Wahai
saudaraku, barang siapa telah kehilangan Allah, maka apa yang akan
engkau temukan? Barang siapa yang telah menemukan Allah , maka apa yang
hilang? Kenapa terjadi kelalaian dalam bermunajad kepada Tuhanmu?
Tidakkah engkau rindu untuk menghuni surga-surga dan taman-taman-Nya?
Saudaraku tidakkah engkau ingat tentang kisah wanita yang syahid pertama kali dalam Islam!! Tentang keluarga Yasir r.a dan pengorbanan keluarga mereka!! Apa yang Sumayah binti Khaiyyath r.ha
terima ketika memilih Islam sebagai keyakinan dan juga sebagai jalan
hidupnya? Lemparan tombak Abu Jahal yang menembus kemaluannya sehingga
mengantarkan dirinya pada ke syahid-an sebagai bayaran atas ke
Islamannya, begitu pun yang di terima Khabbab bin Al-Arat r.a,
dirinya telah di seret di timbunan bara api yang menyalah sehingga
lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya telah memadamkan api
tersebut. Dan masih banyak kisah-kisah sahabat Nabi yang mengalami nasib
serupa dengan mereka. Ada Hamzah r.a paman Rasulullah saw, yang terpotong-potong tubuhnya dalam medan perang Uhud sehingga membuat Rasulullah saw bersedih , Ada Jafar r.a sepupuh Rasulullah saw yang terpotong kedua tangannya demi tegaknya Islam.
Mereka
adalah generasi awal , generasi yang Rasulullah saw sebut sebagai
generasi terbaik.Generasi yang siap berkorban harta dan diri demi Islam,
generasi yang sadar bahwa Islam hanya akan bisa tegak sejauh mana kita
mau berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari islam
itu sendiri.
Rasulullah
saw telah korbankan dirinya, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang
yang di cintainya demi tegaknya agama, demi perkara hidayah. Hari-hari
yang di pikirnya adalah bagaimana seluruh umat bisa selamat dari neraka
dan masuk kedalam surga-Nya.
Sejak
beliau di utus sebagai Nabi dan Rasul maka tiada malam baginya selain
tangis dan doa memikirkan nasib umat, tidak ada waktu lagi baginya untuk
sekedar memikirkan dirinya dan keluarganya, sampai-sampai beberapa
bulan di rumahnya tidak ada yang dapat di makan selain air dan kurma,
ini semua Beliau lakukan karena sadar ada tanggung jawab besar di
pundaknya tentang masalah umat, masalah yang berdampak bukan hanya
sehari atau dua hari tapi masalah yang selama-lamanya, yang apa bila
umatnya itu gagal maka akan gagal selama-lamanya.
Saudaraku,
Rasulullah saw siang dan malam mendidik dan mengkondisikan para
sahabatnya dalam suasana iman, hari-hari mereka hanya bicara perkara
bagaimana meningkatkan iman sehingga amal agama dapat wujud pada diri
mereka dan kehidupan mereka. Islam tak
lagi tinggal di buku-buku tebal, di toko dan di perpustakaan, Islam tak
sebatas hanya hiasan dan kajian. Islam tak cuma tampil pada syair dan
kesenian, dalam merk dan reklame, dalam slogan dan motto, dalam seminar
dan tematik. Tapi Islam menjadi wujud nyata pada diri para penganutnya.
Dalam imaniyah sempurna, dalam ubudiyah, mu’amalat, mu’asyarat, dan
aklaq. Islam wujud di rumah, di pasar, di ladang, di lorong dusun dan
kota.
Islam bukan persamaan, tapi pembeda antara yang hak dan batil, Islam
bukan pembuat masalah tapi jalan keluar dari berbagai masalah.
Saudaraku
itu semua hanya bisa terlaksana kalau setiap diri umat Islam mau
kembali kepada agamanya, mau berkorban harta dan dirinya untuk agama,
mau kembali menjadikan dakwah sebagai maksud hidup mereka. Gerakan
dakwah bukan membangun gedung dakwah atau atribut dakwah, tapi
mereparasi ruhani manusia. Tak hanya membangun universitas Islam tapi
mengisi ruhani Islam dalam universitas. Tak hanya membangun rumah sakit
Islam, tapi menyehatkan iman umat Islam yang sakit.
Kita
semua, laki-laki, wanita, tua, muda, anak-anak, kaya , miskin , raja
maupun rakyat jelata adalah para penerus kerja kenabian dimana tanggung
jawab besar ada di punda-pundak kita. Sejak seorang membuat keputusan
bahwa tiada yang berhak di sembah selain Allah swt dan Nabi Muhammad saw
adalah utusannya , maka ada 2 tugas besar di pundak-pundak mereka , yang
pertama , bagaimana mengwujudkan amal agama yang sempurna di diri
mereka, dan yang kedua mengajak orang untuk juga melakukan hal yang sama
sebagaimana yang kita lakukan.
Setiap
orang yang merasa muslim harus mempunyai fikir dan risau sebagai mana
fikir dan risaunya baginda Rasulullah saw. Bagaimana disetiap diri umat
Islam harus ada perasaan memiliki Islam dan berkorban demi Islam , bukan
malah mengambil keuntungan dari Islam. Bagimana kita juga berfikir
untuk memperkenalkan dan memberikan Islam kepada siapa saja, tak pernah
berniat mengambil keuntungan dunia melalui Islam tapi bagaimana
berkorban harta dan diri demi islam, tak ingin berambisi menjadi
pemimpin Islam tapi bagaimana berkhidmat untuk Islam.
Saudaraku
mulai sekarang kita luruskan kembali niat kita, bagaimana agar agama
yang sempurna wujud di diri kita, keluarga kita dan seluruh alam, dan
juga bagaimana kita berkorban harta dan diri demi tersebarnya Agama.
Ya
Allah terimalah harta dan diri kamu untuk agama-Mu, dan terimalah kami
untuk meneruskan kerja Rasulullah saw dan jangan karena asbab dosa dan
kebodohan kami sehingga menjadikan hidayah-Mu terhambat.
Ya
Allah pandang kami , sebagai mana Engkau pandang Para sahabat Nabi-Mu,
Jadikan fikir dan kerisauan mereka sebagai fikir dan kerisauan kami,
kehidupan mereka sebagai kehidupan kami, berilah kami ridha-Mu,
pertemukan kami kelak di akhirat dengan Rasulullah saw dan para
sahabat-nya.
Bahan bacaan : Fadilah A’mal karya Maulana Muhamad Zakariyya, Risau Umat Syaikh Abdul Wahab karya Ustadz Abdurahman Lubis, Bersujud dalam Keheningan karya Abu Al-Hamidy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar