(Oleh: Ustadz Muhammad Arifin Ilham)
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Keimanan merupakan kekuatan yang mampu menyangga dan menyelamatkan 
hidup seorang hamba. Keimanan pulalah yang bisa mengantarkan seseorang 
berbenam kebaikan, perbaikan, dan kesuksesan. Kekuatan sebuah bangsa pun
 ternyata karena keimanan penduduknya.
Jika dalam pandangan mata kepala atau mata pikiran, kita terlampau 
percaya bahwa kekuatan terdahsyat saat ini adalah persenjataan 
supercanggih bernama rudal dan nuklir, dalam pandangan mata hati 
kekuatan terbesar itu tidak lain adalah kekuatan iman. Yakni beriman 
kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya iman.
Rudal dan bom nuklir boleh jadi menjadi ukuran kekuatan sebuah 
negara. Negara dengan kepemilikan keduanya akan menjadi negara yang 
disegani. Namun sekali lagi, hakikat kekuatan bukan nuklir, melainkan 
keimanan. Karena keimanan adalah kekuatan yang didukung oleh Yang 
Mahakuat, Allah SWT.
Israel memiliki senjata nuklir. Namun, negara Yahudi itu tidak mampu 
menghadapi kekuatan iman para pejuang Palestina. Israel kesulitan 
mencari cara menghadapi aksi-aksi bom syahid (‘amaliyah istisyhadiyah). 
Alhasil, senjata nuklir menjadi tidak ada artinya di hadapan kekuatan 
iman kaum Muslim Palestina.
Dengan kekuatan iman, umat Islam Indonesia mampu mengusir tentara 
penjajah Belanda. Pekikan takbir yang digemakan Bung Tomo tahun 1945, 
mampu menangkis serangan besar-besaran penjajah Belanda. Terbuktilah 
sudah bahwa kekuatan iman menghadirkan pertolongan Allah SWT yang tidak 
mampu dicegah oleh siapa pun dan oleh kekuatan apa pun.
Maka itu, perkuat persenjataan iman kita, diantaranya dengan sering 
hadir di majelis-majelis taklim dan zikir, mentadaburi Al Quran, qiyamul
 lail, menjaga shalat berjamaah, dan jalinlah silaturahim serta ukhuwah.
Yakinlah, kekuatan iman mendorong seseorang mampu membaca situasi 
dengan benar. Kekuatan iman membuat pemiliknya mampu membaca tipu-daya 
musuh-musuh Allah terhadap umat Islam. Kekuatan iman pula yang menjadikan sesesorang tidak takut kepada siapa pun dan apa pun selain Allah SWT.
Kekuatan iman akan mendorong seseorang menjadi tabah, ikhlas, dan 
sabar dalam menghadapi musibah. Nabi Ayub dengan sakit “aneh” yang luar 
biasa, kekayaan yang ludes, istri yang meninggalkannya serta anak-anak 
yang diwafatkan, belum penghinaan dan pencibiran umat, tetap sabar 
karena kekuatan iman di hatinya. Bilal bin Abi Rabbah dengan lisan 
“Ahad”, dihimpit batu besar yang panas di tengah teriknya matahari, 
akhirnya menuai kebebasan dan kemuliaan; karena kekuatan iman yang 
bersemayam kuat di hatinya.
Sekali lagi, kekuatan iman akan membangkitkan selera taat, 
mengobarkan semangat jihad, sekaligus tetap bersyukur saat dipenuhi 
nikmat, terjaga tangannya untuk terus berinfak, dan istikamah berbuat 
sesuatu untuk syiar dan tegaknya kalimat tauhid.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan 
kalimat yang baik (kalimat tauhid) seperti pohon yang baik, akarnya 
kuat, dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya 
pada setiap musim dengan seizin Rabb-nya…” (QS Ibrahim [14]: 24-25).
Wallahu a’lam.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar