Senin, 19 Oktober 2009 07:13 Surabaya - Irjen Anton Bachrul Alam akan menempati pos barunya, staf ahli kapolri. Kapolda Jatim selanjutnya akan dijabat oleh Brigjen Pratiknyo yang sebelumnya Waka Baintelkam Mabes Polri.
Sejak menjabat pada 20 Februari 2009 lalu, Anton melakukan berbagai kebijakan dan terobosan yang berbeda dibanding kapolda-kapolda sebelumnya. Anton berupaya keras memperbaiki citra polisi dan mengedepankan unsur religinya.
Selang 3 hari menjabat sebagai kapolda, pria kelahiran Mojokerto 15 Agustus 1956 lalu langsung menelorkan kebijakan kepada seluruh anggotanya menjalankan salat lima waktu tepat waktu dan mengaji hingga khatam 30 juz.
Anton yang sering mengenakan sorban ini mengimbau kepada anggotanya, ketika mendengar adzan waktu salat, semua anggota khususnya yang beragama Islam diminta meninggalkan pekerjaannya selama 10 menit untuk menunaikan salat.
Sedangkan anggota yang beragama lain, diminta berkumpul di suatu tempat untuk menggelar doa sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Selain meminta anggota salat lima waktu, kapolda juga menyeleksi 30 anggota yang bisa membaca Al-Quran dengan lancar dan tartil, untuk menghatamkan Al-Quran hingga 30 juz di ruang kerjanya.
Bahkan, di polres maupun polsek lansung menindaklanjuti dengan mengadakan siraman rohani bagi para tahanan.
Polwan Berjilbab
Perwira yang saat ini mempunyai 2 bintang di pundaknya itu, mengimbau anggota polwan untuk mengenakan jilbab. Menurutnya, tujuan mengenakan jilbab untuk mengajak anggotanya ke jalan yang benar karena dengan memakai jilbab, berarti menutup aurat seorang wanita.
Namun, Anton tetap mentoleransi kepada mereka yang tidak mengenakan jilbab. "Kan ada yang disuruh, tapi tidak mau. Mungkin itu belum saatnya," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Bachrul Alam beberapa waktu lalu di Mapolda Jatim.
Perwira tinggi yang satu ini, juga berbeda dengan kapolda - kapolda sebelumnya. Semenjak menjabat sebagai Kapolda Jatim, Anton rajin melakukan pendekatan ke masyarakat dengan cara berkunjung ke masjid-masjid di Surabaya dan sekitarnya serta beberapa daerah ponpes di Jawa Timur.
Ketika melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah dan mendengar adzan, Anton beserta rombongannya langsung berhenti sejenak di masjid terdekat dan menggelar salat berjamaah. Rajinnya beribadah yang dilakukan Anton menyebabkan warga di Jawa Timur menjuluki sebagai kapolda santri.
Di setiap waktu subuh, kapolda yang dikenal religius ini, juga sering keliling ke masjid-masjid dan mengikuti salat berjamaah. Beberapa waktu yang lalu, Kapolda juga menggelar kegiatan i'tikaf di Masjid Nurul Huda, kompleks Mapolda Jatim. Setiap anggota diminta I'tikaf di Masjid Nurul Huda selama 3 hari dan tidak diperkenankan pulang. I'tikaf tersebut juga diikuti jamaah dari luar anggota Polda Jatim.
Program Quick Win
Untuk meningkatakan pelayanan masyarakat, Anton juga meluncurkan program Quick Win. Program tersebut merupakan salah satu upaya memberikan pelayanan polisi kepada masyarakat yang cepat. Quick Win itu diterapkan di Polda Jatim serta kesatuan wilayah Polwil, Polwiltabes maupun Polres dan Polresta.
Program pelayanan Quick Win dapat ditemui masyarakat di kesatuan lalu lintas yakni, Samsat Corner, SIM Corner, Samsat Drive Thrue dan Safety Riding. Dengan adanya SIM Corner, masyarakat yang ingin memperpanjang SIM-nya tidak perlu antre lama lagi. Hanya kurang lebih 30 menit, SIM perpanjangan tersebut sudah jadi.
Di kesatuaan reserse kriminal di polda dan jajaran, polisi akan menangani kasus ringan paling lama 10 hari. Kategori sedang maskimal 20 hari dan kategori berat 30 hari. DTK
Sejak menjabat pada 20 Februari 2009 lalu, Anton melakukan berbagai kebijakan dan terobosan yang berbeda dibanding kapolda-kapolda sebelumnya. Anton berupaya keras memperbaiki citra polisi dan mengedepankan unsur religinya.
Selang 3 hari menjabat sebagai kapolda, pria kelahiran Mojokerto 15 Agustus 1956 lalu langsung menelorkan kebijakan kepada seluruh anggotanya menjalankan salat lima waktu tepat waktu dan mengaji hingga khatam 30 juz.
Anton yang sering mengenakan sorban ini mengimbau kepada anggotanya, ketika mendengar adzan waktu salat, semua anggota khususnya yang beragama Islam diminta meninggalkan pekerjaannya selama 10 menit untuk menunaikan salat.
Sedangkan anggota yang beragama lain, diminta berkumpul di suatu tempat untuk menggelar doa sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Selain meminta anggota salat lima waktu, kapolda juga menyeleksi 30 anggota yang bisa membaca Al-Quran dengan lancar dan tartil, untuk menghatamkan Al-Quran hingga 30 juz di ruang kerjanya.
Bahkan, di polres maupun polsek lansung menindaklanjuti dengan mengadakan siraman rohani bagi para tahanan.
Polwan Berjilbab
Perwira yang saat ini mempunyai 2 bintang di pundaknya itu, mengimbau anggota polwan untuk mengenakan jilbab. Menurutnya, tujuan mengenakan jilbab untuk mengajak anggotanya ke jalan yang benar karena dengan memakai jilbab, berarti menutup aurat seorang wanita.
Namun, Anton tetap mentoleransi kepada mereka yang tidak mengenakan jilbab. "Kan ada yang disuruh, tapi tidak mau. Mungkin itu belum saatnya," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Bachrul Alam beberapa waktu lalu di Mapolda Jatim.
Perwira tinggi yang satu ini, juga berbeda dengan kapolda - kapolda sebelumnya. Semenjak menjabat sebagai Kapolda Jatim, Anton rajin melakukan pendekatan ke masyarakat dengan cara berkunjung ke masjid-masjid di Surabaya dan sekitarnya serta beberapa daerah ponpes di Jawa Timur.
Ketika melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah dan mendengar adzan, Anton beserta rombongannya langsung berhenti sejenak di masjid terdekat dan menggelar salat berjamaah. Rajinnya beribadah yang dilakukan Anton menyebabkan warga di Jawa Timur menjuluki sebagai kapolda santri.
Di setiap waktu subuh, kapolda yang dikenal religius ini, juga sering keliling ke masjid-masjid dan mengikuti salat berjamaah. Beberapa waktu yang lalu, Kapolda juga menggelar kegiatan i'tikaf di Masjid Nurul Huda, kompleks Mapolda Jatim. Setiap anggota diminta I'tikaf di Masjid Nurul Huda selama 3 hari dan tidak diperkenankan pulang. I'tikaf tersebut juga diikuti jamaah dari luar anggota Polda Jatim.
Program Quick Win
Untuk meningkatakan pelayanan masyarakat, Anton juga meluncurkan program Quick Win. Program tersebut merupakan salah satu upaya memberikan pelayanan polisi kepada masyarakat yang cepat. Quick Win itu diterapkan di Polda Jatim serta kesatuan wilayah Polwil, Polwiltabes maupun Polres dan Polresta.
Program pelayanan Quick Win dapat ditemui masyarakat di kesatuan lalu lintas yakni, Samsat Corner, SIM Corner, Samsat Drive Thrue dan Safety Riding. Dengan adanya SIM Corner, masyarakat yang ingin memperpanjang SIM-nya tidak perlu antre lama lagi. Hanya kurang lebih 30 menit, SIM perpanjangan tersebut sudah jadi.
Di kesatuaan reserse kriminal di polda dan jajaran, polisi akan menangani kasus ringan paling lama 10 hari. Kategori sedang maskimal 20 hari dan kategori berat 30 hari. DTK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar