Ash-Shaum merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang memiliki
keutamaan yang sangat tinggi, serta memiliki berbagai faidah dan hikmah
sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam
tafsirnya tatkala menjelaskan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(
البقرة: ١٨٣
”Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian
ash-shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kalian bertaqwa.” [Al-Baqarah : 183]
Diantaranya :
1. Ash-shaum adalah salah satu sebab terbesar yang mengantarkan seseorang menuju taqwa.
[1]) Sedangkan taqwa itu akan mendorong orang yang menjalankan ibadah
shaum untuk meninggalkan berbagai larangan Allah Ta’ala, baik berupa
minuman, makanan, dan jima’ (hubungan suami-istri) dan beberapa larangan
sejenisnya yang disukai oleh hawa nafsu, dan shaum dilakukan dalam
rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala dengan
mengharapkan balasan di sisi-Nya.
2. Orang yang menjalankan ibadah shaum melatih jiwanya agar senantiasa merasa diawasi oleh Allah (muroqobatullah) sehingga
dia meninggalkan kemauan hawa nafsunya meskipun mampu menurutinya,
sebab dia mengetahui adanya pengawasan Allah Ta’ala terhadap dirinya.
3. Ash-shaum dapat mempersempit ruang gerak syaithan karena ia masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah. ([2])
4. Ash-shaum akan melemahkan kekuatan syaithan, sehingga orang tersebut semakin terjauhkan dari kemaksiatan.
5. Orang yang menunaikan
ash-shaum, mayoritasnya akan melakukan banyak ketaatan dan itu merupakan
bagian dari ketaqwaan kepada Allah Ta’ala
6. Terkhusus bagi orang kaya
bila merasakan pedihnya lapar karena ash-shaum maka akan muncul dalam
dirinya kepedulian kepada fuqara`, dan hal ini juga merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah Ta’ala. ([3])
Asy-Syaikh Al-’Utsaimin ketika ditanya tentang hikmah ash-shaum,
beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab antara lain : bahwa
ash-shaum mememiliki beberapa hikmah dalam hal sosial kemasyarakatan,
antara lain munculnya perasaan di tengah-tengah kaum muslimin bahwa
mereka adalah umat yang satu, makan dan bershaum di waktu yang sama.
[4])
Asy-Syaikh Alu Bassam dalam Taudhihul Ahkam ([5]) menyebutkan hikmah lain dari ibadah ash-shaum, di antaranya :
1. Mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah dan mengingat berbagai nikmat-Nya.
2. Memiliki manfaat kesehatan, yaitu memberikan kesempatan pada alat pencernaan untuk istirahat.
———————————–
[1] Oleh karena itu, kalau kita perhatikan dengan seksama ayat
pertama yang padanya Allah memerintahkan kaum mu`minin untuk bershaum
diakhiri dengan penyebutan tujuan tersebut, yaitu ayat ke-183 surat
Al-Baqarah, Allah berfirman :
)لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Agar kalian bertaqwa”
Begitu pula Allah mengakhiri ayat terakhir tentang perintah ash-shaum
ini dengan penyebutan tujuan tersebut pula, yaitu ayat ke-187 surat
Al-Baqarah, Allah berfirman :
لَعَلَّهُمْ تَتَّقُونَ “Agar mereka bertaqwa”
[2] Dari Shafiyyah radiyallahu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرى الدَّم
“Sesungguhnya Syaithan berjalan dalam tubuh manusia sesuai dengan aliran darahnya.” [HR. Al-Bukhari 2035, 2038, 2039, 3101, 3281, 6219, 7171; Muslim 2175]
[3] Tafsir As-Sa’di tafsir Al-Baqarah ayat 183..
[4] Lihat Fatawa Ash-Shiyam karya Asy-Syaikh Al-’Utsaimin hal. 24. lihat pula Fatawal-’Ulama`il-BaladilHaram hal. 277.
[5] Taudhihul Ahkam (3/123)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar