Senin, 20 Agustus 2012

Jamaah Tabligh Gerakan Sesat ?

Oleh  A. Fatih syuhud
Ditulis untuk Buletin Al-Khoirot
Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang

Apakah Jamaah Tabligh (JT) itu gerakan sesat? Pertanyaan ini diajukan oleh salah seorang alumni PP Al-Khoirot sekitar dua bulan lalu melalui SMS.[1]

Pertanyaan tersebut wajar diajukan karena Jamaah Tabligh merupakan gerakan da’wah yang lahir dan berkembang di luar Indonesia, tepatnya di India.  Sehingga tidak banyak santri dan kyai Indonesia yang memahami gerakan da’wah JT saat gerakan ini mulai masuk ke Indonesia.  Apalagi ada pendapat beberapa  ulama Arab Saudi yang menganggap JT sebagai gerakan sesat, bid’ah dan bahkan syirik. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, misalnya, berfatwa demikian:

“Adapun jama’ah (firqah) tabligh yang terkenal dari India itu, di dalamnya terdapat khurafat-khurafat, bid’ah-bid’ah dan kesyirikan-kesyirikan. Maka tidak boleh khuruj (keluar) bersama mereka. Kecuali kalau ada ulama yang ikut bersama mereka untuk mengajari mereka dan menyadarkan mereka, maka ini tidak mengapa. Tapi kalau untuk mendukung mereka, maka tidak boleh, karena mereka memiliki khurafat dan bid’ah. Dan orang alim yang keluar bersama mereka hendaknya menyadarkan dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar.” [2]

Shaleh Fauzan al Fauzan[3]  memiliki pendapat yang hampir serupa dengan mengatakan bahwa “Jamaah Tabligh adalah kelompok bid’ah shufiyyah, maka tidak boleh berjalan dan bermajelis dengan mereka.”[4]

Muhammad Nashiruddin Al Albani[5] saat ditanya soal Jamaah Tabligh menjawab, “Yang saya yakini bahwa da’wah tabligh adalah: sufi gaya baru. Da’wah ini tidak berdasarkan kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khuruj yang mereka lakukan dan yang mereka batasi dengan tiga hari dan empat puluh hari, serta mereka berusaha menguatkannya dengan berbagai nas, sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan nash secara mutlak.” [6]

Pendapat seputar Jamaah Tabligh

Para pengikut dan simpatisan JT tentu tidak perlu khawatir dengan opini para ulama di atas dan banyak fatwa ulama lain yang serupa. Karena, pendapat yang menganggap gerakan JT sesat didominasi oleh ulama Arab Saudi yang dikenal ekstrim dan kurang toleran dalam menilai kelompok lain. Sebagaimana diketahui ulama yang memiliki jabatan profesi di kerajaan maupun universitas Arab Saudi umumnya adalah mereka yang berfaham Wahabi atau Salafi.  Sebuah faham yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Kelompok yang mengklaim paling murni menjalankan ajaran Islam ini dikenal sering menghakimi kelompok lain dalam Islam sebagai bid’dah dan syirik.
Untungnya, Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakat yang awal berdirinya terinspirasi Wahabi tidak bertaklid pada opini ulama Wahabi dalam menilai JT. Dalam salah satu fatwanya, Majlis Tarjih Muhammadiyah menyatakan:

“Kelompok Jama‘ah Tabligh … itu belum dapat dikategorikan golongan yang sesat, kecuali jika ada hal-hal lain yang mereka lakukan yang berlawanan dengan rukun Islam dan rukun Iman, yang tidak terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.”[7]

Yusuf Qardhawi termasuk di antara ulama kontemporer yang tidak menganggap JT sebagai gerakan sesat. Lebih dari itu, ia menganggap Maulana Muhammad Ilyas, pendiri JT, sebagai seorang da’i dan mujaddid (pembaharu) besar. Dan bahwasanya Maulana Ilyas termasuk di antara juru dakwah hebat yang pernah dikenal dunia Islam.[8]

Wahbah Az Zuhayli, pakar fiqh asal Suriah, sangat mengapresiasi gerakan ini. Penulis kitab Mawsu’ah al Fiqh al Islamy wal Qadhaya al Muashirah (14 jilid) ini bahkan sangat memuji JT. Dalam salah satu fatwanya ia mengatakan bahwa “anggota Jamaah Tabligh adalah orang-orang yang sangat baik, salih, dan zuhud dan banyak berkorban untuk menyebarkan akidah Islam. ”[9] Az Zuhayli bahkan menganggap sangat tidak pantas mempertanyakan status sesat atau tidak sesatnya JT. Bagi Az Zuhayli, orang yang mempertanyakan niat baik JT adalah orang yang dengki.[10] Berikut pertanyaan seputar JT dan jawaban lengkap dari Az Zuhayli:[11]

            مارأيكم في جماعة الدعوة والتبليغ؟
جماعة الدعوة والتبليغ هم الآن أمة التبليغ القائمة بفرض الكفاية‏،‏ وإن كان منهجهم على الطريقة الهندية وهي عرض الإسلام من جانب سلمي‏،‏ وربما يكون هذا مناسباً في مبدأ الأمر ليدخل الناس في دين الله ثم تكتمل ثقافتهم ومعرفتهم ببقية أحكام الإسلام. فهم إذن يستنون بسنة وسيرة النبي صلى الله عليه وسلم في التفرقة بين المرحلة الملكية والمرحلة المدنية
وعلى أية حال‏:‏ إن هجوم بعض الناس عليهم لا مسوغ له‏،‏ فهذا منهج أفضل من منهج المهاجمين الذين يتشددون في عرض الإسلام.
وهؤلاء الدعاة في غاية الصلاح والتقوى والزهد والتضحية من أجل نشر العقيدة‏،‏ فلماذا نسأل عنهم؟‏!‏ إلا لعرقلة مسيرة الدعوة والتبليغ‏،‏ وحسداً من الآخرين الذين يكفرون كما يكفرون أغلب المسلمين غيرهم.

Dalam dua paragraf terakhir (yang saya beri teks tebal), Az Zuhayli sedikit menyindir kelompok yang menyerang JT –yakni kalangan ulama Wahabi—dengan mengatakan bahwa JT jauh lebih baik dari pengeritiknya yang suka mengkafirkan orang lain selain kelompok mereka sendiri.

Kritik terhadap Jamaah Tabligh

Jadi jelas, bahwa JT bukanlah gerakan sesat. Di mata para ulama terkemuka dunia, mereka justru sebuah gerakan yang membawa berkah bagi umat Islam. Namun demikian, bukan berarti tidak ada kritik yang dialamatkan pada gerakan ini.  Beberapa kritik untuk sebagian (besar) anggota JT antara lain:
  • Kurang ilmu.  Kritik ini muncul dari Habib Mundzir Al Musawa seorang ulama Jakarta. Ia mengatakan bahwa JT hendaknya memprioritaskan mencari ilmu terlebih dahulu sebelum berdakwah atau berdakwah tanpa lupa mencari ilmu. Agar tidak terjadi fanatisme aliran dan tidak ngawur. Terutama saat mereka ditanya perihal agama pada saat menjalankan dakwahnya. Ia mengakui bahwa tidak semua anggota JT orang bodoh di bidang agama.
  • Komitmen pada hadits shahih perlu mendapat penekanan,
  • Metode khuruj dengan hitung-hitungan tertentu juga masih perlu didiskusikan.
  • Jika seseorang mau khuruj empat bulan dengan meninggalkan keluarganya maka yang harus diperhatikan adalah apakah sudah menyediakan nafkah untuk keluarganya selama mereka ditinggalkan. Khuruj begitu saja tanpa memperhatikan nafkah merupakan tindakan yang kurang bijak. Bertawakkal kepada Allah bukan berarti mengesampingkan usaha yang benar.
  • Hantam kromo. Dari semangatnya berdakwah sampai lupa etika berkomunikasi. Saat bersilaturrahmi pada ulama disamakan dengan cara ketika berbicara dengan orang yang buta huruf. Semua dalil yang dihafalnya keluar begitu saja tanpa rem. Padahal untuk mengambil hati orang pintar di bidang agama, cara terbaik adalah dengan bertanya, meminta saran dan petunjuk. Bukan menasihati. Bayangkan apabila anak TK memberi kuliah ilmu hitung pada seorang dosen matematika.
  • Fanatisme golongan. Tidak sedikit anggota JT yang secara eksplisit mengatakan bahwa orang yang di luar JT adalah “orang-orang yang belum mendapat hidayah.” Kata-kata ini jelas tidak benar, bodoh dan tidak taktis. Dan itu semakin memperkuat stereotipe yang menganggap bahwa JT kumpulan orang-orang yang “tidak pintar.”
  • India minded. Personil JT Indonesia terlalu dipengaruhi gaya berpakaian ala India. Itu bisa dilihat dari kesukaan memakai kurta (baju putih semi jubah), pakai sandal jepit dan kurang rapi.
Kesimpulan

Jamaah Tabligh adalah gerakan dakwah yang didirikan oleh seorang ulama India bernama Maulana Muhammad Ilyas pada 1920. Gerakan ini bertujuan untuk “mengislamkan orang Islam” yang kurang komitmen terhadap ajaran agamanya. JT bukanlah gerakan sesat. Ia juga bukan kelompok ekstrim yang mudah mengkafirkan orang lain. Walaupun fanatisme golongan terkadang muncul. Dengan sistem perekrutan yang terbuka dan seperti MLM (multi level marketing) di mana setiap anggota “diwajibkan” untuk mendapat anggota baru, maka gerakan ini tumbuh dengan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Yang suka dan merasa cocok dengan metode dakwah JT dipersilahkan bergabung menjadi bagian da’i global. Yang tidak suka atau kurang cocok, tidak perlu ikut. Juga tidak perlu mencaci. Apalagi mengafirkan mereka.  Terlepas dari segala kekurangan para personil JT, mereka jelas telah berbuat sesuatu untuk Islam. Yang belum tentu dilakukan oleh para pengeritiknya. JT adalah bagian dari keindahan Islam yang yang membolehkan munculnya berbagai macam kelompok tapi tetap berpayung dalam satu akidah Islam.

Pada saat yang sama, JT juga hendaknya bermawas diri dan membuka kuping lebar-lebar terhadap kritik. Karena kritik tidak muncul dari ruang hampa.[]

[1] Saya memang membuka konsultasi agama melalui SMS dan internet (email, website, facebook, twitter) kepada siapa saja yang memiliki persoalan yang belum terjawab.
[2] Dari kaset Al Qaulul Balig Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1909 – 1999) adalah Mufti Agung Arab Saudi.
[3] Salah seorang mufti resmi Kerajaan Arab Saudi  anggota Lajnah Daimah lil buhuts wal ifta’ Arab Saudi.
[4] Shaleh Fauzan Al Fauzan, Al Ijabatu al-Muhimmah fil Masyakil al-Malammah, hal. 145.
[5] Muhammad Nashiruddin Al Albani adalah seorang ahli hadits universitas Islam Madinah.
[6] Dari kaset Al Qaulul Baligh fir Radd ‘ala Firqatit Tabligh.
[7] tarjihmuhammadiyah.blogspot.com 10 Oktober 2011
[8] Yusuf Qardhawi, Asy-Syaikh Abul Hasan An Nadwi Kama Aroftuhu (اشيخ أبو الحسن الندوي كما عرفته)
[9] وهؤلاء الدعاة في غاية الصلاح والتقوى والزهد والتضحية من أجل نشر العقيدة Lihat fatawa di zuhayli.com
[10] لماذا نسأل عنهم؟‏!‏ إلا لعرقلة مسيرة الدعوة والتبليغ‏،‏ وحسداً من الآخرين
[11] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar