah akan buat hati manusia ini tenang dan bercahaya. Qur’an ini
juga akan menjadi saksi buat kita terhadap kesalahan-kesalahan umat
terdahulu.
Untuk dapat menyampaikan mandat ini kepada seluruh manusia ini
diperlukan kerja dakwah. Allah telah angkat derajat umat ini dengan
kerja Dakwah. Allah panggil kita dengan, “Choiru Ummah”, sebaik-baiknya
ummat, karena diberikan tanggung jawab Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Namun
amal yang telah mengangkat derajat umat ini malah kita tinggalkan. Jika
kita ke pasar tidak ada niat untuk dakwah atau minimal benci dalam hati,
maka seluruh dosa orang di pasar akan kita tanggung dengan sempurna
walaupun kita tidak melakukannya. Jika kita melihat rumah ibadah agama
lain lalu kita ucapkan “La Illaha Illallah La Ma’buda Illallah”, maka
Allah akan catat sebagai niat memberantas seluruh kejahatan dan
kemusyirikan dimuka bumi. Penting kita masuk pasar baca do’a dan niat
mau dakwah.
Nabi SAW di angkat ke langit setelah melalui Mujahaddah yang tinggi,
Allah buka seluruh hijab antara Dia SWT dan Nabi SAW, tidak ada lagi
pembatas. Hakekat Iman akan datang setelah kita melewati Mujahaddah
dalam mengamalkan agama. Sahabat mengadu kepada Nabi SAW bahwa dia telah
disiksa dan diperlakukan buruk oleh orang kafir, namun dia tidak pernah
membalas, bahkan mendo’akan kebaikan untuk orang yang menyiksanya. Nabi
SAW berkata mahfum, “Jika kamu terus berbuat itu, maka Allah akan kirim
malaikat untuk bantu kita.” Orang buat salah lalu kita maafkan, maka
ini adalah kesempatan masuk surga tanpa hisab. Seorang sahabat sudah
dibilang sebagai penghuni surga karena amalannya sebelum tidur dia
selalu memaafkan semua kesalahan orang yang mendzalimi dia.
Untuk dapat mengamalkan agama ini diperlukan keikhlasan. Orang yang
mengamalkan agama tanpa keikhlasan ini seperti orang yang membawa koper
berisi batu. Orang yang membawa koper ini akan terlihat seperti orang
yang banyak uang, bawa koper kemana-mana. Padahal setelah di buka isinya
batu, mau beli apa-apa tidak laku. Inilah orang yang mengamalkan agama
tetapi tidak ada keikhlasan.
Lakukan dakwah dengan sifat Nabi SAW :
1. Sifat Sabar Nabi SAW :
Setelah Nabi SAW di tolak dakwahnya oleh orang Thaoif, Nabi SAW
dihina-hina mereka, bahkan di timpuki hingga puluhan kilometer sampai
keluar kota.. Namun bagaimana nabi mendo’akannya kepada Allah, “Ya Allah
jangan engkau hukum umatku, ini disebabkan karena mereka tidak tahu.
Ini adalah salahku karena kelemahanku dalam menyampaikan. Semoga suatu
saat nanti keturunan mereka dapat memeluk agamaMu.” Inilah Akhlaq,
Iqrom, Nabi SAW setelah disakiti oleh orang yang mendzoliminya.
2. Ikhlas Nabi SAW :
Nabi SAW berdo’a setelah ditimpuki dari Thoif : “Ya Allah biarkan
yang lain marah kepadaku, asalkan Engkau tidak marah kepadaku, maka jika
yang lain marah kepadaku tidak apa-apa (Tidak ada masalah).” Inilah
keikhlasan Nabi SAW dalam berdakwah.
Manusia ini karena terbuat dari tanah sehingga mempunyai sifat yang
berubah-ubah seperti tanah. Tanah ini jika kena panas dia akan kering,
jika kena hujan dia akan menjadi lembek dan basah. Inilah sifat tanah
selalu berubah-ubah berdasarkan keadaan. Manusia hari ini begitu
imannya, masih suka terpengaruh dan berubah-ubah oleh suasana dan
keadaan.
Maulana Ilyas bilang :
“Benteng terbesar bagi orang beriman ini adalah Dakwah. Hidupkan suasana dakwah maka Iman ini akan terjaga.”
Dakwah ini jika benar dilaksanakan dan tertib maka musuh bisa menjadi
kawan. Sedangkan dakwah yang tidak dilaksanakan dengan benar bisa
membuat kawan menjadi musuh. Jika Iman dan Amal ini benar dikerjakan
maka tambah hari tammbah rindu sama yang namanya mati dan akherat. Tanda
Dakwah ini benar semakin hari semakin sayang kepada umat. Nabi SAW
sangking sayangnya kepada umat melihat orang meninggal tanpa iman
rasanya mau hancur hati jadinya. Bagaimana risau dan fikir nabi SAW bisa
masuk ke dalam diri kita ini perlu usaha, latihan, dan pengorbanan.
Tujuan keluar ini adalah latihan agar risau nabi bisa menjadi risau
kita, fikir nabi bisa menjadi fikir kita, kerja nabi bisa menjadi kerja
kita, dan kesedihan nabi bisa menjadi kesedihan kita. Orang yang keluar
terus di jalan Allah tidak mau buat Maqomi maka akan timbul sifat
sombong. Tetapi orang yang hanya mengerjakan Maqomi saja dan tidak mau
keluar di jalan Allah, tidak akan bisa lari dari sifat syirik. Namun
jika orang tersebut keluar juga dan Maqomi juga maka akan lahir sifat
Tawakkal.
Sudah menjadi ketentuan Allah siapa saja yang mau menjadi hafidz
qur’an, maka langkah pertama yang dia harus lakukan adalah menyediakan
waktu untuk membaca dan menghafal qur’an. Seseorang jika ingin menjadi
petani maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyediakan
waktu untuk bertani. Begitu juga dengan pedagang, pengusaha, dan
lain-lain. Maka jika kita ingin menjadi penerus Nabi SAW, penting kita
siapkan waktu untuk meneruskan kerja Nabi SAW. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar