Seorang
badui menawarkan diri kepada Rasulullah saw. dalam perjalanan untuk
memegang tali kekang unta beliau. Kemudian orang itu berkata:"
Wahai Rasulullah , beritahukan kepadaku apa yang dapat mendekatkanku
kepada surga dan menjauhkanku dari neraka ?. Nabi saw. tidak segera
menjawab. Beliau memandang para sahabat, seraya bersabda: "Ia
benar-benar mendapat petunjuk" . Kemudian beliau bertanya kepada
orang tersebut: Apa yang engkau tanyakan? Orang itu pun mengulangi
perkataannya. Lalu Nabi saw. bersabda: "Engkau beribadah kepada
Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat,
menunaikan zakat dan menyambung tali persaudaraan. . (Shahih Muslim )
Hadits
diatas menjelaskan kepada kita bahwa syarat untuk masuk surga itu
begitu mudah dan ringan . Hanya beribadah kepada Allah, tidak
berlaku syirik, mendirikan sholat, zakat dan menyambung tali
silaturahim.
Tetapi
ingat bahwa Allah SWT akan menguji kita semua apakah kita layak
masuk surga ? Sebab Allah telah memberi izin kepada syetan untuk
menggoda manusia.
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi?(QS Al Ankabut : 2)
|
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا
آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
|
Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus,
|
قَالَ
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ
لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
|
kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,
dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).(QS Al Araaf : 17)
|
ثُمَّ
لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ
وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ
أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
|
Oleh
karenanya akan banyak orang yang imannya sedikit demi sedikit akan
menipis , rontok dan akhirnya mati dalam keadaan su'sul khatimah.
Sebagaimana Imam Ibnu Athoillah yang pernah pernah berujar,
"Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis
sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak
tersisa".
Ada
beberapa kisah yang dapat kita jadikan pelajaran bagi kita semua. :
- Kisah seseorang yang rajin ibadah .
Kisahnya
seseorang yang awalnnya nampak begitu rajin beribadah, saat shalat
tak lepas dari linang air mata, shalat tahajud pun tak pernah putus,
bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke mesjid.
Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang.
Karenanya diantara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar
utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, ALLOH Azza wa Jalla,
Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun
berkenan melunasi utang rekan tersebut.
Sayangnya
begitu utang terlunasi doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya
untuk beribadah. Biasanya kehilangan shalat tahajud menangis
tersedu-sedu, "Mengapa Engkau tidak membangunkan aku, ya
ALLOH?!", ujarnya seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan
tahajud tertinggal justru menjadi senang karena
jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasanya sudah menuju
mesjid, tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika azan.
Hari berikutnya ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada
besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga
akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja.
Begitupun
untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk mesjid shalat sunat
tahiyatul mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi
shalat rawatib. Tapi sekarang saat datang lebih awal pun malah
pura-pura berdiri menunggu iqamat, selalu ada saja alasannya. Sesudah
iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru
shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok,
bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya
tidak terlambat dua kali. "Kalau datang terlambat, maka ketika
pulang aku tidak boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!"
Pikirnya.
Saat
akan shalat sunat rawatib, ia malah menundanya dengan alasan nanti
akan di rumah saja, padahal ketika sampai di rumah pun tidak
dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh dirinya, ternyata
pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis
ta'lim yang biasanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja
dikejar, sayangnya akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang.
Ketika
zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang
diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama sekali bak gayung tak
bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia,
masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, seringkali pula selalu
ada alasan untuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi
kering, tidak lagi memancarkan keuatan ruhiah, tidak ada sentuhan,
inilah tanda-tanda hati mulai mengeras.
Kalau
kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu, maka inilah
tanda-tanda sudah tercerabutnya taupiq dari-Nya. Akibat selanjutnya
pun mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong,
kata-katanya menjadi kasar, mata jelalatan tidak terkendali, dan
emosinya pun mudah membara. Apalagi ketika ibadah shalat yang
merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat
dilakukan, kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain
nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan
hilang keyakinannya kepada ALLOH. Inilah yang disebut suul khatimah
(jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya
seperti ini. ***
- Kisah seorang wanita muda.
Kisah
seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan
dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya
tidak tahu entah kemana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa
ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid.
Ditolonglah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik
bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walau tidak jelas
siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang
bayi mungil.
Sayangnya,
sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi.
Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika
dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lagi.
Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa
ada pria yang mau bertanggung jawab.
Lalu
ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata aqidahnya beda. Si orang
yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan
harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam
hatinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku
akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata ALLOH menentukan lain,
saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput,
meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah. ***
- Kisah dari Imam Al Ghajali.
Suatu
ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di
sebuah menara tinggi di samping mesjid. Kebetulan di samping mesjid
itu adapula sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga
non-muslim, diantara anak-anak keluarga itu ada seorang anak
perempuan berparas cantik yang sedang berangkat ramaja.
Tiap
naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang
muazin selalu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika
turun dari menara. Seperti pepatah mengatakan "dari mata rurun
ke hati", begitulah saking seringnya memandang, hati sang muazin
pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bahkan saat azan
yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya malah
khusyu memikirkan anak gadis itu.
Karena
sudah tidak tahan lagi, maka sang muazin ini pun nekad mendatangi
rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk melamarnya. Hanya
sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, apalagi
jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon
suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. "Selama engkau
masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku ijinkan
anakku menjadi istrimu" ujar si Bapak, seolah-olah memberi
syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terlebih
dulu.
Berpikir
keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis
ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga
akhirnya di hatinya terbersit suatu niat, "Ya ALLOH saya ini
telah bertahun-tahun azan untuk mengingatkan dan mengajak manusia
menyembah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula
memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon
beberapa saat saja ya ALLOH, aku akan berpura-pura masuk agama
keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan
kembali masuk Islam". Baru saja dalam hatinya terbersit niat
seperti itu, dia terpeleset jatuh dari tangga menara mesjid yang
cukup tinggi itu. Akhirnya sang muazin pun meninggal dalam keadaan
murtad dan suul khatimah. ***
Kalau
kita simak dengan seksama uraian-uraian kisah di atas, nampaklah
bahwa yang paling sulit itu mempertahankan keimanan .Sehingga yang
harus kita perhatikan adalah bagaimana caranya untuk mempertahankan
keimanan sehingga kematian kita menjadi khusnul khatimah.
Ada
beberapa kiat untuk mempertahankan keimanan kita :
- Sering-seringlah mengingat kematian.
Dalam
hal ini Rasulullah SAW telah mengingatkan para sahabatnya untuk
selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah
keluar menuju mesjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum
yangsedang mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, "Ingatlah
kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau
kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa
sedikit dan banyak menangis."
Dan
ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang
kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya dimana saja dan kapan
saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu
hanya yang bermanfaat. Begitupun ketika misalnya, mendengarkan musik
ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saja,
seperti nasyid-nasyid Islami atau bahkan bacaan Al Quran yang
mengingatkan kita kepada ALLOH Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun
malaikat Izrail datang menjemput saat itu, alhamdulillah kita sedang
dalam kondisi ingat kepada ALLOH. Inilah khusnul khatimah.
2
.Menyadari bahwa dunia adalah tempat ujian.
Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.(QS Al Mulk :2)
|
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
|
3.
Takut akan adzab Allah.
Azab
yang paling ringan di neraka pada hari kiamat ialah dua butir bara
api di kedua telapak kakinya yang dapat merebus otak. (HR.
Tirmidzi)
Hadis
riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, kemudian seorang penyeru berdiri di antara mereka dan berseru: Wahai ahli surga, tidak ada kematian. Wahai ahli neraka, tidak ada kematian. Masing-masing kekal abadi di tempatnya. (Shahih Muslim No.5088)
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, kemudian seorang penyeru berdiri di antara mereka dan berseru: Wahai ahli surga, tidak ada kematian. Wahai ahli neraka, tidak ada kematian. Masing-masing kekal abadi di tempatnya. (Shahih Muslim No.5088)
- Selalu merindukan surga.Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt berfirman: "Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (Mutafaq'alaih)Rosulalah saw. bersabda: Sesungguhnya rombongan yang pertama kali memasuki surga itu bagaikan bulan purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang terang-benderang di langit. Masing-masing mereka berpasangan dua orang yang sumsum betisnya terlihat dari dalam daging dan di dalam surga tidak ada seorang pun yang tidak berpasangan. (Shahih Muslim No.5062)Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya seorang mukmin mempunyai sebuah kemah di dalam surga yang terbuat dari satu mutiara yang berlubang, panjangnya enam puluh mil, dan orang seorang mukmin juga memiliki keluarga di dalamnya yang akan ia kunjungi padahal sebagian mereka tidak pernah melihat sebagian yang lain. (Shahih Muslim No.5070)Wallahu alamsource : Sopiana Hudri - Masjid Al Muhajirin PT CERES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar