Senin, 30 November 2009

Kapolres Kuningan Himbau Sholat Berjamaah dan Baca Asmaul Husna

Assalamualaikum Wr.Wb,

Beginilah Polisi apabila sudah mengenal kerja dakwah. Sebagaimana yang dikerjakan Kapolda Jatim Bapak Anton Bahrul Alam, maka Kapolres Kuningan AKBP Nurullah pun berdakwah saat menjabat. Orang-orang ini adalah pilihan Alloh SWT untuk menghidupkan suasana agama dan memperbaiki moralitas Polisi secara bertahap. Semoga amalan-amalan beliau ini mendapatkan ridho dari Alloh SWT.

Saya pernah keluar masturoh 3 hari di Markas Brimob Kelapa Dua Cimanggis. Subhanalloh, banyak anggota Brimob yang sangat aktif dakwah Jamaah tabligh dan mereka tidak sungkan memakai jubah di lingkungan kompleks Brimob yang mereka tinggali. Bahkan mereka tidak segan mendatangi atasan2 mereka untuk silaturahmi.

Selamat berjuang ustad AKBP Nurullah. Doakan kami2 juga bisa mencontoh Bapak-Bapak.

Wassalam,

Abu Izza Adduri

Radar Kuningan: Kesan gersang dan garang, sekarang tidak lagi terasa di Mapolres Kuningan. Iklim kerja di markas polisi itu pun kini berubah sejuk. Apa symbol perubahan tersebut? Jawabannya adalah kemauan untuk mengubah diri sendiri dan membaca asmaul husna.

Siapa tak tahu khasiat asmaul husna? Nama-nama Allah SWT yang terkandung dalam kitab suci al-qur’an ini telah membawa karomah besar bagi suasana kerja sebagian besar polisi dilingkup Mapolres hingga seluruh mapolseknya se Kabupaten Kuningan.

Pola sederhana itulah yang diterapkan Kapolres AKBP Nurullah sejak memulai tugasnya di Kabupaten Kuningan, beberapa bulan silam. Selain di internal, pria yang dikenal religius itu tampak sudah menunjukkan sikap ramah dan bersahabatnya dengan komponen masyarakat Kuningan, terutama para ulama dan kalangan pers. Keterbukaannya membuat pers dekat dengan pria kelahiran Gegesik, Kabupaten Cirebon tersebut.

Nurullah kemudian menyosialisasikan bacaan asmaul husna kepada seluruh anggotanya. Apel pagi menjadi momentum tepat untuk memulainya. Diawali bacaan istighfar secara bersama-sama, apel dimulai dengan penuh khidmat. Dengan berbekal buku saku kecil berisikan 99 nama Allah atau asmaul husna yang sudah dipersiapkan, seluruh perwira dan anggotanya dinstruksikan untuk membacanya dengan kompak untuk menutup upacara apel pagi.

Pemandangan langka pun terjadi. Mapolres Kuningan layaknya seperti pondok pesantren. Bacaan asmaul husna terus berkumandang hingga apel pagi berakhir. Memasuki dhuhur, seluruh aktivitas Polres dihentikan. Seluruh anggotanya yang berada di lingkungan Mapolres diwajibkan untuk salat berjamaah di Masjid Al-Aman Mapolres Kuningan.

Tak sebatas itu, masyarakat yang tengah berada di lokasi pelayanan atau sekedar nongkrong di lingkungan Mapolres, juga diimbau lewat pengeras suara agar mengikuti salat berjamaah. Mereka pun berduyun-duyun mengikuti imbauan tersebut. Lagi-lagi, kumandang asmaul husna kembali terdengar dengan kompaknya usai salat dhuhur. Berlanjut ke salat ashar dan maghrib berjamaah. Suasana itu terus terasa setiap hari di Mapolres Kuningan. Selain itu, Polres Kuningan juga tidak pernah melewati hari-hari besar Islam.

“Bacaan istighfar saat memulai pekerjaan untuk mengingatkan agar manusia jangan sombong. Lantas kenapa harus asmaul husna? Karena sebagai polisi, saya ingin lebih besar putihnya disbanding hitamnya. Makanya kita harus selalu ingat Allah. Janji Allah bagi Manusia yang selalu mengingat Nya tidak akan pernah meleset. Jika kita terus ingat kebesaran Allah, maka niscaya Allah akan selalu memperhatikan kita,” terang Nurullah kepada Radar di kantornya.

Kapolres menyadari, awalnya banyak anggotanya membaca asmaul husna asal-asalan. Tapi lama-kelamaan Allah pasti memberikan hidayah. Perubahan positif kini sudah terlihat. Anggotanya bukan sekedar membaca, tapi sudah banyak yang hapal asmaul husna. Ia berharap, amalan asmaul husna mampu merubah perilaku negative anggotanya menjadi positif.

“Saya minta maaf kepada masyarakat, jika masih ada anggota saya yang arogan. Saya akan terus menjadikan asmaul husna sebagai benteng dan pengingat agar polisi bisa betul-betul menjadi pengayom masyarakat. Membaca asmaul husna tidak mahal, tetapi sangat murah dan mudah. Kalau yang berat-berat, itu tugas Ulama,”pungkasnya sembari tersenyum.

(Sumber : Radar Kuningan, Rabu 25 Maret 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar