Oleh A. Fatih syuhud
Ditulis untuk Buletin Al-Khoirot
Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang
Apakah Jamaah Tabligh (JT) itu gerakan sesat? Pertanyaan ini diajukan oleh salah seorang alumni PP Al-Khoirot sekitar dua bulan lalu melalui SMS.[1]
Ditulis untuk Buletin Al-Khoirot
Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang
Apakah Jamaah Tabligh (JT) itu gerakan sesat? Pertanyaan ini diajukan oleh salah seorang alumni PP Al-Khoirot sekitar dua bulan lalu melalui SMS.[1]
Pertanyaan tersebut wajar diajukan karena Jamaah Tabligh merupakan
gerakan da’wah yang lahir dan berkembang di luar Indonesia, tepatnya di
India. Sehingga tidak banyak santri dan kyai Indonesia yang memahami
gerakan da’wah JT saat gerakan ini mulai masuk ke Indonesia. Apalagi
ada pendapat beberapa ulama Arab Saudi yang menganggap JT sebagai
gerakan sesat, bid’ah dan bahkan syirik. Abdul Aziz bin Abdullah bin
Baz, misalnya, berfatwa demikian:
“Adapun jama’ah (firqah) tabligh yang terkenal dari India itu, di
dalamnya terdapat khurafat-khurafat, bid’ah-bid’ah dan
kesyirikan-kesyirikan. Maka tidak boleh khuruj (keluar) bersama
mereka. Kecuali kalau ada ulama yang ikut bersama mereka untuk
mengajari mereka dan menyadarkan mereka, maka ini tidak mengapa. Tapi
kalau untuk mendukung mereka, maka tidak boleh, karena mereka memiliki
khurafat dan bid’ah. Dan orang alim yang keluar bersama mereka hendaknya
menyadarkan dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar.” [2]
Shaleh Fauzan al Fauzan[3] memiliki pendapat yang hampir serupa dengan mengatakan bahwa “Jamaah Tabligh adalah kelompok bid’ah shufiyyah, maka tidak boleh berjalan dan bermajelis dengan mereka.”[4]
Muhammad Nashiruddin Al Albani[5] saat ditanya soal Jamaah Tabligh
menjawab, “Yang saya yakini bahwa da’wah tabligh adalah: sufi gaya baru.
Da’wah ini tidak berdasarkan kitabullah dan sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khuruj yang mereka lakukan dan
yang mereka batasi dengan tiga hari dan empat puluh hari, serta mereka
berusaha menguatkannya dengan berbagai nas, sebenarnya tidak memiliki
hubungan dengan nash secara mutlak.” [6]
Pendapat seputar Jamaah Tabligh
Para pengikut dan simpatisan JT tentu tidak perlu khawatir dengan
opini para ulama di atas dan banyak fatwa ulama lain yang serupa.
Karena, pendapat yang menganggap gerakan JT sesat didominasi oleh ulama
Arab Saudi yang dikenal ekstrim dan kurang toleran dalam menilai
kelompok lain. Sebagaimana diketahui ulama yang memiliki jabatan profesi
di kerajaan maupun universitas Arab Saudi umumnya adalah mereka yang
berfaham Wahabi atau Salafi. Sebuah faham yang didirikan oleh Muhammad
bin Abdul Wahab. Kelompok yang mengklaim paling murni menjalankan ajaran
Islam ini dikenal sering menghakimi kelompok lain dalam Islam sebagai
bid’dah dan syirik.
Untungnya, Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakat yang awal
berdirinya terinspirasi Wahabi tidak bertaklid pada opini ulama Wahabi
dalam menilai JT. Dalam salah satu fatwanya, Majlis Tarjih Muhammadiyah
menyatakan:
“Kelompok Jama‘ah Tabligh … itu belum dapat dikategorikan golongan
yang sesat, kecuali jika ada hal-hal lain yang mereka lakukan yang
berlawanan dengan rukun Islam dan rukun Iman, yang tidak terdapat dalam
al-Qur’an dan as-Sunnah.”[7]
Yusuf Qardhawi termasuk di antara ulama kontemporer yang tidak
menganggap JT sebagai gerakan sesat. Lebih dari itu, ia menganggap
Maulana Muhammad Ilyas, pendiri JT, sebagai seorang da’i dan mujaddid
(pembaharu) besar. Dan bahwasanya Maulana Ilyas termasuk di antara juru
dakwah hebat yang pernah dikenal dunia Islam.[8]
Wahbah Az Zuhayli, pakar fiqh asal Suriah, sangat mengapresiasi gerakan ini. Penulis kitab Mawsu’ah al Fiqh al Islamy wal Qadhaya al Muashirah
(14 jilid) ini bahkan sangat memuji JT. Dalam salah satu fatwanya ia
mengatakan bahwa “anggota Jamaah Tabligh adalah orang-orang yang sangat
baik, salih, dan zuhud dan banyak berkorban untuk menyebarkan akidah
Islam. ”[9] Az Zuhayli bahkan menganggap sangat tidak pantas
mempertanyakan status sesat atau tidak sesatnya JT. Bagi Az Zuhayli,
orang yang mempertanyakan niat baik JT adalah orang yang dengki.[10]
Berikut pertanyaan seputar JT dan jawaban lengkap dari Az Zuhayli:[11]
مارأيكم في جماعة الدعوة والتبليغ؟
جماعة الدعوة والتبليغ هم الآن أمة التبليغ القائمة بفرض الكفاية، وإن كان منهجهم على الطريقة الهندية وهي عرض الإسلام من جانب سلمي، وربما يكون هذا مناسباً في مبدأ الأمر ليدخل الناس في دين الله ثم تكتمل ثقافتهم ومعرفتهم ببقية أحكام الإسلام. فهم إذن يستنون بسنة وسيرة النبي صلى الله عليه وسلم في التفرقة بين المرحلة الملكية والمرحلة المدنية
جماعة الدعوة والتبليغ هم الآن أمة التبليغ القائمة بفرض الكفاية، وإن كان منهجهم على الطريقة الهندية وهي عرض الإسلام من جانب سلمي، وربما يكون هذا مناسباً في مبدأ الأمر ليدخل الناس في دين الله ثم تكتمل ثقافتهم ومعرفتهم ببقية أحكام الإسلام. فهم إذن يستنون بسنة وسيرة النبي صلى الله عليه وسلم في التفرقة بين المرحلة الملكية والمرحلة المدنية
وعلى أية حال: إن هجوم بعض الناس عليهم لا مسوغ له، فهذا منهج أفضل من منهج المهاجمين الذين يتشددون في عرض الإسلام.
وهؤلاء الدعاة في غاية الصلاح والتقوى والزهد
والتضحية من أجل نشر العقيدة، فلماذا نسأل عنهم؟! إلا لعرقلة مسيرة
الدعوة والتبليغ، وحسداً من الآخرين الذين يكفرون كما يكفرون أغلب
المسلمين غيرهم.
Dalam dua paragraf terakhir (yang saya beri teks tebal), Az Zuhayli
sedikit menyindir kelompok yang menyerang JT –yakni kalangan ulama
Wahabi—dengan mengatakan bahwa JT jauh lebih baik dari pengeritiknya
yang suka mengkafirkan orang lain selain kelompok mereka sendiri.
Kritik terhadap Jamaah Tabligh
Jadi jelas, bahwa JT bukanlah gerakan sesat. Di mata para ulama
terkemuka dunia, mereka justru sebuah gerakan yang membawa berkah bagi
umat Islam. Namun demikian, bukan berarti tidak ada kritik yang
dialamatkan pada gerakan ini. Beberapa kritik untuk sebagian (besar)
anggota JT antara lain:
- Kurang ilmu. Kritik ini muncul dari Habib Mundzir Al Musawa seorang ulama Jakarta. Ia mengatakan bahwa JT hendaknya memprioritaskan mencari ilmu terlebih dahulu sebelum berdakwah atau berdakwah tanpa lupa mencari ilmu. Agar tidak terjadi fanatisme aliran dan tidak ngawur. Terutama saat mereka ditanya perihal agama pada saat menjalankan dakwahnya. Ia mengakui bahwa tidak semua anggota JT orang bodoh di bidang agama.
- Komitmen pada hadits shahih perlu mendapat penekanan,
- Metode khuruj dengan hitung-hitungan tertentu juga masih perlu didiskusikan.
- Jika seseorang mau khuruj empat bulan dengan meninggalkan keluarganya maka yang harus diperhatikan adalah apakah sudah menyediakan nafkah untuk keluarganya selama mereka ditinggalkan. Khuruj begitu saja tanpa memperhatikan nafkah merupakan tindakan yang kurang bijak. Bertawakkal kepada Allah bukan berarti mengesampingkan usaha yang benar.
- Hantam kromo. Dari semangatnya berdakwah sampai lupa etika berkomunikasi. Saat bersilaturrahmi pada ulama disamakan dengan cara ketika berbicara dengan orang yang buta huruf. Semua dalil yang dihafalnya keluar begitu saja tanpa rem. Padahal untuk mengambil hati orang pintar di bidang agama, cara terbaik adalah dengan bertanya, meminta saran dan petunjuk. Bukan menasihati. Bayangkan apabila anak TK memberi kuliah ilmu hitung pada seorang dosen matematika.
- Fanatisme golongan. Tidak sedikit anggota JT yang secara eksplisit mengatakan bahwa orang yang di luar JT adalah “orang-orang yang belum mendapat hidayah.” Kata-kata ini jelas tidak benar, bodoh dan tidak taktis. Dan itu semakin memperkuat stereotipe yang menganggap bahwa JT kumpulan orang-orang yang “tidak pintar.”
- India minded. Personil JT Indonesia terlalu dipengaruhi gaya berpakaian ala India. Itu bisa dilihat dari kesukaan memakai kurta (baju putih semi jubah), pakai sandal jepit dan kurang rapi.
Kesimpulan
Jamaah Tabligh adalah gerakan dakwah yang didirikan oleh seorang
ulama India bernama Maulana Muhammad Ilyas pada 1920. Gerakan ini
bertujuan untuk “mengislamkan orang Islam” yang kurang komitmen terhadap
ajaran agamanya. JT bukanlah gerakan sesat. Ia juga bukan kelompok
ekstrim yang mudah mengkafirkan orang lain. Walaupun fanatisme golongan
terkadang muncul. Dengan sistem perekrutan yang terbuka dan seperti MLM
(multi level marketing) di mana setiap anggota “diwajibkan” untuk
mendapat anggota baru, maka gerakan ini tumbuh dengan pesat di seluruh
dunia termasuk Indonesia.
Yang suka dan merasa cocok dengan metode dakwah JT dipersilahkan
bergabung menjadi bagian da’i global. Yang tidak suka atau kurang cocok,
tidak perlu ikut. Juga tidak perlu mencaci. Apalagi mengafirkan
mereka. Terlepas dari segala kekurangan para personil JT, mereka jelas
telah berbuat sesuatu untuk Islam. Yang belum tentu dilakukan oleh para
pengeritiknya. JT adalah bagian dari keindahan Islam yang yang
membolehkan munculnya berbagai macam kelompok tapi tetap berpayung dalam
satu akidah Islam.
Pada saat yang sama, JT juga hendaknya bermawas diri dan membuka
kuping lebar-lebar terhadap kritik. Karena kritik tidak muncul dari
ruang hampa.[]
[1] Saya memang membuka konsultasi agama melalui SMS dan internet
(email, website, facebook, twitter) kepada siapa saja yang memiliki
persoalan yang belum terjawab.
[2] Dari kaset Al Qaulul Balig Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1909 – 1999) adalah Mufti Agung Arab Saudi.
[3] Salah seorang mufti resmi Kerajaan Arab Saudi anggota Lajnah Daimah lil buhuts wal ifta’ Arab Saudi.
[4] Shaleh Fauzan Al Fauzan, Al Ijabatu al-Muhimmah fil Masyakil al-Malammah, hal. 145.
[5] Muhammad Nashiruddin Al Albani adalah seorang ahli hadits universitas Islam Madinah.
[6] Dari kaset Al Qaulul Baligh fir Radd ‘ala Firqatit Tabligh.
[7] tarjihmuhammadiyah.blogspot.com 10 Oktober 2011
[8] Yusuf Qardhawi, Asy-Syaikh Abul Hasan An Nadwi Kama Aroftuhu (اشيخ أبو الحسن الندوي كما عرفته)
[9] وهؤلاء الدعاة في غاية الصلاح والتقوى والزهد والتضحية من أجل نشر العقيدة Lihat fatawa di zuhayli.com
[10] لماذا نسأل عنهم؟! إلا لعرقلة مسيرة الدعوة والتبليغ، وحسداً من الآخرين
[11] ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar