Beragam
media dan cara dalam berdakwah memiliki kelebihan masing-masing. Ada
yang lebih sesuai dengan menggunakan teknologi, ada dengan cara lisan,
ada dengan tulisan dan berbagai cara lainnya.
Alim ulama menggolongkan sasaran dakwah secara umum terdiri dari dua golongan, yaitu:
1. Orang-orang yang sudah ada minat ...terhadap agama
2. Orang-orang yang sama sekali belum ataupun kurang berminat terhadap agama.
Bagi orang-orang yang sudah ada
rasa tertarik dan minat terhadap agama, maka bagi mereka tidak ada
masalah yang terlalu dikhawatirkan. Apapun media yang menyampaikan
agama dan mereka dapat mengambil manfaat pelajaran darinya, pasti
mereka akan bersegera mencarinya.
Dan tidak dapat dipungkiri
bahwa kebanyakan orang-orang yang mau mendengarkan dakwah melalui
kaset, buku, majelis ta’lim, cd dan sebagainya, hanyalah orang-orang
yang sudah ada minat di dalam hatinya terhadap agama. Namun sayangnya,
orang-orang jenis ini sangat minoritas jumlahnya.
Sedangkan
bagi orang-orang yang belum ada minat atau kurang tertarik terhadap
agama, media dakwah apapun yang sudah tersedia dengan mudah, ternyata
tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, karena memang mereka tidak berminat
sama sekali terhadap agama. Mereka lebih memilih kaset-kaset dan
cd-cd musik, buku-buku komik, dan majelis-majelis lali daripada yang
berbau agama.
Mari kita perhatikan; Siapakah
yang mau mendatangi majelis-majelis agama? Siapakah yang mau
mendengarkan acara-acara agama di radio dan TV? Siapakah yang mau
membeli buku-buku agama? Siapakah yang mau membeli kaset-kaset agama?
Jawabannya adalah mereka yang sudah ada rasa minat dan ketertarikan terhadap agama.
Sedangkan
milyaran manusia di luar sana, sama sekali belum tergerak hati mereka
untuk berminta kepada agama, bahkan tidak sedikit diantara mereka
yang sama sekali tidak mengenal apa itu agama.
Oleh
sebab itu, Jamaah Tabligh bergerak tidak hanya kepada orang-orang
yang sudah ada minat terhadap agama, namun lebih besar perhatiannya
adalah orang-orang yang memang tidak ada minat terhadap agama, bahkan
kepada mereka yang tidak peduli sama sekali dengan ajaran-ajaran agama.
Orang-orang yang berminat terhadap agama telah tumbuh subur
dimana-mana. Dan mereka tidak kekurangan pembimbing serta da’i-da’i
yang menanganinya. Tetapi untuk mencari da’i-da’i yang bersedia terjun
tanpa pamrih ke lapangan menemui orang-orang yang tidak ada minat
sama sekali terhadap agama, bahkan membenci agama, sangatlah sulit dan
sedikit sekali.
Sedangkan pada zaman yang
semakin rusak ini, semakin banyak jumlah orang-orang yang tidak
memperdulikan agama. Pemurtatan dimana-mana, kemungkaran bertambah
merajalela, kejahilan dan kelalaian merasuk ke setiap sisi kehidupan
umat. Maka siapakah yang akan menjumpai, dan membujuk, merayu serta
menuntun mereka kepada agama?
Alhamdulillah, dengan cara
mendatangi rumah-rumah mereka dan bersilaturrahmi kepada orang-orang
tersebut, maka banyak manfaat dan perubahan besar yang dapat diraih.
Mereka memang harus didatangi, tidak bisa kita menunggu mereka
bertaubat dulu, ataupun sadar sendiri dan berinisiatif sendiri
terhadap agama. Tidak sedikit dengan melalui kunjungan silaturrahmi ke
rumah-rumah, menyadarkan mereka dari kelalaian mereka selama ini.
Kejadian dan kisah-kisah nyata mengenai hal ini tidak terhitung
banyaknya. Jutaan orang telah bertaubat dan merubah kehidupan mereka
180 derajat, dari kegelapan menuju hidayah yang terang benderang.
Janganlah melihat kepada orang
yang sudah memahami usaha ini dan telah mengakuinya, tetapi
pikirkanlah berapa juta manusia yang masih belum memahaminya, yang
sampai sekarang belum kita sampaikan kepada mereka tentang kebesaran
Allah. Dan berapa banyak orang yang sudah mengenal usaha ini, namun
belum mau mengambil kerja ini. Ini semua disebabkan kelemahan kita.”
Diantara hikmah yang terbesar
dari mendatangi rumah-rumah, selain hikmah dakwah yang diatas adalah
hidupnya amalan sunnah sillaturrahmi karena Allah yang sangat besar
manfaatnya.
Walaupun pada
perkembangan zaman yang semakin canggih, dimana hubungan dapat
dilakukan melalui alat-alat komunikasi, seperti telepon dan
sebagainya, namun didalam silaturrahmi yang dilakukan secara langsung
berkunjung, bertemu muka dengan muka, memiliki kekuatan dan keuntungan
yang jauh besar daripada jika dilakukan melalui alat komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar