Setiap hari kita minta kepada Allah SWT agar  
ditunjukkan jalan yang lurus (Shirothol Mustaqim) 17 kali dalam shalat 
yakni  jalan orang yang diberikan nikmat kepada mereka. 
Banyak orang yang salah paham menyangka bahwa  orang yang diberi nikmat atas mereka adalah :  
Manusia dari miskin menjadi kaya dikatakan  mendapat nikmat
Mahasiswa lulus dalam ujian dengan nilai A  dikatakan mendapat nikmat
Orang yang pengangguran dapat kerja dikatakan  mendapat nikmat
Orang yang bekerja naik jabatan dikatan  mendapat nikmat
Orang yang belum menikah dapat jodoh dikatakan  mendapat nikmat
Orang yang punya istri 4 dikatakan mendapat  nikmat 
Sebenarnya orang 
yang diberi nikmat atas  mereka adalah orang yang Allah SWT maksud dalam
 Surat An Nisaa' 69 yaitu : Para  Nabi, shiddiiqiin, syuhada dan 
sholihin. 
Allah SWT berfirman :
Dan barangsiapa 
yang mentaati Allah dan  Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
 orang-orang yang dianugerahi  nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
 shiddiiqiin, orang-orang yang mati  syahid, dan orang-orang saleh. Dan 
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS.  An Nisaa' 69)
Jalannya para Nabi adalah dakwah
Allah SWT berfirman : 
Katakanlah 
((Kekasih Ku Muhammad SAW) :  "Inilah jalan (agama) ku, aku dan 
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)  kepada Allah dengan hujjah
 yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk  orang-orang yang 
musyrik." (QS. Yusuf 108)
Jalannya para shiddiiqiin adalah dakwah. Salah  satunya Abu Bakar siddiq, beliau juga senantiasa buat dakwah.
Jalannya para syuhada adalah dakwah. Para  syuhada sebelum memerangi musuh yang ada disebuah daerah buat dakwah dulu.  
Jalannya para sholihin adalah dakwah. Termasuk  diantara orang sholihin adalah Imam Hanafi, Maliki, Safi’i dan Hambali mereka semua buat dakwah.  
Jadi, jalan yang 
lurus yang senantiasa kita  minta paling minimal 17 kali dalam shalat 
adalah jalan dakwah. Didalam ayat  Yusuf 108 dikatakan sabili (Jalan) 
ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan  yang lain. Selain mengajak 
kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan  lain untuk sampai
 kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah  sampai. 
Selain jalan Dakwah. 
Ciri-ciri dakwah cara Nabi SAW adalah :  
1. Tidak minta upah 
“Ikutilah orang yang  tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat  petunjuk”. (QS. Yaasiin 21)
2. Mendatangi umat bukan menunggu
“tiada datang seorang rasulpun kepada mereka  melainkan mereka selalu memperolok-olokkan”. (QS. Yaasiin 30)
Bahkan di dalam surat Al Mulk dikatakan kepada  ahli neraka sebelum masuk ke dalam neraka : Alam Ya’tikum Nadzir apakah belum datang pemberi  peringatan kepada kamu ?
"Apakah belum pernah datang kepada kamu (di  dunia) seorang pemberi peringatan?" (QS. Al Mulk 8)
Jadi, seorang dai itu datang kepada umat bukan  didatangi umat.
Seperti
 air hujan. Air hujan itu turun  dimana-mana tempat, di gunung, di 
gurun, di desa, di kota, di darat bahkan  dilautan pun hujan tetap turun
 walau pun lautan itu adalah air. Dai pun begitu  dakwah di di gunung, 
di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan ditempat yang  sudah hidup 
suasana agama pun harus tetap buat dakwah. 
Sebagaimana Ibrahim
 as. Seolah hendak katakan  : Biarlah badan saya terbakar asalkan 
perinta Allah SWT tidak terbakar, atau  biarlah anak saya terpotong 
asalkan agama tidak terpotong. 
Kitapun harus teriak : Biarlah anak istri kami  bersedih karena ditinggal kerja dakwah asalkan Allah dan Rasul-Nya  senang.
Jalan Yang lurus itu adalah jalan dakwah dan  siapa saja berkewajiban buat dakwah
Seorang mewariskan 
hartanya kepada 3 anaknya.  Salah seorang anaknya dipenjara, yang satu 
polisi dan yang satu lagi ulama.  Apakah anak yang dipenjara mendapat 
warisan yang sama? Sebelum anaknya murtad  dan membunuh ayahnya maka 
anak dipenjara tetap dapat warisan.
Kalau ada orang 
yang berani mengatakan bahwa  anak yang dipenjara tak berhak akan 
warisan maka berarti ia telah merampas hak  anaknya itu.
Begitu pula hari ini Umat Islam diwariskan  kerja menyebarkan agama keseluruh alam, Walaupun ia seorang pencuri, penzinah  dsb.
Kalau ada yang 
berani mengatakan : Hai Pelacur  kamu tak boleh berdakwah, Hai penzinah,
 koruptor kamu tak boleh Dakwah, maka ini  berarti ia telah merampas hak
 orang itu.
Harusnya kita 
katakan kepada mereka : Hai  Pelacur ! Hai Koruptor ! kalian semua wajib
 berdakwah nanti Allah SWT akan  perbaiki kehidupan kamu sebagai mana 
Firman Allah SWT 
Hai orang-orang 
yang beriman, bertakwalah kamu  kepada Allah dan katakanlah perkataan 
yang benar, niscaya Allah memperbaiki  bagimu amalan-amalanmu dan 
mengampuni bagimu dosa-dosamu. (QS. Al Ahzab  70-71)
Kita sudah tahu jalan yang lurus itu adalah  dakwah...
Apakah kita tidak mau juga buat  dakwah...?
Apakah kita tidak mau juga meluangkan waktu 3  hari untuk belajar usaha dakwah...?
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar