1. Khashshash bin Said bin Aswad
Ada banyak versi tentang siapakah yang pertama kali membawa agama Islam ke Amerika. Salah satunya yang bisa disebut adalah Khashshah bin Said bin Aswad yang tercatat dalam sejarah pada tahun 889 masehi telah mendarat di benua itu.
Dia seorang navigator muslim yang berasal dari Qordoba, Spanyol. Sebagaimana kita ketahui, Spanyol saat itu merupakan pusat peradaban Islam di Barat, di bawah pimpinan Khilafah Bani Umayah II.
Menyeberangi lautan Atlantic, pelaut muslim ini tercatat sebagai di antara pembawa agama Islam ke Amerika, hanya terpaut 200-an tahun setelah Rasulullah SAW wafat.
2. Laksamana Ceng Ho
Selain itu sejarah juga mencatat bahwa Laksamana Ceng Ho yang beragama Islam, juga pernah mendarat di benua Amerika. Yang menarik, laksamana yang juga seorang da`i muslim ini mendarat 70 tahun lebih awal dari Colombus.
Bahkan armada dan kapal Ceng Ho jauh lebih besar dari kapal milik Colombus. Namun karena sejarah dunia ditulis oleh orang lain, maka fakta bahwa Ceng Ho mendarat lebih dahulu dari Colombus seolah lenyap di balik kebohongan nyata.
Gambar di samping menunjukkan bahwa kapal Cheng Ho memang jauh lebih besar dibandingkan kapal Colombus. Kapal ini juga tercatat pernah mendarat di nusantara, selain berdiplomasi dan berdagang, juga menyebarkan dakwah Islam.
Cheng Ho punya nama arab, yaitu Haji Mahmud Shams. Beliau adalah seorang muslim China yang lahir tahun 1371 dan wafat tahun 1433. Terkenal sebagai pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433.
3. Columbus
Selain itu juga ada catatan dari Colombus sendiri, bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat masjid dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba. Ini menunjukkan bahwa Colombus pun mengakui bahwa sudah ada sejumlah masyarakat di Amerika yang memeluk agama Islam, sebelum kedatangannya.
Colombus mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali. Mereka berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol.
Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk beribadah.
Semula Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah ketahuan niat buruknya datang di pulau itu, Colombus banyak mendapat resistensi dari penduduk setempat. Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus ditenggelamkan oleh suku Indian sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Colombus.
4. Indian Muslim
Yang menarik adalah islamnya suku-suku asli yang menghuni benua Amerika, yaitu Indian. Gambar utama tulisan ini adalah lukisan wajah seorang kepala suku Cherokee, Seqouya.
Tercatat begitu banyak bukti bahwa suku-suku itu banyak yang sudah mengenal agama Islam, seperti Apache, Cherokee, Sioux, Anasazi, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah (mirip nama mekkah Al-Mukarramah), Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni.
Begitu banyak bukti bahwa bangsa Indian sudah memeluk agama Islam. Misalnya, beberapa tulisan cherokee abad ke-7 terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan tulisan “Muhammad” dalam bahasa Arab.
Ciri lainnya adalah foto atau lukisan yang kita lihat tentang kostum yang dikenakan oleh bangsa Indian. Ternyata banyak kepala suku Indian mengenakan tutup kepala khas orang Islam, seperti sorban ini. Bahkan mereka mempunyai aksara Syllabary yang mirip aksara Arab.
Dan fakta yang tidak terbantahkan, adalah sebuah naskah perjanjian antara pemerintah Amerika dan Kepala Suku Indian Cherokee. Nashkah itu hingga kini masih tersimpan rapi di gedung Arsip Perpustakaan Nasional di ibukota Washington DC.
Yang menarik, nama kepala Suku Cherokee adalah Abdel-Khak and Muhammad Ibnu Abdullah. Jelas itu nama muslim.
Namun populasi suku Indian yang banyak menganut agama Islam menurun drastis akibat pembantaian. Salah satunya kebijakan resmi pemerintah USA berupa Indian Removal Act tahun 1830 yang memberikan izin resmi buat bangsa Eropa untuk mengusir atau membunuh bangsa Indian.
Tercatat lebih dari 70.000 orang indian di usir dari tanahnya sehingga mengakibatkan ribuan orang meninggal.
5. Muslim Afrika Amerika
Salah satu faktor penyebaran agama Islam di Amerika adalah didatangkannya ribuan budak-budak dari Afrika ke benua Amerika. Dan mereka umumnya beragama Islam. Muhammad Ali petinju legendaris adalah salah satu contoh keturunan Afrika yang tetap menjadi muslim di Amerika. Dan tidak sedikit nama mereka yang mirip dengan nama-nama Arab, seperti Karim Abdul Jabbar, sang pemain basket.
Selama tahun 1520-an telah didatangkan budak ke Amerika Utara dari Afrika. Diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa dikirim ke daerah ini atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang ada.Diperkirakan sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200 ribu jiwa budak yang didatangkan berasal dari daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam.
Menurut sensus AS tahun 2003, ada sejumlah 37,1 juta warga kulit hitam di AS, yang berarti 12,9 persen dari total populasi. New York City mempunyai rakyat kulit hitam perkotaan tertinggi pada tahun 2000 dengan jumlah 2 juta jiwa.
Malcolm X
Bicara tentang Islam di Amerika, kita tidak bisa melewatkan nama Malcolm X, tokoh Muslim dari kaum Afrika-Amerika yang ketokohannya dapat disandingkan dengan Dr. Martin Luther King.
Malcolm X dicatat sebagai orang yang berjuang menghapus segala macam diskriminasi lebih-lebih yang menimpa kaum Afrika-Amerika yang sering dikonotasikan dengan kaum negro yang terdiskriminasikan.
Malcolm menjadi orang nomer 2 di Nation of Islam setelah Elijah Muhammad, ia juga yang membuat organisasi ini menjadi besar dalam kurun waktu 1 dasawarsa. Di tahun 1952, Nation of Islam hanya beranggotakan 500 orang, tapi di tahun 1963 anggotanya berkembang pesat menjadi 25.000 orang. Malcolm juga yang mengajak petinju fenomenal, Casius Clay, bergabung dengan Nation of Islam yang kemudian mengganti namanya menjadi Muhammad Ali.
Dakwah Malcolm X semakin mantab dan lurus terutama setelah melakukan perjalanan ibadah haji atas undangan Kerajaan Saudi Arabia di tahun 1964. Malcolm berangkat ke Jeddah, Arab Saudi, untuk belajar Islam sekaligus berhaji.
Walau pun awalnya datang dalam kondisi tak berkemampuan berbahasa Arab dan pemahaman yang keliru tentang Islam, namun setelah dipertemukan dengan sumber-sumber penajar Islam yang original, Malcolm X mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama ini.
Terutamai setelah melihat jamaah haji yang berkumpul dari belahan bumi, dari berbagai ras, bangsa dan warna kulit yang semua memuji Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan.
Muhammad Ali : Petinju Legendaris
Muhammad Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.
Terinspirasi oleh Malcolm X untuk bergabung dengan Nation of Islam, dan diberi nama Muhammad Ali oleh tokoh NOI Ellijah Muhammad.
Muhammad Ali secara tegas menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Saat menentang wajib militer ke Vietnam, Ali dijatuhi hukuman lima tahun penjara, namun dia berhasil lolos dari hukuman penjara dalam keputusan sidang bandingnya. Vonis penjara ini akhirnya dibatalkan setelah tiga tahun dibacakannya vonis tersebut.
Barrack Obama
Meski banyak kalangan yang pesimis dengan kebijakan presiden Amerika Barrack Obama yang konon masih berdarah muslim, namun setidaknya naiknya Obama menjadi president USA ke-44 dan menjadi orang nomor satu disana, menjadi sangat fenomenal.
Betapa tidak, Obama adalah orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden Amerika. Sejak presiden pertama, Amerika belum pernah punya presiden dari kalangan `kulit hitam`. Dan ternyata si Obama yang anak Menteng ini masih `berbau` Islam, meski dia tegas menyatakan bukan pemeluk Islam.
Tetapi setidaknya, pidato yang disampaikan Obama di Mesir beberapa waktu yang lalu cukup memberi angin segar buat umat Islam di Amerika.
Muslim Amerika
Saat ini boleh dibilang Islam lebih banyak dipeluk oleh kalangan Afro-American ini dibandingkan dengan penduduk dari kulit putih. Apalagi dengan adanya perbedaan ras yang ternyata masih kental. Dan keberadan muslim Afro-American ini -sedikit banyak- turut mewarnai benua Amerika dengan warna Islam.
Saat ini jumlah penduduk USA diperkirakan 308 juta. Yang beragama Islam diperkirakan hanya sekitar 3 jutaan saja, atau sekitar 1%. Jumlah ini sangat minoritas, dan sayangnya rata-rata mereka hidup tertindas. Terutama setelah peristiwa runtuhnya menara WTC di tahun 2001.
Menjadi Minoritas Tertindas
Sejak itu umat Islam yang hidup di Amerika tidak tenang hidupnya, sebab sewaktu-waktu mereka bisa saja dikejar-kejar dan dimasukkan ke penjara, tanpa alasan yang jelas. Ditambah lagi hukuman dari masyarakat yang termakan oleh penggiringan opini media massa. Penderitaan mereka semakin lengkap.
Banyak serangan-serangan yang terjadi tehadap Muslim Amerika setelah kejadian itu, walaupun ini terbatas pada kelompok minoritas kecil.
Menurut survey yang dilakukan pada 2007, 53% Muslim Amerika menganggap bahwa menjadi lebih sulit menjadi seorang Muslim (di AS) setelah serangan itu.
Wanita Muslim yang menggunakan hijab/jilbab diganggu, menyebabkan beberapa wanita Muslim lebih memilih untuk tinggal dirumah, sedangkan yang lainnya untuk sementara meninggalkan praktik (pekerjaan).
Yahudi Amerika : Minoritas dan SANGAT berkuasa
Meski jumlahnya hanya sekitar 5 juta orang atau 1,6 % dari total penduduk USA, namun komunitas yahudi SANGAT berkuasa.
Hal itu karena orang-orang yahudi sangat kompak dan membangun semua unsur kekuatan secara serius. Selain membangun berbagai industri besar, mereka juga menekuni bisnis berskala international, termasuk rajin membangun jaringan industri media massa, komputer, telekomunikasi, minyak bumi, properti, hiburan, life style, sampai keurusan pertanian.
Bahkan kesadaran politik kekuatan yahudi di Amerika sangat maksimal. Dengan budaya money politik yang tinggi, yahudi selalu bersedia memodali para calon penguasa di negeri itu, dimana memang faktor kepemilikan modal uang menjadi syarat nomor satu untuk mencapai puncak kekuasaan.
Dan buat yahudi, siapa pun yang ingin mendaki puncak karir politik, selalu ada dana dan modal yang bisa digelontorkan tanpa batasan. Yang penting, politik kebijakan rezim itu harus sangat pro kepentingan yahudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar