Surga dalam keimanan seorang muslim adalah tempat persinggahan abadi di kehidupan akhirat. Bangunannya terbuat dari perak dan emas, adukannya dari minyak kesturi, kerikilnya mutiara dan batu permata, dan debunya dari za’faran.
Surga mempunyai delapan pintu. Setiap pintu lebarnya sejauh tiga hari perjalanan. Surga terdiri dari seratus tingkatan, jarak antara satu tingkat dan tingkat lainnya laksana jarak antara langit dan bumi. Tingkatan yang paling tinggi adalah Firdaus. Dari Firdaus inilah mengalir sungai-sungai di surga. Atap surga Firdaus ini adalah ‘Arasy (singgasana) Ar-Rahman.
Sungai-sungai surga adalah madu, susu, arak, dan air yang mengalir tanpa arus. Orang mengalirkannya sekehendak hatinya. Pohonnya tiada pernah berhenti berbuah, dapat dipetik dari dekat dan mudah.
Di dalam surga ada tenda berongga yang terbuat dari mutiara, lebarnya enam puluh mil. Pada setiap sudut ada penghuninya, yang mereka itu mulus tubuhnya, tidak berbulu, tidak berkumis, dan mata mereka seolah-olah memakai celak. Kemudaan mereka tetap terjaga, pakaian mereka juga tidak hancur. Mereka tidak buang air kecil maupun buang air besar, tidak juga kotor menjijikkan. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka wangi bagaikan minsyak kesturi. Bidadari surga semuanya cantik jelita, perawan, penuh cinta kasih dan umur mereka sebaya.
Penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah orang-orang yang berangan-angan sesuatu lalu diberi sepuluh kali lipat dari angan-angannya itu. Para pelayan surga adalah anak-anak muda yang tetap muda. Mereka bagaikan mutiara yang bertaburan. Adapun nikmat surga yang paling agung adalah melihat Allah SWT.
Rupa penghuni surga tidak bisa digambarkan dengan rupa penduduk bumi. Tubuh-tubuh penghuni surga mulus, tidak berbulu, tidak berkumis, dengan kelopak mata indah seolah memakai celak. Mereka tidak pernah tua dimakan usia, selalu muda dan segar. Pakaian mereka tidak pernah lekang oleh waktu. Tiada pernah buang air kecil maupun besar. Mereka senantiasa bersih dan rupawan.
source : http://usahatasiman.blogspot.com/2009/11/surga-dalam-keimanan-islam-2
Surga mempunyai delapan pintu. Setiap pintu lebarnya sejauh tiga hari perjalanan. Surga terdiri dari seratus tingkatan, jarak antara satu tingkat dan tingkat lainnya laksana jarak antara langit dan bumi. Tingkatan yang paling tinggi adalah Firdaus. Dari Firdaus inilah mengalir sungai-sungai di surga. Atap surga Firdaus ini adalah ‘Arasy (singgasana) Ar-Rahman.
Sungai-sungai surga adalah madu, susu, arak, dan air yang mengalir tanpa arus. Orang mengalirkannya sekehendak hatinya. Pohonnya tiada pernah berhenti berbuah, dapat dipetik dari dekat dan mudah.
Di dalam surga ada tenda berongga yang terbuat dari mutiara, lebarnya enam puluh mil. Pada setiap sudut ada penghuninya, yang mereka itu mulus tubuhnya, tidak berbulu, tidak berkumis, dan mata mereka seolah-olah memakai celak. Kemudaan mereka tetap terjaga, pakaian mereka juga tidak hancur. Mereka tidak buang air kecil maupun buang air besar, tidak juga kotor menjijikkan. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka wangi bagaikan minsyak kesturi. Bidadari surga semuanya cantik jelita, perawan, penuh cinta kasih dan umur mereka sebaya.
Penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah orang-orang yang berangan-angan sesuatu lalu diberi sepuluh kali lipat dari angan-angannya itu. Para pelayan surga adalah anak-anak muda yang tetap muda. Mereka bagaikan mutiara yang bertaburan. Adapun nikmat surga yang paling agung adalah melihat Allah SWT.
Rupa penghuni surga tidak bisa digambarkan dengan rupa penduduk bumi. Tubuh-tubuh penghuni surga mulus, tidak berbulu, tidak berkumis, dengan kelopak mata indah seolah memakai celak. Mereka tidak pernah tua dimakan usia, selalu muda dan segar. Pakaian mereka tidak pernah lekang oleh waktu. Tiada pernah buang air kecil maupun besar. Mereka senantiasa bersih dan rupawan.
source : http://usahatasiman.blogspot.com/2009/11/surga-dalam-keimanan-islam-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar