Jumat, 04 Oktober 2013

Manfaat Dakwah Untuk Diri Sendiri

Telinga kita, yang paling dekat ke mulut kita. Jadi, segala sesutu yang keluar dari mulut kita. Telinga kitalah yang pertama kali mendengar. Efek dari dakwah yang kita buat pertama kali buat kita bukan untuk orang lain.

Kalau mencuci baju yang pertama kali bersih adalah tangan kita. Baju belum tentu bersih tetapi tan...gan kita sudah bersih. Dakwah yang kita buat pun begitu yang pertama kali diperbaiki Allah SWT adalah diri kita. Didalam Al Qur’an tidak ada jaminan kalau kita buat dakwah kepada orang lain maka dia akan dapat hidayah tetapi yang ada jaminan. Kalau kita buat dakwah amalan kita akan diperbaki oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. (QS. Al Ahzab 70-71)

“Perkataan yang benar” dalam ayat ini maksudnya dakwah. Jadi barangsiapa yang buat dakwah “Niscaya” Allah SWT akan memperbaiki amal-amalnya. Jadi. Ada penekanan kata atau jaminan dari Allah SWT “Niscaya” ini sebauh kata kepastian.

Satu orang penjual sate, berpikir kalau saya tidak jualan sate maka orang dikampung ini tidak makan sate. Perlu diingat masih banyak penjual sate yang lainnya. Manfaat yang pertama kali diterima tukang sate adalah untuk dirinya sendri buakn untuk orang lain. Dia akan mendapat keuntungan dari jualan sate dan bisa menghidupi keluarganya.

Jangan kita sampai berpikiran kalau saya tidak buat dakwah orang kampung tidak dapat hidayah. Padahal masih banyak orang lain yang siap dipilih Allah SWT untuk buat dakwah dan manfaat yang sesungguhya adalah untuk kita. Diperbaiki amalan-amalan kita.

Bukti nyata dilapangan sudah banyak dulunya preman sekarang sudah berubah menjadi satu orang dai. Diperbaiki amalannya. Dulu tukang minum dan zina setelah kenal usaha dakwah diperbaiki amalannya oleh Allah SWT. Karena itu janji Allah SWT kepada siapa saja yang buat dakwah.

Allah SWT berfirman : Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. (QS. Al Insaan 20)

Allah SWT berjanji akan memberikan kerajaan yang besar. Yang mengatakan besar itu Allah SWT. Kalau Allah yang mengatakan besar kita tidak akan sanggup untuk membayangkannya. Padahal dunia ini kecil dalam pandangan Allah SWT hanya sebelah sayap nyamuk.

Allah SWT berfirman : Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. As Sajdah 32)

Bisakah kita membayangkang azab yang besar dari Allah SWT.

Mike Tyson mengatakan kepada kita, ku tumbuk kau nanti. Kita sudah bisa membayangkan. Mungkin kita bisa langsung pingsan atau langsung mati. Tetapi bagaman pula kalau Allah SWt yang mengatakan, ku tumbuk kau nanti. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana dahsyatnya.

Begitu jugalah dengan janji Allah SWT, kita diberi kerajaan yang besar yang mengatakan besar itu yang maha besar juga.

Selain Allah SWT memperbaiki diri kita kita juga dapat mengambil manfaat dari orang yang kita ajak. Mendapat pahala yang sama seperti orang yang kita ajak.

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap yang ma`ruf adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan jalan kepada kebaikan (akan mendapat pahala) seperti pelakunya” (HR. Bukhari Muslim)

Dari Abu Hurairah "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk niscaya untuknya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, hal itu tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." (HR. Muslim)

Semua makhluk yang ada dipermukaan bumi ini bersyalawat dan memohonkan ampun kepada orang-orang yang buat usaha dakwah. Para malaikat, penghuni langit dan bumi, hingga semut di lobangnya dan ikut mengucapkan shalawat.

"Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, hingga semut di lobangnya dan ikut mengucapkan shalawat kepada yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (HR. at-Tirmidzi)

Dan bukan hanya sampai disitu ketika kita mati, pahalanya pun akan terus mengalir bagaikan aliran air bah kepada kita. Itulah ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain itulah dakwah.
"Apabila manusia meninggal dunia terputusnya amalnya kecuali dari tiga perkara: sedakah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya." HR. Muslim.

Jadi usaha dakwah ini adalah sarana untuk memperbaiki diri kita bukan memperbaiki orang lain. Karena dakwah itu sendiri paling banyak manfaatnya untuk kita. Semakin banyak kita berkorban maka sejauh itulah Allah SWt akan perbaiki diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar