Satu orang germo bertobat dan ikut ambil bagian
dalam usaha dakwah. Sudah 20 tahun dia menggeluti propesinya sebagai
germo. Apakah setelah dia ikut dalam usaha dakwah, dia langsung
tinggalkan teman-temannya yang masih dalam kegelapan. Sibuk
menghidupkan maqami dan intiqali. Apa kata Mufthi Lutfhi : “20 tahun
dia telah menyesatkan teman-temannya sebagai germo. Maka dia pun
berkewajiban 20 tahun mendakwah teman-temannya supaya ikut ambil bagian
dalam usaha dakwah.
Satu orang dai pergi ke club
malam atau tempat prostitusi. Kita jangan langsung sangka buruk kepada
dia. Waktu masuk tempat itu dia pakai baju preman dan kawan-kawan
jamaah lain yang melihatnya langsung mengatakan bahwa dia sudah kembali
kehabitatnya. Padahal tidak demikian. Dia datang setiap malam ketempat
itu untuk buat dakwah kepada teman-temannya.
Satu
orang penjual peti mayat ikut ambil bagian dalam dakwah. Semua karkun
tempatan mengatakan supaya dia meninggalkan usahanya menjual peti mayat
karena peti mayat yang dia buat dijual untuk orang kristen. Jadi,
kalau dia meninggalkan usaha menjual peti mayat siapa lagi yang buat
dakwah kepada orang kristen yang hampir setiap hari jumpa dengan dia
untuk membeli peti mayat.
Nabi
Ibrahim as karena berkhitmat kepada ayahnya dia telah menjual patung.
Ketika menjual patung apa katanya : “Patung ini tidak bisa memberi
mamfaat dan mudorat tanpa izin Allah”
Satu
orang satpam penjaga club malam ikut ambil bagian dalam dakwah. Dia
tanya sama masyeikh apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya.
Masyeikh katakan : “Jangan, tetaplah bekerja disana”. Asbab dia kerja
disana dan setiap hari pakai baju sunnah. Orang-orang malu datang
kesana dan akhirnya club malam itu tutup.
Satu
orang yang kesehariannya bergaul dengan komputer. Dia bekerja dari jam
8 sampai jam 4. Baik dia teknisi komputer atau operator komputer atau
menjaga warnet atau bagian traveling atau kerja kantor. Dia buat dakwah
di Facebook, Twittir, web dsb. Para karkun telah mengatakan kepada dia
itu tidak sunnah. Ini sebenarnya suatu kesalahan yang mengatakan
dakwah melalui internet itu salah. Kalau dia tidak buat dakwah di
internet jadi siapa lagi orang yang mengingatkan mereka yang lalai
setiap harinya didepan komputer sambil berinternet. Sebenarnya dalam
keadaan begini suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah di
internet karena dari jam 8 sampai jam 4 dia habiskan waktunya 8 jam
setiap harinya. Apalah salahnya dia luangkan waktu untuk dakwah di
internet.
Jadi, dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Jangan terkesan dengan suasana dan keadaan.
Tukang becak buat dakwah kepada penumpangnya
Supir taksi buat dakwah kepada penumpangnya
Tunkang bakso buat dakwah kepada pelanggannya
Pedagang buat dakwah kepada pembelinya
Pegawai buat dakwah kepada rekan kerjanya
Meneger buat dakwah kepada bawahannya
Operator komputer buat dakwah melalu internet
Jadi jangan kita menyalahkan orang-orang yang buat dakwah melalui internet apalagi mengatakan bid’ah.
Malah
suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah melalu internet. Dia
sudah punya kemampaun dan keluangan waktu untuk buat dakwah di
internet tapi dia tidak melakukannya. Karena sebahagian besar waktunya
dia habiskan didepan komputer.
Sebagaimana
suatu kesalahan besar apabila manager tidak buat dakwah kepada
bawahannya padahalan dia punya kemampuan dan kekausaan untuk buat
dakwah kepada bawahannya
Apa pun propesi atau pekerjaan kita berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita jangan saling menyalahkan.
Dakwah itu sendiri ada 4
1. Dakwah Umumi
2. Dakwah Khususi
3. Dakwah Ijitimai
4. Dakwah Inpirodi
Dakwah
yang dilakukan ketika kita dalam bekerja ini dikategorikan dakwah
Inpirodi. Jadi, suatu kesalahan besar kalau ada yang menafikan dakwah
inpirodi ini.
Seperti
sebuah mobil mempunyai roda 4, kalau rodanya tidak ada satu maka mobil
ini tidak akan bisa jalan. Jadi keempat metode dakwah ini harus dibuat
supaya dakwahnya berjalan dengan baik.
Seperti
ada pernyataan “Jaulah ini adalah maksud sedangkan bayan keperluan,
kalau kita tidak buat bayan tidak ada masalah yang penting kita buat
jaulah”.
Jaulah itu
penting, Bayan pun penting. Ingat jaulah itu Dakwah Umumi dan Bayan
itu Dakwah Ijitimai. Jangan kita mengatakan Bayan itu tidak penting
tetapi sama-sama penting. Sedangkan tujuan jaulah adalah mengundang
untuk shalat berjamaah kemesjid dan mendengar penyampaian agama
(Bayan).
Jadi
jangan ada dalam pikiran kita dakwah ini yang paling penting tetapi
keempat metode dakwah itu sama-sama penting. Sebagaimana tadi empat
buah roda mobil. Jangan kita mengatakan roda depan yang lebih penting
atau roda yang belakang lebih penting. Tetapi sama-sama penting dan
saling melengkapi.
Kalau
tidak salah ini kisahnya Bay Wahab. Beliau dulu kuliah di Amerika
ketika pulang kampung ke India dan beliau kena taskiel dan ikut ambil
bagian dalam dakwah. Karena gairah agama yang begitu tinggi sudah masuk
kedalam hatinya. Bay Wahab mengatakan saya mau menghafal Al Qur’an
di pesantren ini. Maulana Yusuf setuju dengan pendapat ini. Tetapi
ketika Bay Wahab jumpa dengan Maulana Ilyas, beliau mengatakan :
“Sebaiknya kamu kuliah lagi di Amerika dan buat dakwah disana, kalau
kamu tinggalkan kuliahmu, siapa lagi yang akan buat dakwah disana”.
Bay
Wahab kuliah kembali dan setelah selesai kuliah. Bay Wahab menjual
rumahnya sehingga istri dan anaknya ngontrak rumah supaya terbentuk
jamaah yang pertama kali dihantar ke Amerika. Asbab pengorbanan Bay
Wahab sekarang sudah banyak gereja yang berubah jadi mesjid dan hampir
setiap hari ada yang masuk islam. Setelah pulang dari sana Bay Wahab
menghafal Al Qur’an dan alhamdulillah beliau adalah seorang hafidz.
Satu orang Propesor, masyeikh dari India pernah dalam penyampaian beliau dalam jurd pelajar waktu di Kebun Jeruk.
Waktu
saya kuliah kami buat taklim dibawah sebuah pohon dikampus karena
tidak ada mesjid didalam kampus. Mahasiswa dan dosennya hampi 50%
muslim dan 50% non muslim. Jadi shalat berjamaah pun mereka dibawah
pohon itu. Setelah beberapa bulan berjalan. Rektornya memanggi dia dan
teman-temannya dan mengatakan akan memberikan satu ruangan khusus kepada
mereka untuk buat program taklim dan shalat berjamaah.
Bukan
main senangnya mereka karena mendpat fasilitas dari kampus. Didalam
ruangan itu ada salib yang tergantung, tepat diarah kiblat shalat. Jadi
setiap hari mereka harus menurunkan salib dan memajangnya kembali.
Itulah yang mereka lakukan setiap hari sampai tammat dari kampus
tersebut.
Setelah
saya tamaat saya baru berpikir. Ketika kami dulu buat taklim dan shalat
berjamaah di bawah pohon semua orang melihatnya dan inilah sebenarnya
dakwah yang sesungguhnya. Tetapi setelah didalam ruangan tidak ada lagi
suasana dakwah malah kami yang terdakwah setiap hari menurunkan
salib dan memajangnya kembali. Rektor mereka itu rupanya seorang
misionaris dan jaul lebih pintar dari mereka.
Jadi
buatlah selalu suasana dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa
saja dan berdakwahlah sesuai dengan propesi dan kemampuan kita.
Jadi
jangan kita menyalahkan teman kita yang buat dakwah dengan metode yang
berbeda ketika buat dakwah inpirodi dalam suasana pekerjaannya yang
penting jangan lupa meluangkan waktu setiap hari 2 ½ jam dan 3 hari
setiap bulan dan 40 hari atau 4 bualan setiap tahun.
Satu
orang mahasiswa hendak ambil S2 ke jepang. Musyawarah dengan syuro
Indonesia beliau tidak dikasih untuk kesana taku suasana dan keadaan
disana mempengaruhi dia. Sihingga makin jauh dari agama. Tidak puas
dengan hal ini waktu masyeikh datang dia tanya kan hal ini. Masyeikh
katakan silahkan berangkat ke Jepang tapi jangan lupa buat dakwah. Asbab
dakwah yang dibuatnya disana sebuah bihara telah berubah menjadi
mesjid.
Satu orang
dai yang mempunyai istri pelacur. Dia musyawarah dengan masyeikh saya
ingin bercerai dengan istri saya. Masyeikh katakan sudah berapa lama
menikah. Dijawab 10 tahun. Masyeikh katakan engkau harus bersabar 10
tahun untuk mengajak dia dan banyak ikrom kepadanya. Hal ini pun
dilakukan tetapi tidak ada juga perubahan. Musyawarah lagi dengan
Masyeikh, Masyeikh katakan sekarang kamu setiap hari hantar jemput
istrimu ketempat pekerjaannya. Makin kacau lagi setiap hari hantar
jemput istri yang pekerjaannya pelacur. Tetapi dia taat dan setiap hari
menunggu istrinya. Lama kelamaan istrinya berubah dan ikut ambil
bagian dalam dakwah dan menjadi salah satu penanggung jawab di
Pakistan.
Jadi buatlah dakwah dengan kemampuan yang ada pada kita.
DIMANA SAJA KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar