Rabu, 06 November 2013

Apa yang telah engkau korbankan untuk Islam ?


lpi19616_20
Wahai saudaraku, barang siapa telah kehilangan Allah, maka apa yang akan engkau temukan? Barang siapa yang telah menemukan Allah , maka apa yang hilang? Kenapa terjadi kelalaian dalam bermunajad kepada Tuhanmu? Tidakkah engkau rindu untuk menghuni surga-surga dan taman-taman-Nya?
Saudaraku tidakkah engkau ingat tentang kisah wanita yang syahid pertama kali dalam Islam!! Tentang keluarga Yasir r.a dan pengorbanan keluarga mereka!! Apa yang Sumayah binti Khaiyyath r.ha terima ketika memilih Islam sebagai keyakinan dan juga sebagai jalan hidupnya? Lemparan tombak Abu Jahal yang menembus kemaluannya sehingga mengantarkan dirinya pada ke syahid-an sebagai bayaran atas ke Islamannya, begitu pun yang di terima Khabbab bin Al-Arat r.a, dirinya telah di seret di timbunan bara api yang menyalah sehingga lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya telah memadamkan api tersebut. Dan masih banyak kisah-kisah sahabat Nabi yang mengalami nasib serupa dengan mereka. Ada Hamzah r.a paman Rasulullah saw, yang terpotong-potong tubuhnya dalam medan perang Uhud sehingga membuat Rasulullah saw bersedih , Ada Jafar r.a sepupuh Rasulullah saw yang terpotong kedua tangannya demi tegaknya Islam.
Mereka adalah generasi awal , generasi yang Rasulullah saw sebut sebagai generasi terbaik.Generasi yang siap berkorban harta dan diri demi Islam, generasi yang sadar bahwa Islam hanya akan bisa tegak sejauh mana kita mau berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari islam itu sendiri.
Rasulullah saw telah korbankan dirinya, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang di cintainya demi tegaknya agama, demi perkara hidayah. Hari-hari yang di pikirnya adalah bagaimana seluruh umat bisa selamat dari neraka dan masuk kedalam surga-Nya.
Sejak beliau di utus sebagai Nabi dan Rasul maka tiada malam baginya selain tangis dan doa memikirkan nasib umat, tidak ada waktu lagi baginya untuk sekedar memikirkan dirinya dan keluarganya, sampai-sampai beberapa bulan di rumahnya tidak ada yang dapat di makan selain air dan kurma, ini semua Beliau lakukan karena sadar ada tanggung jawab besar di pundaknya tentang masalah umat, masalah yang berdampak bukan hanya sehari atau dua hari tapi masalah yang selama-lamanya, yang apa bila umatnya itu gagal maka akan gagal selama-lamanya.
Saudaraku, Rasulullah saw siang dan malam mendidik dan mengkondisikan para sahabatnya dalam suasana iman, hari-hari mereka hanya bicara perkara bagaimana meningkatkan iman sehingga amal agama dapat wujud pada diri mereka dan kehidupan mereka. Islam tak lagi tinggal di buku-buku tebal, di toko dan di perpustakaan, Islam tak sebatas hanya hiasan dan kajian. Islam tak cuma tampil pada syair dan kesenian, dalam merk dan reklame, dalam slogan dan motto, dalam seminar dan tematik. Tapi Islam menjadi wujud nyata pada diri para penganutnya. Dalam imaniyah sempurna, dalam ubudiyah, mu’amalat, mu’asyarat, dan aklaq. Islam wujud di rumah, di pasar, di ladang, di lorong dusun dan kota. Islam bukan persamaan, tapi pembeda antara yang hak dan batil, Islam bukan pembuat masalah tapi jalan keluar dari berbagai masalah.
Saudaraku itu semua hanya bisa terlaksana kalau setiap diri umat Islam mau kembali kepada agamanya, mau berkorban harta dan dirinya untuk agama, mau kembali menjadikan dakwah sebagai maksud hidup mereka. Gerakan dakwah bukan membangun gedung dakwah atau atribut dakwah, tapi mereparasi ruhani manusia. Tak hanya membangun universitas Islam tapi mengisi ruhani Islam dalam universitas. Tak hanya membangun rumah sakit Islam, tapi menyehatkan iman umat Islam yang sakit.
Kita semua, laki-laki, wanita, tua, muda, anak-anak, kaya , miskin , raja maupun rakyat jelata adalah para penerus kerja kenabian dimana tanggung jawab besar ada di punda-pundak kita. Sejak seorang membuat keputusan bahwa tiada yang berhak di sembah selain Allah swt dan Nabi Muhammad saw adalah utusannya , maka ada 2 tugas besar di pundak-pundak mereka , yang pertama , bagaimana mengwujudkan amal agama yang sempurna di diri mereka, dan yang kedua mengajak orang untuk juga melakukan hal yang sama sebagaimana yang kita lakukan.
Setiap orang yang merasa muslim harus mempunyai fikir dan risau sebagai mana fikir dan risaunya baginda Rasulullah saw. Bagaimana disetiap diri umat Islam harus ada perasaan memiliki Islam dan berkorban demi Islam , bukan malah mengambil keuntungan dari Islam. Bagimana kita juga berfikir untuk memperkenalkan dan memberikan Islam kepada siapa saja, tak pernah berniat mengambil keuntungan dunia melalui Islam tapi bagaimana berkorban harta dan diri demi islam, tak ingin berambisi menjadi pemimpin Islam tapi bagaimana berkhidmat untuk Islam.
Saudaraku mulai sekarang kita luruskan kembali niat kita, bagaimana agar agama yang sempurna wujud di diri kita, keluarga kita dan seluruh alam, dan juga bagaimana kita berkorban harta dan diri demi tersebarnya Agama.
Ya Allah terimalah harta dan diri kamu untuk agama-Mu, dan terimalah kami untuk meneruskan kerja Rasulullah saw dan jangan karena asbab dosa dan kebodohan kami sehingga menjadikan hidayah-Mu terhambat.
Ya Allah pandang kami , sebagai mana Engkau pandang Para sahabat Nabi-Mu, Jadikan fikir dan kerisauan mereka sebagai fikir dan kerisauan kami, kehidupan mereka sebagai kehidupan kami, berilah kami ridha-Mu, pertemukan kami kelak di akhirat dengan Rasulullah saw dan para sahabat-nya.
Bahan bacaan : Fadilah A’mal karya Maulana Muhamad Zakariyya, Risau Umat Syaikh Abdul Wahab karya Ustadz Abdurahman Lubis, Bersujud dalam Keheningan karya Abu Al-Hamidy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar